Liga Indonesia

Kisah Jaya Liga Indonesia dengan Sponsor yang Kini Diharamkan PT LIB

Rabu, 26 Februari 2020 23:48 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Yohanes Ishak
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Sebelum akhirnya dilarang dengan Surat Resmi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) sejumlah sponsor sempat mewarnai kejayaan Liga Indonesia.

TIRA Persikabo dengan sponsornya yang merupakan perusahaan judi online, memnacik perhatian jelang Liga 1 2020.  Bermula dari munculnya sebuah perusahaan judi, SBOTOP di bagian depan jersey klub asal Bogor itu, pertanyaan pun menyeruak. Apakah boleh klub Liga 1 menggunakan perusahaan judi sebagai sponsornya?

Seakan tak mau kecolongan, PT LIB pun bergerak cepat. Aturan langsung mereka keluarkan. Lewat surat bernomor 103/LIB/II/2020, yang ditandatangani oleh Dirut PT LIB sekaligus Wakil Ketua Umum PSSI, Cucu Soemantri, operator kompetisi itu dengan tegas melarang perusahaan judi menjadi sponsor klub Liga 1 2020. Bersama juga perusahaan rokok dan minuman beralkohol.

"LIB tidak mengizinkan klub yang berpartisipasi pada kompetisi resmi yang dikelola LIB untuk menjalin kerjasama komersial dengan produk yang berkaitan langsung dengan brand rokok, minuman beralkohol dan situs perjudian," tertulis dalam surat resmi PT LIB.

Kejayaan Sepak Bola Indonesia dengan Sponsor yang Kini Dilarang

Jauh sebelum munculnya surat resmi dari PT LIB tersebut, sebenarnya sudah ada sejumlah peraturan yang menjadi landasan tak bisanya klub Liga Indonesia menggunakan salah satu perusahaan di atas (rokok) sebagai sponsornya. Antara lain UU Nomor 11 Tahun 2008, PP No.109 Tahun 2012, PERPRES No.74 Tahun 2013, dan PERMENDAG No.20 Tahun 2014.

Aturan-aturan tersebut pun diejawantahkan dengan mulai tak ada lagi berbagai peruhaan rokok yang menjadi sponsor klub, bahkan kompetisi Liga Indonesia sejak tahun 2013.

Padahal jika melihat kebelakang, kejayaan sepak bola Indonesia tak pernah lepas dari keberadaan perusahaan rokok yang tak segan menggelontorkan uangnya untuk mendanai klub dan membiayai kompetisi sepak bola kasta tertinggi Liga Indonesia.

Rokok Sebagai Sponsor Liga Indonesia

Munculnya perusahaan rokok sebagai sponsor utama Liga Indonesia terjadi pada tahun 1994. Kala itu dengan dana Rp4,5 miliar per musim, perusahaan rokok Dunhill menjadi sponsor utama Liga Indonesia. Hingga mengubah nama kompetisi menjadi Liga Dunhill.

Munculnya Dunhill sebagai sponsor utama kompetisi sepakbola di Indonesia juga berdampak pada seluruh klub perserta. Dimana mereka wajib memasang nama produk rokok asal Amerika Serikat tersebut di depan jersey mereka masing-masing.

Sukses Dunhill menjadi sponsor Liga Indonesia selama dua musim, membuat sejumlah perusahaan rokok lain ikut mengambil peluang setelah mundurnya Dunhill di tahun 1996.

Pada saat itu adalah perusahaan rokok asal Amerika Serikat lainnya, Kansa, yang juga menjadi sponsor Liga Inonesia hingga dua musim kedepan.

Masih dengan skema yang sama. Dimana nama liga dan logo mereka terpampang di jersey klub, kansas menyuntikan dana sebesar Rp5,350 untuk menjadi sponsor semusimnya.

sempat terhenti sejak Kansas usai menjadi sponsor dua musim. Dan menggunakan sponsor dari perushaan lain pasca krisis moneter. Liga Indonesia akhirnya kembali mesra dengan perusahaan rokok ketika Djarum Super muncul sebagai sponsor pada musim 2005. Djarum bahkan cukup lama bertahan menjadi sponsor Liga Indonesia. Hingga ke Era Liga Super di tahun 2011. 

Pada tahun 2005 itu, perushaan rokok PT Bentoel Prima juga muncul sebagai sponsor utama Piala Indonesia. Hingga menghadirkan nama Copa Dji Sam Soe.

Mungkin jika tak ada konflik di Liga Indonesia dan munculnya Undang-undang larangan perusahaan rokok menjadi sponsor, bukan tak mungkin Djarum yang memang sangat dekat dengan dunia olah raga Indonesia, kembali menjadi sponsor utama di era Liga 1 kali ini.