Liga Indonesia

Ada yang Ditakutkan, Pelatih Sriwijaya FC Ingin Mengambil Lisensi AFC Pro

Rabu, 25 September 2019 18:08 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Isman Fadil
© Muhammad effendi/INDOSPORT
Pelatih Kepala Sriwijaya FC Kas Hartadi. Copyright: © Muhammad effendi/INDOSPORT
Pelatih Kepala Sriwijaya FC Kas Hartadi.

INDOSPORT.COM - Khawatir syarat pelatih Liga 1 ke depan harus mengantongi AFC Pro Diploma, Pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi berencana mengambil lisensi itu musim depan. 

Pelatih asal Solo ini pun sudah mengumpulkan informasi terkait lisensi AFC Pro, termasuk waktu pelaksanaan yang katanya dimulai Januari 2020.

"Saya berencana mengambil kursus lisensi AFC Pro, yang akan dimulai bulan Januari 2020. Kursus ini memakan waktu hingga sembilan bulan," kata Kas Hartadi, Rabu (25/9/19).

Dua persiapan yang tengah ia lakukan, pertama mengumpulkan uang untu biaya lisensi yang memakan waktu Rp200 juta. 

"Saya juga lagi kumpuli dana untuk kursus lisensi AFC Pro karena biayanya mencapai Rp200 juta. Biaya memang mahal karena di sesi terakhir ada pelatihan di Spanyol atau Italia, dan tempat pelatihan selama sembilan bulan selalu berpindah-pindah. Kalau biaya lisensi A AFC kemarin tidak terlalu mahal, yakni Rp25 juta," jelasnya.

Lisensi AFC Pro sangat diperlukan, mengingat pelatih di klub Liga 1 harus mengantungi lisensi AFC Pro Diploma.

"Kita tidak tahu kedepan, mungkin saja nanti kalau menjadi pelatih Liga 1 harus mengantungi lisensi AFC pro, jadi perlu diantisipasi," ungkapnya. 

Persiapan kedua, belajar komputer, karena itu harus dikuasai pelatih. Dua program yang bakal sering digunakan saat kursus adalah Microsoft Office Power Point, dan juga program Microsoft Office. Jadi saya cari tempat kursus nanti," jelasnya. 

Untuk diketahui, Indonesia saat ini memiliki 20 pelatih lokal berlisensi kepelatihan AFC Pro. Mereka adalah Djajang Nurdjaman, Bambang Nurdiansyah, Aji Santoso, Wolfgang Pikal, Rudy Eka, Priyambada, Joko Susilo, Liestiadi, Hanafing, dan Tony Ho.

Kemudian ada juga mantan pelatih Persib Emral Abus, Rahmad Darmawan, Iwan Setiawan, Nil Maizar, Indra Sjafri, Widodo Cahyono Putro, Yeyen Tumena, Mundari Karya, Yunan Helmi, Syafrianto Rusli, dan Seto Nurdiantoro.