Sebagai salah satu tim tertua di Tanah Air, logo PSM Makassar masih mengikuti desain logo Pemerintah Kota Makassar. Manajer PSM menilai hal itu sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan sepakbola kekinian.
Menurut mereka, sepakbola modern saat ini telah berkembang menjadi sebuah industri maju yang membutuhkan nilai jual tinggi dalam menghadapi persaingan. Maka, stigma sepakbola lama harus segera disesuaikan dengan kondisi kekinian.
"Kita ini sudah berbentuk perusahaan jadi perlu ada nilai jual di era modern saat ini. Logo baru ini kita harap dapat melepas stigma klub era perserikatan," kata, Munafri pada INDOSPORT.
Transformasi mendasar ini rencananya akan melibatkan beberapa elemen besar dari perwakilan suporter, mantan pemain, budayawan hingga jurnalis senior. Meski berubah, desain logo baru akan tetap mempertahankan desain unsur sejarah tim.
Dikatakan Munafri, perubahan juga akan terjadi pada jersey yang akan digunakan tim saat mengarungi kompetisi musim depan. Alasannya, karena jersey tim Juku Eja musim 2015-16 lalu terlalu mirip dengan klub Belanda, Ajax Amsterdam.
Sementara untuk jersey, Munafri turut memberkan akan melakukan perubahan. Ini lantaran kostum tim juku eja yang digunakan sepanjang musim 2015-2016 memiliki kesamaan dengan klub Eropa dari Belanda seperti Ajax Amsterdam.
"Kita akan gunakan warnah merah maron yang menjadi ciri khas sejak dulu. Kita tidak ingin PSM ini dicap jerseinya mirip Ajax Amsterdam," jelas pria yang akrab disapa Appi.
Meski akan mengedepankan nilai-nilai sejarah tim, manajemen PSM tetap akan menggandeng Apparel Internasional dalam produksi jersey. Adapun bentuk dan tampilan resminya baru akan diperkenalkan ke publik pada Januari 2017 mendatang.
"Kita tidak mau pakai apparel lokal, tetap International. Logo dan Jersey nanti kita launcing bersamaan pada Januari 2017," pungkasnya.