In-depth

Sudah Saatnya Ed Woodward Angkat Kaki dari Manchester United

Selasa, 21 Januari 2020 18:00 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Matthew Lewis/Getty Images
CEO Manchester United, Ed Woodward, menjadi gunjingan para suporter Setan Merah setelah performa tim anjlok di Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir. Copyright: © Matthew Lewis/Getty Images
CEO Manchester United, Ed Woodward, menjadi gunjingan para suporter Setan Merah setelah performa tim anjlok di Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir.

INDOSPORT.COM - Jagat media sosial lagi-lagi diramaikan dengan polemik yang menaungi klub Manchester United. Siapa lagi sosok utamanya kalau bukan Ed Woodward. 

CEO Manchester United, Ed Woodward, menjadi gunjingan para suporter Setan Merah setelah performa tim anjlok dalam beberapa musim terakhir. Kekalahan 2-0 atas Liverpool pekan kemarin kembali memanaskan persoalan ini. 

Nama Ed Woodward menjadi trending topic di jaga twitter. Para fans meminta agar pria 48 tahun itu mundur dari kursi jabatan petinggi Man United. Alasannya sangat masuk akal, Man united mengalami penurunan performa sejak di tangannya. 

Manchester United selama ini dikenal sebagai raja Liga Primer Inggris. Sebanyak 13 gelar sudah mereka kumpulkan dari tahun 1993 sampai terakhir musim 2013. Selama rentang waktu itu, Man United tidak pernah finis di luar tiga besar. 

Jika tak juara, Man United hampir pasti selalu menempati posisi runner-up. Akan tetapi, semenjak kedatangan Ed Woodward pada 2013 lalu, semuanya berubah 180 derajat. 

Man United yang tadinya selalu menjadi kontender juara, kini menjadi tim medioker yang tertatih-tatih di banyak pekan. 

Semenjak kedatangan Ed Woodward, Man United berturut-turut finis di posisi 7 (2014), 4 (2015), 5 (2016), 6 (2017), 2 (2018), dan 6 (2019). Hanya musim 2018 saja mereka sanggup finis sebagai runner-up di bawah komando Jose Mourinho. 

Ironisnya, dari enam tahun masa-masa suram di liga, Ed Woodward sudah menghabiskan 750 juta pound atau sekitar Rp12,9 triliun rupiah (data The Sun). Jumlah itu lebih banyak dari total pengeluaran Man United sepanjang era Ferguson (721 juta pound). 

Teranyar, sebanyak 80 juta euro lebih dikeluarkan untuk menebus Harry Maguire awal musim ini. Namun, kedatangan bek termahal dunia itu masih belum mampu mengangkat performa Man United ke papan atas. 

Maka cocoklah para fans menjuluki Ed Woodward si spesialis transfer gagal United. 

Si Spesialis Transfer Gagal

Man United tidak bisa benar-benar bangkit selepas era Sir Alex Ferguson. Padahal, Belasan triliun sudah dikucurkan untuk pemain-pemain bintang. 

Dengan jumlah uang sebanyak itu Man United nyatanya tetap gagal menghadirkan trofi Liga Primer Inggris. Man United kalah bersaing dari Chelsea, Man City, dan bahkan Tottenham Hotspur.

Maka terkesanlah jika transfer Man United di bawah Ed Woodward asal-asalan. Bagaimana tidak, sudah mendatangkan banyak pemain mahal tetapi klub tetap tak berprestasi. 

Dikutip dari Infostrada Live, Woodward terlibat dalam tujuh dari 11 pembelian termahal MU sepanjang sejarah klub.

Tak hanya jadi 'spesialis' transfer pemain yang gagal, Ed Woodward juga dikenal sering kehilangan pemain-pemain incaran. 

Memiliki uang 80 juta euro lebih untuk menembus Harry Maguire, Man United malah kesulitan menebus Toby Alderweireld. 

Alderweireld memiliki klausul pelepasan yang cukup murah, Manchester United cukup merogoh kocek senilai 25 juta poundsterling (Rp431 miliar).

Jika menilik kondisi pertahanan Man United saat ini, Alderweireld bisa menjadi partner duet bagus untuk Maguire.  

Ed Woodward sering gagal menghadirkan pemain penting yang dibutuhkan pelatih. Kedatangan Maguire saja terbilang telat karena ia telah lama diimpi-impikan oleh Jose Mourinho. Bahkan, Alderweireld juga masuk daftar incaran The Special One

Kehilangan Lukaku juga dipertanyakan karena Man United belum mendapatkan pengganti yang sepadan. Lukaku memang tak benar-benar perform di Man United. Namun, dengan ia yang pergi, saat ini Man United ompong di lini depan. 

Kegagalan merekrut Paulo Dybala merupakan sebuah pukulan telak. Begitu juga dengan Bruno Fernandes. 

Fans yang kecewa pun kini tinggal berharap pada skuat yang ada saat ini di bawah asuhan pelatih muda, Ole Gunnar Solskjaer. 

Tak cuma sering kehilangan target, Ed Woodward juga suka mengumpulkan bintang-bintang flop di Old Trafford. 

Semenjak Ed Woodward menjadi CEO, Man United sudah mendatangkan nama-nama seperti Angel Di Maria, Henrikh Mkhitaryan, Memphis Depay, Bastian Schweinsteiger, Juan Mata, Anthony Martial, Alexis Shancez, Romelu Lukaku, sampai Paul Pogba. Semuanya berakhir dengan kekecewaan.
 
Gahar di Bisnis, Medioker di Lapangan

Ed Woodward sebetulnya bukan orang sembarangan. Ia adalah rising star di jajaran direksi Man United. Sedikit mengulas latar belakang, keterlibatan Woodward di jajaran direksi Man United dimulai pada 2005.

Kariernya terus menanjak mulai dari jadi perencana keuangan hingga menangani bagian media dan komersial United. 

Pada 2012, Ed memberikan keuntungan Man United sampai 117,6 juta pound. Hal itulah yang membuat ia dipromosikan sebagai wakil dari ketua eksekutif klub, David Gill. 

Sayang, kehebatannya dalam mengelola bisnis tak diimbangi dengan prestasi di lapangan. Sebagai gambaran, minimnya gelar yang diraih Man United tidak berdampak pada kurangnya sponsor. 

Berdasarkan data Forbes pada Agustus tahun lalu, United memiliki nilai komersial sekitar 4,1 miliar dollar AS atau setara Rp 59 triliun. Man United pun selalu masuk dalam lima besar klub terkaya di dunia. 

Saatnya Ed Woodward Angkat Kaki dari United

Ribuan fans Man United kini tak peduli lagi dengan reputasi Setan Merah sebagai salah satu klub terkaya di dunia. Uang banyak yang dimiliki klub tak ada artinya jika prestasi di lapangan melempem. 

Enam tahun penuh derita di bawah Woodward seharusnya sudah jadi bukti yang cukup bagi manajemen Man United harus segera berbenah. 

Jika sosok gagal seperti Woodward masih beroperasi di bursa transfer, fans pun perlu mempertanyakan kebijakan keluarga Glazzer di Man United. Jika terus tak ada perubahan, Manchester United bisa terus terpuruk dan merugi.