Liga Indonesia

Soal Penghentian Kompetisi, Manajer Klub Liga 1 Kompak Satukan Misi Benahi Sepak Bola

Minggu, 30 September 2018 08:23 WIB
Kontributor: Ian Setiawan | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Perwakilan klub-klub Liga 1 memanjatkan doa sebelum laga amal Arema FC vs Madura United. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Perwakilan klub-klub Liga 1 memanjatkan doa sebelum laga amal Arema FC vs Madura United.

INDOSPORT.COM - Pertandingan amal antara Arema FC vs Madura United, terasa lebih spesial dengan kehadiran para wakil klub Liga 1 Indonesia. Minus PSM Makassar yang berhalangan hadir, ke-17 manajer dari klub Liga 1 kompak menyatukan visi dan misi dalam menanggapi penghentian kompetisi.

Kehadiran para petinggi klub itu pun mendapatkan sambutan hangat dari publik sepak bola di Malang Raya. Mereka menyampaikan visi dan misi bertajuk "Rivalitas Tanpa Membunuh" dibarengi tanda pagar "Selamatkan Sepak Bola Kita".

"Kami semua sepakat hadir di Malang untuk bersama-sama menyatukan visi dan misi atas keadaan sepak bola yang sedang terjadi. Semua sepakat dalam hitungan 5 sampai 10 menit," papar Haruna Soemitro, selaku juru bicara ke-18 tim Liga 1 yang hadir di Stadion Kanjuruhan Malang.

Tak hanya Manajer Madura United itu, para petinggi klub Liga 1 juga diramaikan oleh nama-nama seperti Iwan Budianto (Wakil Ketua Umum PSSI dan CEO Arema FC), I Gede Widiade (Persija Jakarta), Peter Tanuri (Bali United), hingga Candra Wahyudi (Persebaya Surabaya), dan Teddy Cahyono (Persib Bandung).

Kedatangan para wakil klub Liga 1 itu memang dengan rencana yang singkat, sehingga acara deklarasi ikrar berlangsung secara mendadak. Para manajer lalu menyampaikan ikrarnya sekitar 30 menit sebelum kick-off charity game antara Arema FC vs MU, Sabtu (29/09/18).

"Ikrar kami adalah ingin menjalani kompetisi dalam rivalitas dengan semangat sportivitas tinggi dan fair play," sambung Haruna, selaku juru bicara ke-18 klub Liga 1.

Forum para manajer itu juga ikut mengkritisi atau tragedi kematian suporter pada laga Persib Bandung vs Persija Jakarta, 23 September lalu. Meski memang penuh rivalitas, seharusnya tensi di tingkat suporter harus sedikit sejuk dengan menjunjung tinggi sportivitas, bukan aksi saling membunuh.

"Mata uang sepak bola itu ada di suporter. Maka, kehilangan satu suporter saja, adalah kehilangan aset yang luar biasa," tandasnya.

"Meski di satu sisi, sepak bola perlu dengan rivalitas untuk dijaga dengan baik. Karena tanpa rivalitas, sepak bola akan seperti orang menonton bioskop, hambar," pungkas Manajer Madura United tersebut.

Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Indonesia Lainnya Hanya di INDOSPORT

373