Liga Inggris

3 Biang Kerok yang Bikin Manchester United Tunduk di Tangan Everton

Senin, 22 April 2019 12:21 WIB
Editor: Juni Adi
© Alex Livesey/Getty Images
Paul Pogba dan Victor Lindelof tampak lesu usai kalah dari Everton di Goodison Park, Senin (22/04/19). Alex Livesey/Getty Images Copyright: © Alex Livesey/Getty Images
Paul Pogba dan Victor Lindelof tampak lesu usai kalah dari Everton di Goodison Park, Senin (22/04/19). Alex Livesey/Getty Images

INDOSPORT.COM - Manchester United harus merasakan pahitnya kekalahan dan terbantai, oleh Everton di laga lanjutan Liga Primer Inggris pekan ke-34, Minggu (22/04/19) malam WIB.

Tampil di Stadion Goodison Park, The Red Devils takluk dengan skor 0-4. Masing-masing gol diciptakan oleh Richarlison, Gylfi Sigurdsson, Lucas Digne dan Theo Walcott.

Kekalahan ini pun membuat pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer sampai harus meminta maaf kepada para pendukungnya. 

"Kami kalah di semua aspek hari ini. Satu-satunya keunggulan kami atas Everton adalah dukungan luar biasa yang kami miliki dari penggemar, meski kami tahu itu tidak akan membuat kami bisa mengalahkan mereka," kata Solskjaer.

Selain itu, kekalahan ini membuat peluang Manchester United untuk ‌finis di empat besar atau zona Liga Champiions menipis. Saat ini, mereka tertahan di posisi keenam dengan koleksi 64 poin. 

Manchester United berselisih dua poin dari Arsenal (4) dan Chelsea (5) yang memiliki jumlah poin sama yakni 66 poin. Lantas, apa biang kerok di balik hasil buruk Manchester United ini? 

1. Buruknya Kinerja Lini Belakang

Rapuhnya lini belakang jadi salah satu faktor kekalahan telak Manchester United dari Everton. Tiga bek yang dimainkan, Chris Smalling, Phill Jones dan Victor Lindelof tidak bisa berbuat banyak.

Mereka tampil buruk dalam menahan serangan balik cepat, serta tidak berjalannya saling kerja sama melakukan cover untuk menutup ruang tembak para pemain lawan.

Alhasil, para pemain Everton dengan mudah melepaskan tembakan dari luar kotak penalti, bahkan dua diantaranya berhasil menjadi gol. 

Kelemahan lini belakang United dalam menutup ruang tembak juga sudah terjadi, saat mereka berhadapan dengan Barcelona di leg kedua perempaftinal Liga Champions.

Dua dari tiga gol yang tercipta itu hasil bola placing dari luar kotak penalti oleh Lionel Messi dan Philippe Coutinho. Bahkan gawang David De Gea sejauh musim ini, sudah kebobolan 48 gol. Jadi yang terbanyak dalam sejarah, sejak musim 1978/79.

2. Kurang Gairah

Performa seluruh pemain Manchester United yang tampil melawan Everton mendapat banyak kritik, lantaran jauh panggang dari api.

Mereka terlihat malas-malasan, bermain tanpa gairah, tidak bisa mengatur tempo dan kerap kehilangan bola. Hal ini lah yang membuat Ole Gunnar Solskjaer kecewa. Ia mengeluhkan profesionalitas para pemainnya usai laga.

"Saya tidak tahu, coba Anda tanyakan kepada mereka (pemain). Saya sudah melakukannya, tapi tidak akan saya kasih tahu jawabannya kepada Anda."

"Yang pasti, jika Anda ingin bermain di klub ini, maka harus jadi sosok yang lebih berarti," kata Solskjaer saat ditanya apakah para pemainnya peduli terhadap performa klub.

3. Tumpulnya Lini Depan

Biang kerok terakhir yang patut bertanggung jawab atas hasil negatif ini adalah lini serang Manchester United yang tumpul.

Buktinya, sepanjang 90 menit tim yang bermarkas di Old Trafford itu hanya mampu menciptakan 1 shots on target dari total 7 tembakan ke arah gawang Everton. Itu pun terjadi di penghujung laga, tepatnya menit ke-86 dari tembakan Anthony Martial. 

Hal ini berbanding terbalik dari performa agresif Everton, yang mampu menciptakan 15 tembakan ke gawang, 8 diantaranya tepat sasaran dan 50 persen berbuah gol, meski kalah dalam penguasaan bola (48%-51%).