Torabika Soccer Championship

Persib vs Persija dalam Kenangan Bek Legendaris Indonesia

Kamis, 3 November 2016 05:57 WIB
Kontributor: Ginanjar | Editor: Ahmad Priobudiyono
 Copyright:

Perasaan ini dirasakan juga oleh Robby Darwis. Meski bukan lagi menjadi bagian dari tim Maung Bandung, legenda hidup Persib Bandung ini pernah merasa panas saat bertanding melawan tim ibu kota pada masanya.

Alasannya tak lain karena ingin memperjuangkan nama kedaerahannya sendiri. Terlebih jarak antara Bandung dan Jakarta sangatlah dekat. Sehingga apabila mengalami kekalahan, tentu saja rasa malu dialaminya.

"Gengsi itu dari dulu ada. Tapi kalau dulu bukan karena rivalitas suporter tapi terjadi karena pemainnya. Saat itu Persija justru tidak memiliki suporter, otomatis kalau kita kalah kita malu dengan suporter kita sendiri. Kedaerahannya sangat kental," kenang Robby kepada INDOSPORT.

Beruntung, kata Robby dari statistik pertemuan kedua tim baik masih didominasi Persib Bandung. Bahkan namanya sampai dikenal klub-klub eropa lainnya seperti AC Milan yang pernah ditantang dalam laga persahabatan pada 1994 silam.

"Secara pertemuan saat itu Persib tetap mendominasi kemenangan. Bahkan Persija selalu kerepotan jika menghadapi kami, baik saat bertindak sebagai tuan rumah maupun sebagai tim tamu," katanya.

Namun pemain yang pernah mengantarkan Persib juara Liga Indonesia pertama pada musim 1994-1995 silam ini akui kala itu pemain Persija Jakarta cukup sulit ditaklukan. 

Terlebih karena tim yang kini dijuluki Macan Kemayoran tersebut memiliki materi pemain yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Seperti halnya Adityo Darmadi. Bomber maut Persija Jakarta ini merupakan sosok yang cukup menyulitkan bagi Robby yang bertindak sebagai stopper.

Kekuatan kaki kanannya dan heading yang tajam dalam menembus gawang lawan, saat itu cukup memberikan perhatian Robby.

Kedua pemain ini kerap bersitegang untuk bisa memperebutkan bola yang dikuasainya. Namun begitu persaingan itu tidak berimbas pada permusuhan. Sebaliknya keduanya masih saling sapa dan akrab satu sama lain hingga saat ini.

"Kalau ketemu juga sering cerita-cerita tentang masa lalu, termasuk dengan Kamarrudin Betay. Kita berteman akrab bahkan suka saling ledek-ledekan kalau ketemu," kenangnya.

846