Liga 2

Brigata Curva Sud Siap Kawal Perombakan Manajemen PSS Sleman

Selasa, 14 November 2017 16:20 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Prima Pribadi/Indosport
Aksi koreografi Brigata Curva Sud (BCS) saat di laga pembuka Liga 2. Copyright: © Prima Pribadi/Indosport
Aksi koreografi Brigata Curva Sud (BCS) saat di laga pembuka Liga 2.

Setelah PSS Sleman gagal menembus Liga 1, suporter PSS Sleman yang menamakan dirinya Brigata Curva Sud (BCS) menilai kalau CEO PT. Putra Sleman Sembada dan manajemen tim tidak bekerja dengan maksimal dalam mewujudkan impian klub untuk bisa bermain di kasta tertinggi sepakbola Indonesia.

Oleh karena itu, mereka menuntut ada perubahan dalam manajemen klub yang berjuluk Super Elang Jawa itu. Bahkan BCS telah memiliki sosok yang tepat untuk membawa PSS Sleman, yakni Dr. H.M. Baryadi, M.M yang merupakan putra daerah asal Kabupaten Sleman.

"Oleh karenanya, kami meminta secara tegas PT PSS untuk memberikan mandat sepenuhnya kepada beliau agar dapat bekerja secara maksimal dan profesional," jelas BCS seperti dinukil bcsxpss.com.

Di sisi lain, mereka berkomitmen untuk mendukung dan mengawal sepenuhnya rencana serta kebijakan dalam menjalankan amanah sebagai manajer PSS Sleman dengan segala konsekuensinya. Hal itu semata-mata demi PSS Sleman bisa menembus Liga 1.

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Ritual khas BCS dengan membentangkan syal sambil menyanyikan lagu khas mereka, di hadapan para pemain setiap kali PSS Sleman usai berlaga. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTRitual khas BCS dengan membentangkan syal sambil menyanyikan lagu khas mereka, di hadapan para pemain setiap kali PSS Sleman usai berlaga.

"Maka dari itu kami meminta PT PSS untuk serius mewujudkan tuntutan ini," imbuh Brigata Curva Sud.

Selanjutnya jika manajemen tidak memenuhi tuntutan dari BCS dan publik Sleman, maka semakin jelas kalau PT PSS sama sekali tidak memiliki kemauan dan keseriusan untuk membawa PSS Sleman berprestasi.

Sebelumnya perwakilan suporter BCS sempat menemui jajaran pemegang saham dalam kurun waktu yang berbeda, mulai dari 12 Oktober 2017. Dalam beberapa kali pertemuan itu mereka menyimpulkannya sebagai berikut.

- Kinerja Manajemen PSS yang tidak maksimal.

- Adanya jurang pemisah antara PT PSS dengan manajemen tim yang menyebabkan kondisi di lapangan (kompetisi) tidak maksimal.

- Ketidaksiapan tim pelatih dalam mempersiapkan komposisi tim, terkhusus babak 16 besar.

- Kegagalan manajemen dan tim pelatih membangun tim yang solid baik di dalam maupun di luar lapangan.

- Tidak profesionalnya PT PSS dalam pengadaan sarana dan pra sarana penunjang (mess, kebutuhan pemain dan fasilitas lainnya).

35