In-depth

Peluang Masih Terbentang, Kalah dari Malaysia Bukan Kiamat untuk Timnas Indonesia

Jumat, 6 September 2019 07:03 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Para pemain Timnas Indonesia tertunduk lesu usai kalah dari Malaysia, Kamis (05/09/2019). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Para pemain Timnas Indonesia tertunduk lesu usai kalah dari Malaysia, Kamis (05/09/2019).

INDOSPORT.COM - Timnas Indonesia harus menelan pil pahit usai dipermalukan Malaysia 2-3 dalam laga perdana Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G di Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (05/09/19) malam WIB.

Padahal, Indonesia sudah mampu memimpin 2-1 sampai awal babak kedua. Namun, penampilan skuat asuhan Simon McMenemy menurun sehingga harus kebobolan dua gol yang salah satunya tercipta di masa injury time oleh pemain naturalisasi lawan, Mohamadou Sumareh. 

Hasil ini tentu mengecewakan bagi ribuan suporter yang hadir di stadion maupun yang menyaksikan dari layar kaca. Kekalahan lawan Malaysia, yang notabene lawan terlemah di Grup G, semakin memperberat langkah Indonesia di kualifikasi ini.  

Selain itu, kekalahan dari Malaysia yang merupakan rival bebuyutan Indonesia di Asia Tenggara sedikit banyak berdampak pada psikis pemain. 

Tak cukup kekalahan yang memalukan, sepak bola Indonesia pun lagi-lagi harus kembali tercoreng setelah pecahnya kericuhan yang disebabkan oleh oknum suporter tak bertanggung jawab. 

Timnas Indonesia seakan semakin terpuruk dan seperti tanpa harapan. Namun, apakah benar demikian? Jawabannya tentu tidak. Indonesia tak perlu berkecil hati, karena nyatanya masih ada peluang terbuka lebar di depan. 

Peluang Masih Terbuka Lebar

Indonesia saat ini tergabung ke dalam Grup G bersama empat tim lainnya, yakni Uni Emirat Arab, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Dengan sistem home-away, itu artinya Indonesia harus melakoni delapan laga. 

Dengan usainya laga perdana melawan Malaysia, itu artinya Indonesia tinggal menyisakan tujuh laga lagi. 

Kualifikasi babak kedua Piala Dunia 2022 zona Asia terdiri dari delapan grup. Tiap grup diisi oleh lima tim. Tim yang lolos ke babak selanjutnya (babak ketiga) adalah sebanyak 12 tim. 

Ke-12 tim itu terdiri dari delapan negara berstatus juara grup dan empat negara berstatus runner-up terbaik. Itu artinya, Indonesia tak perlu menjuarai grup untuk lolos, cukup dengan menjadi runner-up terbaik. 

Secara level, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam tak terpaut jauh. Indonesia baru akan benar-benar kewalahan saat bertemu dengan Uni Emirat Arab.

Jika melakukan hitung-hitungan, seharusnya Indonesia bisa masuk ke kategori runner-up terbaik dengan cukup meraih minimal 13 poin. 

Angka ini cukup aman mengingat Uni Emirat Arab kemungkinan mampu mengalahkan Malaysia, Thailand, dan Vietnam minimal satu kali. 

13 poin timnas bisa diraih dengan menang empat kali plus satu kali seri. Atau tiga kali menang dan empat kali imbang.

Mari kita jabarkan peluang poin yang bisa didapatkan Timnas. Dari empat kemenangan, Indonesia seharusnya bisa meraihnya dari Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Indonesia bisa mengincar dua kemenangan atas Vietnam, satu kemenangan atas Thailand, dan satu lagi melawan Malaysia di laga tandang. 

Melawan Uni Emirat Arab, satu poin menjadi raihan paling realistis yang bisa didapat. Indonesia bisa memanfaatkan laga kandang di Stadion GBK untuk merebut satu poin tersebut.

Jika Indonesia terpeleset saat melawan Uni Emirat Arab, maka Indonesia wajib meraih empat poin dari Thailand. Itu artinya, Indonesia harus mampu meraih tiga poin di kandang, dan mencuri satu poin di Thailand. 

Kekuatan yang Cukup

Indonesia tentunya memiliki modal yang cukup untuk itu. Saat ini Indonesia diisi materi pemain yang sesungguhnya tak kalah dengan Vietnam maupun Malaysia. 

Hanya saja, Indonesia harus sanggup tampil maksimal di tiap laganya. Pada laga melawan Malaysia, Indonesia tercatat mampu tampil imbang dalam penguasaan bola. 

Hanya saja, Indonesia masih kalah dalam menciptakan peluang. Tercatat Indonesia melakukan 59 kali serangan berbanding 78 milik Malaysia. 

Pelatih Simon McMenemy bisa melakukan perubahan dengan memanggil pemain-pemain yang dirasa bisa memberikan opsi lebih baik ketimbang yang ada saat ini. 

Apalagi, dua pemain naturalisasi Indonesia, Osas Saha dan Greg Nwokolo, urung hadir karena cedera. Mereka pun bisa dicoba di laga selanjutnya. 

Simon dan tim pelatih tentunya tahu dan akan berusaha untuk memperbaiki apa yang menjadi kelemahan di pertandingan perdana melawan Malaysia. Evaluasi menyeluruh pun wajib dilakukan, termasuk memperbaiki mental. 

Untuk itu, demi terpenuhinya skenario di atas, Indonesia harus mampu terlebih dahulu mengalahkan Thailand di laga kandang di Stadion Gelora Bung Karno 10 September 2019 nanti. 

1