Mengintip 'Rokok, Kopi, Ojek' dalam Sepakbola Indonesia

Senin, 20 Maret 2017 17:29 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
 Copyright:

Sepakbola Indonesia akan kembali bergerilya di Tanah Air, pasca pembekuan yang dilakukan oleh FIFA kepada PSSI pada tanggal 30 Mei 2015 silam. Kini, sejak dicabutnya sanksi FIFA pada tanggal 13 Mei 2016, sepakbola Indonesia mulai kembali didengungkan oleh para pencintanya di Tanah Air.

Liga 1 Indonesia akan menjadi sebuah ajang kompetisi sepakbola Tanah Air yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia, terutama pencinta sepakbola. Liga 1 nantinya direncanakan akan bergulir pada tanggal 15 April 2017.

Namun, terdapat hal unik sebelum dimulainya Liga 1 ini. Adalah sponsor utama Liga 1, yang menjadi daya tarik oleh para pencinta sepakbola Tanah Air, atau mungkin seluruh masyarakat Indonesia.

Salah satu transportasi ojek online buatan anak bangsa, Go-Jek, secara resmi menjadi sponsor utama Liga 1 Indonesia nantinya. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Berlington Siahaan, selaku Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).

Ilustrasi logo Liga 1, yang dibuat oleh netizen @infosuporter.

“Kalau sponsor ada beberapa lagi, tapi Go-Jek akan menjadi titel kompetisi yang dimulai 15 April ini,” ujar Berlington.

Kabarnya, perusahaan ojek online tersebut dikabarkan siap menggelontorkan dana sebesar Rp100 miliar guna menjalankan kompetisi Liga 1 selama semusim ke depan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Yunus Nusi, ketua Komite Kompetisi PSSI.

“Enggak sampai (triliunan), hanya berkisar Rp 100 miliar,” ujarnya seperti dilansir dari Kaltim Post.

Dengan resminya Go-Jek menjadi sponsor utama Liga 1, membuat hal baru dalam wajah sponsor sepakbola Indonesia selama ini. Pasalnya, sepakbola Indonesia selalu dihiasi dengan ‘wajah-wajah’ lama, yang tak lain dari sebuah merek kopi terkenal, ataupun merek rokok terkenal.

Kita ulas balik pada tahun 2005 hingga 2011. Liga Utama Sepakbola Indonesia kala itu bernama Liga Djarum Indonesia, karena sponsor utamanya dimiliki oleh rokok Djarum Super.

Liga Djarum Indonesia 2007.

Saat itu pun terdapat dua kali pergantian nama pada kompetisi utama sepakbola Indonesia, terhitung sejak tahun 2005-2007 bernama Liga Djarum Indonesia, sedangkan 2008-2011 bernama Djarum Indonesia Super League.

Sebelum Djarum ‘merajai’ sepakbola Indonesia, terdapat pula merek rokok lainnya yang pernah menjadi sponsor utama Liga Indonesia kala itu. Dia adalah Dunhill dan Kansas, yang ‘merajai’ Liga Indonesia sejak 1994 hingga 1997.

Pelita Jaya Jayakarta dengan sponsor Dunhill di jersey mereka, musim 1994/95.

Rokok Dunhill, yang merupakan rokok asal London, Inggris, mengubah Liga Indonesia menjadi Liga Dunhill Indonesia pada periode 1994 hingga 1996. Sedangkan Kansas mengubah Liga Indonesia menjadi Liga Kansas Indonesia pada tahun 1996 hingga 1997.

Belum lagi terdapat pula kompetisi bernama Copa Dji Sam Soe, sebuah kompetisi yang disponsori oleh rokok Dji Sam Soe pada era 2006 hingga 2009. Kompetisi tersebut diselenggarakan oleh PSSI, dan diisi oleh klub-klub yang bermain di berbagai divisi di Tanah Air kala itu.

Sebelum laga final Copa Dji Sam Soe di tahun 2009.

Sedangkan yang terakhir adalah Kopi Torabika, pada pegelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu, yang dimenangkan oleh Persipura Jayapura. TSC sendiri merupakan kompetisi sepakbola pengganti sementara liga yang terhenti kala itu, yang digelar oleh PT Gelora Trisula Semesta (GTS).

Memang, tidak hanya rokok dan kopi saja yang pernah menjadi 'wajah' Liga Sepakbola Indonesia. Beberapa bank pun pernah menjadi sponsor utama Liga Utama Sepakbola Indonesia, seperti halnya Bank Mandiri dan Qatar National Bank (QNB).

Bank Mandiri pernah mensponsori Liga Indonesia pada periode 1999/04, sedangkan Qatar National Bank (QNB) pernah mengubah Liga Indonesia menjadi QNB League pada tahun 2015, setelah empat tahun lamanya Liga Indonesia berdiri tanpa sponsor pasca Djarum Super mengakhiri kerjasamanya di tahun 2011.

Hadirnya Go-Jek untuk menjadi sponsor baru Liga 1 Indonesia, hal itu sekaligus menandakan representasi dari masyarakat Indonesia. Selain gemar meminum kopi sambil membakar rokok, para penikmat sepakbola pastinya sering kali menggunakan jasa transportasi ojek dalam keseharian mereka.

651