Sejak kedatangannya ke Chelsea menjadi suksesor sementara Jose Mourinho di bulan Desember lalu, Guus Hiddink memang menyatakan dirinya tidak akan menjadi pelatih permanen The Blues di musim depan, terlepas sukses atau tidaknya pencapaian tim yang ia tangani kala itu.
Menariknya belum lama ini ia mengatakan kepada Fox Sports jika dirinya memilih bertahan dengan klub yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut.
Namun, Hiddink menepati janjinya untuk tidak melatih Chelsea ataupun menjadi asisten Antonio Conte di musim depan. Ia memilih untuk menjadi tim penasihat dan siap membantu Conte terutama dalam pengembangan pemain muda dari akademi Chelsea.
Antonio Conte, pelatih Chelsea 2016/17.
“Anda sering melihat jika pemain muda itu selalu kesulitan dapat menembus tim inti, anda harus memudahkan langkah mereka dengan memberikan jam terbang. Jika tidak semangat mereka bisa habis, saya sudah membuktikannya pada Bertrand Traore dan Ruben Loftus-Cheek, tetapi hal itu (beri jam terbang pemain muda) harus lebih sering,” ujarnya.
Ya, sejak menangani Chelsea pada tanggal 19 Desember 2015 lalu hingga berakhirnya musim 2015/16, Hiddink cukup banyak memberikan kepercayaan kepada pemain muda dari akademi The Blues untuk bermain di tim senior.
Ruben Loftus-Cheek (kiri) dan Bertrand Traore, dua pemain muda dari akademi Chelsea yang sering dimainkan Guus Hiddink.
Nama penyerang Bertrand Traore dan Ruben Loftus-Cheek memang lebih sering tampil karena memang keduanya secara cepat dapat beradaptasi dengan para pemain senior.
Sementara pada pertandingan di akhir musim, ia juga mempromosikan sekaligus debut tim senior lagi kepada pemain muda Chelsea lainnya, seperti Tammy Abraham dan pemain muda terbaik di akademi klub, Fikayo Tomori.