Semakin Dekat ke Pentas Nasional, Baduy FC Sudah Miliki Pelatih Berlisensi

Rabu, 23 November 2016 15:29 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Andi Suhud Trisnahadi
Baduy FC saat ini sudah memiliki pelatih bernama Asep Kurnia. Copyright: © Andi Suhud Trisnahadi
Baduy FC saat ini sudah memiliki pelatih bernama Asep Kurnia.

Baduy FC pertama kali dibentuk pada April 2015 lalu. Saat itu pendiri sekaligus manajernya, Andi Suhud Trisnahadi memiliki impian untuk membawa masyarakat Baduy yang mencitai sepakbola bisa tampil di pentas nasional maupun internasional.

Harapan itu pun semakin mendekati kenyataan, setelah mereka resmi memiliki seorang pelatih sepakbola. Bukan sembarang pelatih, melainkan seorang pelatih berselisensi yang sampai saat ini menangani Timnas Indonesia.

"Jadi dulu itu kalo anak-anak Baduy FC mau berlatih, biasanya hanya diajar guru olahraga di sekitaran Desa Leuwidamar, tempat mereka biasa latihan," ujar Andi saat dihubungi langsung oleh INDOSPORT.


Asep Kurnia (kanan) pelatih utama Baduy FC.

"Tapi, sekarang kita sudah punya pelatih namanya Pak Asep Kurnia. Dia itu staf kepelatihan di Timnas Indonesia U-16, jadi tentunya sudah punya lisensi. Selain itu kita juga sudah punya pelatih kiper, namanya Aji dan pelatih fisik, namanya Bogel," jelasnya lebih lanjut.

Pada kesempatan itu, Andi pun menjelaskan proses bergabungnya Asep menjadi pelatih utama Baduy FC.

"Jadi awalnya, saya coba datangi mereka untuk melihat latihan pemain Baduy FC. Di luar dugaan, ternyata mereka kaget karena pemain-pemain kami memiliki kualitas yang bisa berkembang. Akhirnya, mereka sepakat mau menjadi bagian dari Baduy FC," ungkapnya.

Untuk jadwal latihan, Andi mengaku sempat mengalami beberapa kesulitan yang disebabkan faktor domisili para pelatih yang jauh dari lokasi berlatih.


Asep Kurnia melatih Baduy FC seminggu sekali.

"Kalo untuk jadwal latihan, sudah kita sepakati satu minggu sekali, yaitu setiap Selasa mulai jam dua siang sampai sore."

"Mereka semangat sekali dan antusias juga. Bahkan mereka sempat minta jadwal latihannya jadi tiga kali seminggu. Tapi akhirnya saya putuskan jadwal latihannya jadi dua kali seminggu, dengan ketentuan satu hari dilatih pelatih. Sisanya, mereka berlatih tanpa pelatih, jadi hanya mengulang instruksi yang diberikan sebelumnya."

"Keputusan itu saya ambil,  karena para pelatih itu kan tidak berdomisili di sekitar kawasan Baduy. Artinya, kalo mereka melatih mau nggak mau harus kita antar jemput ke stasiun. Ditambah, mereka juga masih punya kepentingan lainnya," tutupnya.

2.2K