Piala AFF 2016

Sisi Lain Alfred Riedl: Sang Opa yang Tegas, Disiplin, dan Punya Rasa Nasionalisme Indonesia

Selasa, 13 Desember 2016 16:03 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl.

Nama Alfred Riedl begitu familiar di telinga masyarakat Indonesia, terutama publik sepakbola nasional. Pria asal Austria itu yang membawa Timnas Indonesia kembali ke final Piala AFF (Piala Tiger) usai menunggu selama enam tahun lamanya.

Riedl membawa Timnas Indonesia melangkah ke babak final Piala AFF 2010. Terakhir kali, Skuat Garuda masuk partai puncak turnamen dua tahunan paling bergengsi daratan se-Asia Tenggara itu pada tahun 2004.

Sayang, Riedl gagal membawa Timnas Indonesia menjadi juara. Timnas Indonesia kalah dari Malaysia dengan agregat 2-4. Meski begitu, nama Riedl tetap dipuja-puja para pencinta sepakbola Tanah Air.
 


Alfred Riedl saat memimpin latihan Timnas Indonesia.

Kemudian, Riedl membawa Timnas Indonesia melaju ke final Piala AFF 2016, usai gagal melangkah bersama Skuat Garuda dari babak penyisihan grup di turnamen yang sama pada dua tahun sebelumnya. Kali ini, Riedl bersama Timnas Indonesia menantang Thailand.

Perjuangan Riedl bersama Timnas Indonesia melaju ke babak final Piala AFF 2016 patut diberikan applause. Sempat tak diperhitungkan atau non-unggulan, Skuat Garuda berhasil melangkah ke semifinal dengan status runner up Grup A menemani Thailand. Lalu, Boaz Solossa dan kawan-kawan membuat kejutan dengan menyingkirkan Vietnam dengan agregat 4-3.
 


Aksi Alfred Riedl saat memimpin latihan Timnas Indonesia.

Kini, Riedl berpotensi membawa Timnas Indonesia untuk pertama kalinya meraih trofi Piala AFF. Timnas Indonesia akan menjamu Thailand terlebih dahulu di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/16). Selanjutnya, Skuat Garuda menantang Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok, tiga hari berselang.

Namun keberhasilan Riedl membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016, tak terlepas dari kinerja kedisiplinan dan ketegasannya. Pelatih berumur 67 tahun itu dikenal sebagai sosok pelatih yang disiplin dan tegas.

"Banyak sekali nilai disiplin yang dituangkan coach Alfred. Seperti makan harus sama-sama, jaga pola makan, on time ketika latihan, dan pakai pakaian seragam saat latihan," ungkap mantan kapten Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, Firman Utina kepada INDOSPORT.

"Ini ketiga kalinya saya berlatih dengan dia (Riedl). Kepemimpinan Riedl sangat tegas dan disiplin," tambah kiper Timnas Indonesia, Andritany Ardhiyasa.
 


Alfred Riedl saat memimpin latihan Timnas Indonesia.

Tak hanya tegas, Riedl merupakan sosok yang mencintai keluarga. Akan tetapi, keterangan detail soal keluarga Riedl tidak telalu di expose ke publik melalui internet.

"Ketika kami bermain di Vietnam, istri saya sedang operasi besar di Wina, dan saya tidak bisa bersamanya. Hal ini sangat tidak mudah untuk dia," ujar Riedl dikutip dari Superball.

"Beberapa pemain mengatakan kepada saya harus segera pulang selama beberapa hari untuk menemani istri saya yang sakit," lanjutnya.
 


Alfred Riedl dikenal sebagai sosok yang tegas dan disiplin.

Namun hal itu tidak dilakukannya. Ia lebih memilih mendampingi Timnas Indonesia ketimbang sang istri. Ia hanya mendoakan dan berkomunikasi dengan sang istri agar dapat segera sembuh.

Hal itu menandankan Riedl memiliki sikap profesional dan tetap memperhatikan sang istri bersama anak-anaknya. Ia bisa dibilang memiliki rasa nasionalisme terhadap Indonesia.

Apalagi, ia sempat menyindir beberapa klub yang tak melepas para pemainnya masing-masing untuk memperkuat Timnas Indonesia. Sebut saja, kiper Semen Padang, Jandia Eka Putra, dan penyerang Persipura Jayapura, Yohanes Ferinando Pahabol.
 


Alfred Riedl saat memimpin latihan Timnas Indonesia.

“Akan tetapi saya tidak mengerti dengan Semen Padang, terkait Jandia Eka, yang tidak bisa datang. Padahal dia sangat ingin bergabung dengan Timnas Indonesia,” ujar Riedl.

“Saya tidak mengerti dengan pelatihnya, Nilmaizar. Dia mantan pelatih Timnas Indonesia, tetapi kami tidak mengerti dengannya. Dia mengatakan bahwa mendukung Timnas Indonesia, tetapi dia tidak melakukannya dengan melepas pemain untuk Timnas Indonesia,” lanjut pelatih asal Austria itu.

2.4K