Nama Fardy memang tidak sementereng Irfan di dunia sepakbola Indonesia. Hal itu terjadi lantaran keduanya hidup di bidang yang berbeda.
Fardy merupakan pria yang bergelut sebagai manajer pemain, sedangkan Irfan adalah salah satu pemain sepakbola ternama di Indonesia.
Perjalanan karier sepakbola Irfan juga dipengaruhi oleh jerih payah Fardy yang mempromosikan adiknya ke klub-klub di Belanda, salah satunya FC Utrecht pada 2007.
Menariknya, hal itu juga jadi pengiring kelancaran karier Fardy dalam mencari bakat-bakat lokal dan internasional untuk selanjutnya ditawarkan ke klub-klub asal Belanda.

Ia juga tercatat sudah bergabung dengan Prime Sportbusiness selaku perusahaan agen pemain di Belanda. Fardy masuk ke dalam tim tersebut sejak 2004.
Bersama Prime, Fardy banyak berperan aktif dalam mengurus semua negosiasi dan kontrak dengan klub untuk pemain-pemain muda.
Bahkan, sejauh ini banyak pemain muda yang ia fasilitasi bersama Prime Sport Business masuk skuat timnas Belanda di kategori U-19 hingga U-23. Salah satunya adalah bek FC Twente yang bernama Hidde ter Avest.

Peran Fardy dalam memasarkan pemain tentu bisa jadi awal baik bagi pesepakbola Indonesia. Mereka yang punya skill mumpuni bisa saja dipromosikannya ke klub-klub luar negeri dengan iklim sepakbola yang lebih baik, seperti halnya Irfan di Jepang dengan klub Consadole Sapporo.