Liga Indonesia

Ironisme Match Fixing Yang Berdampak Buruk Bagi Kelangsungan Hidup Klub Dan Suporter

Rabu, 5 Desember 2018 18:45 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Bambang Suryo, eks runner (penghubung bandar dgn tim utk melakukan match fixing). Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Bambang Suryo, eks runner (penghubung bandar dgn tim utk melakukan match fixing).

INDOSPORT.COM - Tekad Bambang Suryo untuk terus mengungkap praktik pengaturan skor di kompetisi sepak bola Indonesia bukannya tanpa landasan.

Ia sudah menggeluti bidang kotor itu bertahun-tahun, dan menyadari bahwa hak itu berdampak negatif pada kelangsungan hidup klub sepak bola maupun suporter.

Pihak suporter disebutnya yang paling dirugikan atas praktik match fixing. Bagaimana dukungan mereka untuk hadir dengan menyumbang pemasukan klub dari tiket, dibayar percuma dengan dagelan sepak bola di tengah lapangan hijau.

Tim mana yang akan menang sudah diketahui sejak awal, begitu pun jalannya pertandingan hingga skor akhir. Menurutnya, itu adalah pengalaman paling buruk yang sudah dilakukannya hingga ia sadar untuk mengakhiri.

"Saya sampai menangis saat merenungi bagaimana pengorbanan suporter yang luar biasa ke klub," papar Bambang Suryo kepada sejumlah jurnalis media berita sport dalam pertemuan di Kota Malang, Rabu(05/12/18) siang.

"Kasihan suporter, jadi lebih baik berhenti. Karena akan merasa miris jika saya mengingatnya," tambah BS, panggilan akrabnya.

Seperti diketahui, BS merupakan nama tenar di kalangan bandar judi dan pelaku match fixing di sepak bola Tanah Air. Reputasinya sebagai runner, sudah diacungi jempol untuk mengondisikan sebuah pertandingan berikut tim-tim yang bertanding.

Di sisi lain, match fixing juga tidak akan terjadi jika kondisi klub berada dalam finansial sehat. Terlambatnya gaji pemain dan sulitnya finansial, menjadi pintu masuk utama jaringan mafia yang merusak semangat fair play di dalam sepak bola.

"Match fixing di luar negeri pun ada. Tapi, cara-cara nya lebih rapi. Kalau di sini, saya hanya tahu di Liga 2 ada. Kalau di tempat (kompetisi) lainnya, saya no comment," tandasnya.

"Maka dari itu, saya berminat menjadi untuk memberantas segala hal terkait match fixing bersama petinggi klub yang punya kepentingan di sepak bola Indonesia," imbuhnya.

Terus Ikuti Update Liga 2 dan Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM

6