Klub yang didirikan almarhum Lucky Acub Zainal itu pun punya alasan kuat untuk tetap kukuh pada pendiriannya untuk berada di kasta kedua seperti halnya Persebaya Surabaya. Seperti diketahui, sebanyak tujuh klub kembali dipulihkan status keanggotaan mereka di PSSI.
Tidak seperti Persebaya yang akan berlaga di Divisi Utama, enam klub yaitu Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Lampung FC, Persipasi Bekasi, dan Persewangi Banyuwangi akan berada di Liga Nusantara, atau tiga tingkat di bawah Indonesia Super League (ISL). Keputusan ini kemudian mendapat tentangan dari kubu Arema Indonesia.
"Karena kami bukan klub yang jatuh dari langit. Jadi, keputusan menempatkan kami di Liga Nusantara tidak tepat. Klub ini punya catatan sejarah juga. Kami pernah Juara ISL tahun 2009/10, dan juga pernah bermain di Asia (Piala AFC) tahun 2012 lalu," imbuh Haris Fambudy, Direktur Operasional Arema Indonesia tersebut.
Manajemen Arema Indonesia akan tetap memperjuangkan nasib Arema Indonesia.Lebih lanjut, Arema Indonesia sendiri mengklaim sebenarnya sudah mengalah dengan turun satu kasta di level kompetisi, sebelum terjadi unifikasi liga pada 2013 silam.
"Kalau mau jujur, seharusnya kami berada di (Indonesia) Super League, karena terakhir kami berada di kompetisi profesional. Kami berupaya menjaga suasana tetap kondusif dengan mau mengalah turun satu level ke Divisi Utama, tapi malah ada di Linus," lanjut Haris.
Hal yang sama juga diutarakan Novi Zainal, istri dari sang pendiri klub Arema. Menurutnya, Arema Indonesia seharusnya berhak bermain di level kompetisi tertinggi lantaran bukan berstatus klub terhukum.
"Kami kembali diakui PSSI bukan karena dihukum atau terhukum. Lagipula, ketika ada unifikasi liga, kami juga tidak dilibatkan. Kami juga tidak tahu alasannya kenapa," pungkas Novi.