Liga Indonesia

Sihar Sitorus Ungkap Lokasi Stadion Internasional untuk PSMS

Jumat, 23 Februari 2018 14:27 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Isman Fadil
© IndependensI
Roberto Mancini dan Sihar Sitorus. Copyright: © IndependensI
Roberto Mancini dan Sihar Sitorus.

Calon Wakil Gubernur Sumatera Utara (Cawagub Sumut) Sihar Sitorus ternyata sangat menggilai sepakbola. Bagaimana tidak, dirinya bahkan sampai rela menghabiskan uang untuk membeli klub Divisi 3 Liga Belgia.

Tidak hanya itu, mantan anggota Exco Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) juga berencana untuk membangun sebuah stadion bertaraf internasional di tempatnya bertarung menjadi orang nomor satu di Sumatera Utara, tepatnya Kota Medan.

© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sihar Sitorus. Copyright: Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORTMantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Sihar Sitorus.

Sihar sendiri berkaca pada kondisi perkembangan sepakbola di Medan, dimana PSMS Medan akan segera mengarungi laga di Liga 1 musim 2018 dengan kondisi Stadion Teladan yang dikabarkan belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Pasalnya, stadion di Indonesia memang belum memiliki infrastruktur yang memadai di Indonesia. Sehingga persoalan tersebut menjadi salah sartu syarat untuk meraih lisensi pro AFC.

© Istimewa
Sihar Sitorus sedang mengangkat segelas kopi. Copyright: IstimewaSihar Sitorus sedang mengangkat segelas kopi.

Pria 50 tahun ini memiliki sebuah gambaran di mana stadion yang dicanangkannya itu akan dibangun. Sihar memilih Kabupaten Deli Serdang untuk memudahkan akses para suporter datang menonton ke stadion.

“Kami melihat juga dari regulasi, karena stadion itu enggak boleh lebih dari dua jam perjalanan antara bandara menuju ke stadion. Berarti perencanaannya ya antara Kualanamu dan Medan. Kemungkinan di Deli Serdang,” jelas Sihar.

© akses.co
Sihar Sitorus Copyright: akses.coSihar Sitorus

Dilansir laman Pojok Sumut, untuk membangun sebuah kompleks olahraga diperlukan lahan yang cukup luas. Sebab, jelas Sihar, butuh lahan hingga mencapai 50 hektare. Sehingga daerah tersebut dipilihnya.

“Kami ingin kompleks tersebut bukan hanya untuk olahraga, tapi juga bisa untuk tempat sosialisasi, bisa meghasilkan pemasukan untuk kas daerah, sehingga perawatannya bisa diambilkan dari anggaran yang dikelola dari fasilitas-fasilitas yang ada di kompleks itu,” tutup Sihar.

552