John Kennerth Hilton hampir saja bergabung dengan Ajax Amsterdam, beberapa waktu lalu. Bakat yang dimiliki Hilton membuat kubu Ajax sangat tertarik untuk memakai jasanya di tim junior.
Sayang, niatan Ajax untuk memenangkan bakat pemain asal Amerika Serikat ini urung terjadi. Pasalnya, FIFA mengetahui ada pelanggaran administrasi terkait kesepakatan antara Ajax dengan Hilton.
Hilton tidak dibiarkan untuk bisa melakukan kontrak, karena masih di bawah umur. Sementara, orangtua pemain yang berposisi sebagai bek kanan ini juga tidak bisa tinggal bersamanya di Belanda.

John Kenneth Hilton (jaket merah) gagal bergabung dengan Ajax Amsterdam karena terkendala masalah administrasi.
Padahal peraturan ketat soal ikatan kerjasama dengan anak di bawah umur, mewajibkan orangtua si pemain untuk mendampingi si anak di negara klubnya berada. Selain itu, orangtua si pemain juga harus memiliki pekerjaan tetap yang tidak berkaitan dengan aktifitas sepakbola di negara tersebut untuk mendapat izin tinggal.
Hilton sendiri sudah berupaya untuk bisa tinggal bersama ibunya di Inggris. Namun hal ini tetap membuat FIFA bergeming dan tetap membatalkan kontrak Hilton.

John Kenneth Hilton saat membela Chivas USA berlaga di sebuah turnamen yang diselenggarakan Ajax Amsterdam.
Bahkan baru-baru ini keputusan FIFA diperkuat oleh pengadilan arbitrase olahraga internasional (CAS). CAS menganggap keputusan perpindahan keluarga Hilton adalah agar sang anak bisa bermain di klub Eropa.
Hal inilah yang membuat CAS dengan tegas memperkuat keputusan dari FIFA. Selain itu, kabarnya pihak imigrasi Belanda juga telah mengetahui niatan dari orangtua Hilton yang ingin mempekerjakan sang anak.
Pihak Imigrasi Belanda pun langsung memasukan nama kedua orangtua Hilton dalam daftar blacklist imigrasi. Keduanya terancam tidak akan bisa mendapat izin tinggal di Belanda di kemudian hari.

Tristan Alif sempat mendapat undangan dari Ajax Amsterdam untuk menunjukan kebolehannya pada tahun 2013.
Belajar dari kasus Hilton, kondisinya sedikit mirip dengan situasi yang dialami Tristan Alif. Permasalahan adminstrasi disebutkan orangtua Tristan sebagai jegalan utama bagi karier sang anak.
Meski demikian, Alif tengah berupaya kembali mempersiapkan dirinya kembali ke Belanda. Pengalaman buruk pada episode pertama petualangannya di Eropa tak membuat kecut Tristan Alif untuk tetap menggapai mimpi di Benua Biru.