In-depth

Satu Tahun Luis Milla Melatih Timnas Indonesia, Gagal atau Sukses?

Jumat, 23 Februari 2018 16:05 WIB
Editor: Gerry Crisandy
© INDOSPORT
Luis Milla. Copyright: © INDOSPORT
Luis Milla.

Tepatnya Selasa (20/02/18) lalu, genap satu tahun berlalu sejak pertama kalinya Luis Milla Aspas ditujuk sebagai pelatih timnas sepakbola Indonesia. Luis Milla yang pernah melatih Spanyol U-23 ini, dipercaya untuk menukangi timnas Garuda U-23 dan tim senior -- tak pelak banyak yang menganggap penunjukkan ini sebagai tanda dimulainya era baru dalam sepakbola Indonesia.

Pertama kali ia membuka pintu masuk ke persepakbolaan Indonesia, pemandangan yang ia lihat, memang harus diakui, tidak memanjakan mata. Sepakbola Indonesia kala itu sedang membenahi keterpurukan usai menerima sanksi setahun dari FIFA. Tanpa kompetisi liga domestik, tanpa sepakbola internasional -- sepakbola Ibu Pertiwi hanya dapat mengobati kerinduan pada sepakbola lokal dengan turnamen hiburan seperti Piala Presiden.

"Memang negara ini tidak terlalu bersuara di sepakbola Internasional. Namun, saat saya berada tiga hari di sana, saya merasakan gairah yang sebenarnya," ungkap Milla mengenai alasannya menerima pekerjaan yang dilihat dari sudut pandang pelatih sekelasnya, seharusnya tampak tidak menarik. Milla menyadari antusiasme masyarakat Nusantara terhadap olahraga kulit bundar ini, melihat bahwa ada harapan di balik gelapnya perjalanan sepakbola negara ini.

Pertanyaannya, bagaimana sepakbola negara ini dalam 12 bulan pertamanya memimpin ruang ganti timnas?

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Luis Milla (kanan) menanti para pemainnya di tengah lapangan. Herry Ibrahim Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPelatih Luis Milla (kanan) menanti para pemainnya di tengah lapangan. Herry Ibrahim

Bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Sebab untuk menilai kinerja seseorang dalam hal kompleks yang bahkan telah bertahun-tahun 'jalan di tempat', terdapat berbagai sudut pandang untuk meniliknya.

Prestasi di Lapangan

Dari perspektif yang paling pragmatis, prestasi dan hasil akhir. Tergantung pada ekspektasi anda, medali perunggu yang diraih oleh Indonesia di SEA Games 2017 lalu dapat dikatakan sebagai kesuksesan atau kegagalan. 

Satu hal yang mencoreng track record pelatih berusia 51 tahun ini adalah Kualifikasi Piala AFC U-23 2018. Garuda muda hanya mampu menjangkau peringkat ketiga Grup H di babak penyisihan tersebut.

Dilihat dari hasil-hasil pertandingan, juga tidak ada yang istimewa dari timnas di bawah asuhannya. Dari total 22 pertandingan -- baik timnas senior maupun U-23 -- Milla hanya merayakan kemenangan sebanyak 10 kali. Lima dari 11 laga bersama U-23, juga lima dari 11 bersama timnas senior. 

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pelatih Luis Milla (tengah) memberikan arahan kepada para pemainnya dalam latihan. Herry Ibrahim Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTPelatih Luis Milla (tengah) memberikan arahan kepada para pemainnya dalam latihan. Herry Ibrahim

Bagaimanapun, trofi dan statistik hasil pertandingan tidak benar-benar mencerminkan seluruh kerja keras dan keringat pelatih ini dalam mengemban tugasnya sebagai pelatih utama.

Perkembangan Permainan Sepakbola Timnas

Di bawah formula racikannya, misalnya, Indonesia dianggap memainkan sepakbola menyerang atraktif yang memanjakan indera penglihatan, penggemar sepakbola khususnya. Dalam seluruh 22 laga tanggung jawabnya, Indonesia memproduksi 35 gol -- dengan 19 di antaranya dicetak oleh Garuda Muda.

Selain itu, Milla juga memberikan kesempatan bagi 31 talenta baru untuk mencicipi rasanya mengenakan seragam merah dengan lambang Garuda di dada. Catatan ini menunjukkan bahwa Milla tidak segan-segan untuk selalu mencoba bakat-bakat baru, mencari yang terbaik dari yang terbaik.

Satu tahun kalendar mungkin memang terlalu dini untuk mengecap penunjukkan pelatih asal Spanyol ini sebagai keputusan baik atau buruk. Perkembangan setidaknya telah terlihat, meskipun barangkali tidak sesignifikan yang beberapa pihak harapkan.

Milla memiliki tugas baru di pundaknya, menuntun tim kebanggan dari Sabang sampai Merauke ini di Asian Games 2018. Bahkan kabarnya, empat besar di kompetisi benua Asia ini telah ditetapkan menjadi target. Sebagai tuan rumah, tidak mengejutkan bahwa Indonesia menaruh harapan besar.

Menganggapnya sebagai pelatih tepat atau tidak untuk timnas Indonesia, paling tidak seluruh rakyat Indonesia harus berada di belakangnya, meneriakkan dukungan selama sisa satu tahun kontrak Milla bersama Indonesia sementara ini.

673