Kapten Mitra Kukar itu memang menjadi perhatian utama Aremania. Meski sudah tak berbaju Arema Cronus, namun sosok Zulkifly tetap menjadi idola karena pernah membawa Singo Edan mencapai prestasi puncak dengan meraih gelar ISL 2009/10 silam.
Pemain yang menempati posisi bek kanan tersebut mengaku sempat grogi ketika berada di lapangan. Kenangan bersama Arema pun melekat erat pada pria kelahiran Makassar tersebut.

"Setiap pegang bola, mereka menyoraki saya. Sempat grogi juga karena teringat dulu penonton selalu penuh setiap kali bermain bersama Arema di sini (Stadion Kanjuruhan)," Zulkifly Syukur menuturkan.
Dia pun memaklumi reaksi suporter yang terus menyorakinya sepanjang pertandingan. Sorakan itu dianggapnya sebagai rasa kangen melihatnya kembali berlaga di stadion kandang Arema sejak 2006 tersebut.

Pertandingan semifinal PJS kemarin adalah untuk kedua kalinya ia berlaga di Kanjuruhan, setelah memilih keluar dari Arema empat musim lalu.
Pada 2012, ia bersama Noh Alam Shah kembali mendapat perhatian serupa dari Aremania ketika berlaga dengan seragam Persib Bandung.
"Yang jelas, saya senang setiap kali kembali ke sini. Banyak kenangan yang tak terlupakan meski sudah memperkuat tim lain," lanjut pemain yang ikut membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up di Piala AFF 2010 itu.