Iman diketahui sempat memiliki saham sebesar 20 persen di Leicester pada tahun 2011 silam. Sayang setahun kemudian, ia melepaskan keseluruhan sahamnya.
"Ya tahun 2011 saya sempat ada saham 20 persen dan saya sempat masuk jajaran direksi. Namun hanya setahun saya lepas," jelas Iman kepada INDOSPORT.
Ia menjelaskan awal niat memiliki saham di klub berjuluk The Foxies ini untuk membuka jalan bagi pemain muda Indonesia berlaga di kancah internasional. Sayang banyaknya kendala membuat impiannya itu sirna.
"Alasan saya melepas saham simple. Dulu kita mau ambil konsorsium memang karena ingin menjadikan Leicester sebagai training ground pemain muda Indonesia. Yang nantinya bisa berlaga di kancah internasional," jelas Imam.
"Tapi banyak kendala, salah satunya masalah Visa. Kita tahu Inggris sangat sulit untuk mengeluarkan Visa dan itu membuat usaha kita tidak maksimal," beber Imam.
Iman memang sempat membawa pemain muda selepas Yogoi Rahardian dan Maldini Pali untuk berlatih di sana. Namun keterbatasan tersebut yang membuat pemain muda ini tidak dapat berlatih maksimal.
"Sekarang masa, pemain kita per tiga bulan kembali untuk urus Visa. Jadi kalau bulak-balik impact dan hasilnya tak maksimal," kata Imam.
"Selain masalah Visa, peringkat ranking kita juga berpengaruh. Saat itu rangking FIFA ita di angka 140. Sementara untuk main di Inggris harus di atas 75," tutup Imam.
Beberapa hal ini yang menjadi dasar pertimbangan Iman melepaskan saham kepemilikannya di Leicester. Meski sudah tak memiliki saham, Iman mengaku masih sangat menaruh cinta kepada Leicester.