In-depth

Gol Kemenangan Manchester United Atas PSG Sebenarnya Tidak Sah?

Kamis, 7 Maret 2019 19:38 WIB
Editor: Coro Mountana
© twitter.com/ChampionsLeague
Selebrasi pemain Manchester United usai mengalahkan PSG, Kamis (07/03/19). Copyright: © twitter.com/ChampionsLeague
Selebrasi pemain Manchester United usai mengalahkan PSG, Kamis (07/03/19).

INDOSPORT.COM – Pernahkah anda menonton sebuah film berjudul ‘London has fallen’? jika belum, mungkin anda akan lebih tertarik dengan lakon berjudul ‘Paris has fallen’. Untuk menyaksikan ‘film’ itu, anda bisa mendapatkannya di laga Paris Saint-Germain vs Manchester United.

Paris has fallen menjadi tajuk yang tepat menggambarkan bagaimana Paris Saint-Germain (PSG) harus tersingkir dari Liga Champions setelah kalah 1-3 dari Manchester United. Tetapi sadarkah anda bahwa gol ketiga Manchester United itu menuai kontroversi?.

Gol yang berasal dari sepakan spekulatif Diogo Dalot tampak terlihat melenceng jauh dari sasaran ketika memasuki masa injury time. Akan tetapi sang wasit, Damir Skomina tiba-tiba ingin melihat VAR (Video Assistant Referee) terlebih dulu untuk melihat kejelasan dari peluang Dalot itu.

Hal mengejutkan didapatkan yaitu ternyata bola mengenai tangan bek PSG, Presnel Kimpembe yang sontak membuat wasit menunjuk titik putih. Akan tetapi keputusan Damir Skomina mendapat sejumlah reaksi pro-kontra dari para pecinta sepak bola.

Dari pihak yang pro dengan keputusan Damir Skomina, mereka menyetujui kalau tangan dari Kimpempe itu aktif alias menjauh dari badan sehingga layak penalti. Salah satu pihak yang pro dengan keputusan itu adalah mantan wasit Premier League, Peter Walton (59).

“Menurut saya itu handball karena tangan Kimpembe membentang alias menjauh dari badan dan itu terjadi di dalam kotak, jadi itu jelas penalti,” dalam wawancara post match Liga Champions.

Akan tetapi bagi yang kontra dengan keputusan wasit, mereka menilai tangan dari Kimpembe itu pasif karena merupakan gerakan normal ketika sedang terbang memblok bola.

“Saya tidak mengerti bagaimana bisa ada pemain yang mampu menyembunyikan tangannya di belakang badan ketika sedang terbang padahal ia sedang menjaga keseimbangan? Saya suka itu handball tapi saya pikir itu tidak penalti,” balas mantan pemain Manchester United, Rio Ferdinand.

© INDOSPORT
Legenda Manchester United, Rio Ferdinand. Copyright: INDOSPORTLegenda Manchester United, Rio Ferdinand.

Pandangan dari Rio Ferdinand merupakan hasil dari pengalamannya sebagai bek tengah yang memblok bola sambil terbang pasti diikuti posisi tangan sedikit membentang guna menjaga keseimbangan. Pandangan Ferdinand mendapat persetujuan dari mantan wasit Premier League lainnya, Mark Hasley.

“Saya pikir itu bukan handball, tendangan Dalot merupakan kesengajaan yang memang diarahkan ke tangan Kimpembe. Tidak masalah di mana posisi tanganmu berada jika memang bola sengaja diarahkan ke tanganmu,” pungkas Hasley seperti yang dinukil dari Sun Sport.

Berdasarkar aturan FIFA terkait pengaturan handball menyebutkan bahwa pelanggaran hand ball terjadi jika ada pemain selain kiper yang menyentuh bola dengan tangan atau lengan,  

Keputusan ini juga ada pertimbangan, antara lain bisa disebut pelanggaran jika pergerakan tangan ke arah bola, bukan bola yang mengarah bergerak ke arah tangan.  

Dalam peraturan FIFA Laws of the Game juga disebutkan, tak bisa disebut pelanggaran jika posisi tangan tak mutlak menunjukkan adanya pelanggaran atau bola datang tidak terduga.

Lantas bagaimana pandangan dari pengamat sepak bola dalam negeri? Mantan pelatih Timnas futsal, Justinus Lhaksana ikut berkomentar terkait keputusan kontroversial Damir Skomina.

© Istimewa
Pengamat sepak bola Justinus Lhaksana Copyright: IstimewaPengamat sepak bola Justinus Lhaksana

“Tidak handball karena dia putar badan dan tangan sedikit keluar, memangnya Kimpembe mau dipotong tangannya? Tidak ada unsur kesengajaan. Wasit ini (Damir Skomina) terlalu textbook, dia harusnya paham intensi pemain, bukan asal kasih penalti,” kata Justin kepada INDOSPORT.

Lebih lanjut, rekam jejak dari Damir Skomina sebenarnya sangat kontroversi dengan sering merugikan klub Inggris kecuali Manchester United. Bahkan sosok Skomina sempat mendapatkan sorotan tajam ketika menganulir gol Matthias De Ligt dianulir karena Dusan Tadic dinilai melanggar Courtois.

Kejadian itu merupakan cuplikan momen Ajax Amsterdam menjamu Real Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Apapun itu keputusan menghadiahkan penalti tidak bisa diubah lagi sama seperti akhir cerita London has fallen yang tidak bisa diubah lagi karena telah tayang di bioskop.

Terus Ikuti Perkembangan Seputar Liga Champions dan Berita Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM.