Soroti Pendidikan, Playmaker Arema: Sepakbola Juga Pake Otak

Minggu, 26 November 2017 21:29 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Rizky Pratama Putra
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Ahmad Bustomi dan Arif Suyono, dipastikan bertahan di Arema FC. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Ahmad Bustomi dan Arif Suyono, dipastikan bertahan di Arema FC.

"Sepak bola itu sederhana. Anda harus punya sikap mental yang benar dan berjuang di setiap pertandingan, setiap latihan, dan setiap bola," ujar legenda hidup sepakbola Bulgaria, Hristo Stoichkov.

Ungkapan penyerang andalan FC Barcelona dan AC Parma di medio 1990-an itu memang terkait hakikat sepakbola pada umumnya, yang mengandalkan kekuatan fisik dan psikologis. Kalimat yang memotivasi, dan bahkan bisa dijadikan pedoman bagi pesepakbola mana pun. 

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Ahmad Bustomi saat mengikuti kursus kepelatihan Lisensi C AFC di Kota Batu. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTAhmad Bustomi saat mengikuti kursus kepelatihan Lisensi C AFC di Kota Batu.

Namun bagi Ahmad Bustomi, ada satu unsur penting lagi yang mesti disertakan dalam permainan si kulit bundar. Midfielder andalan Arema FC itu punya pedoman penting untuk dibagikan kepada pesepakbola generasi muda.

"Sepakbola itu tidak hanya sekedar mengandalkan (kekuatan) otot dan mental saja, tapi juga otak," Bustomi menandaskan.

Hematnya, sepakbola tetap wajib melibatkan unsur pendidikan di dalamnya. Itu artinya, tingkat kecerdasan juga ikut diuji dalam permainan sepakbola. 

"Karena setiap pemain, saat ini dituntut berpikir cepat dalam mengambil keputusan," tegas gelandang andalan Timnas Indonesia di masa kepelatihan Alfred Riedl tersebut.

© Ian Setiawan/INDOSPORT
Ahmad Bustomi saat mengikuti kursus kepelatihan Lisensi C AFC di Kota Batu. Copyright: Ian Setiawan/INDOSPORTAhmad Bustomi saat mengikuti kursus kepelatihan Lisensi C AFC di Kota Batu.

Maka dari itu, pemain yang pernah berkarir di Mitra Itu perlu menghimbau untuk setiap pemain muda dalam merintis kariernya saat ini. Bagaimana mereka mesti pintar untuk membagi waktu antara sepakbola dan pendidikan, karena dua unsur itu saling berkaitan.

"Banyak teman-teman di generasi saya yang dulu terlalu fokus sepakbola dan melupakan pendidikan," beber pemain 32 tahun itu.

"Padahal, pendidikan itu sangat penting sebagai bekal di masa depan, terutama setelah menjadi pelatih atau setelah gantung sepatu," pungkasnya.
 

180