In-depth

4 Fakta Arnold van der Vin, Kiper Naturalisasi Indonesia Pertama yang Ramah

Sabtu, 11 April 2020 18:12 WIB
Penulis: Aldi Aulia Anwar | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© dok. Sari Azhar Tanjung
Tim PSMS saat menghadapi PSM pada HUT ke-30 Persija Tahun 1958 di Lapangan Ikada, Jakarta. Arnold Van der Vin menjadi sosok yang sangat mencolok di foto tersebut dengan postur badannya. Copyright: © dok. Sari Azhar Tanjung
Tim PSMS saat menghadapi PSM pada HUT ke-30 Persija Tahun 1958 di Lapangan Ikada, Jakarta. Arnold Van der Vin menjadi sosok yang sangat mencolok di foto tersebut dengan postur badannya.

INDOSPORT.COM - Bagi pecinta sepak bola Indonesia, mungkin belum banyak tahu siapa kiper naturalisasi pertama yang dimiliki Indonesia. Sosok itu tak lain adalah Arnold van der Vin.

Ia dinaturalisasi bersama empat pemain berkewarganegaraan Belanda lainnya, yakni Van der Berg, Piteersen, Pesch, dan juga Boelard van Tuyl. Namun, hanya nama Van der Vin yang dikenal secara luas di dunia sepak bola lantaran memperkuat Timnas Indonesia.

Karena postur tubuhnya menjulang dengan tinggi 184 cm, pemain dengan nama panggilan Nol ini menjadi sosok yang berbeda dengan pemain lainnya saat membela Panji Timnas Indonesia pada era 1950-an sebagai kiper.

Ada beberapa fakta yang telah terungkap dari Van der Vin, seperti pernah membela beberapa klub asal Indonesia (Excelsior Surabaya, Union Makes Strength/UMS, Persija Jakarta dan PSMS Medan). Selain itu ia mengawali debutnya bersama tim Garuda pada 27 Juli 1952 melawan tim asal Hongkong Nan Hua.

Fakta lainnya yakni Van der Vin pernah menggagalkan penalti pemain legendaris Real Madrid, Ferenc Puskas, kala Timnas Indonesia bersua Timnas Hungaria di Lapangan Ikada, Jakarta, pada 1960 silam.

Selain itu ia menjadi pemain Indonesia pertama yang berkarier di klub Eropa. Kala itu Van der Vin harus angkat kaki dari Indonesia pada 1954 ketika pemerintah Indonesia saat itu membuat kebijakan anti-Belanda, sehingga bergabung dengan klub asal Belanda, Fortuna 54 (saat ini bernama Fortuna Sittard).

© dok. Sari Azhar Tanjung
Laga PSSI lawan PSMS pada 1956 di Stadion Teladan, Medan. PSMS diperkuat Van der Vin, Ramlan Yatim, Azis Tanjung dan lainnya. Sementara PSSI diperkuat Maladi, Tan Liong How, Rasyid dan lainnya. Copyright: dok. Sari Azhar TanjungLaga PSSI lawan PSMS pada 1956 di Stadion Teladan, Medan. PSMS diperkuat Van der Vin, Ramlan Yatim, Azis Tanjung dan lainnya. Sementara PSSI diperkuat Maladi, Tan Liong How, Rasyid dan lainnya.

Banyak lainnya fakta tentang Van der Vin yang pernah terungkap seperti menjadi kiper terbaik Asia, pernah mengkritik PSSI serta dilabeli sebagai pria sang penakluk hati wanita atau playboy.

Namun tahukah Anda ada beberapa fakta-fakta lainnya yang belum terungkap dari sosok Van der Vin. Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT coba meragkum fakta-fakta lainnya dari sang kiper naturalisasi pertama Indonesia tersebut.

1. Bukan satu musim berseragam PSMS

Dilansir dari Wikipedia berbahasa Inggris, disebutkan bahwa Van der Vin hanya berseragam PSMS selama satu musim dari 1956. Faktanya dia lebih dari satu tahun bersama PSMS.

Pengamat dan pemerhati PSMS, Indra Efendi Rangkuti, mengatakan bahwa sang pemain pernah merumput bersama PSMS dari 1956 sampai 1959 silam.

"Setelah dari klub Belanda, ia gabung PSMS dari 1956 sampai 1959. Saya dapat info dari anak mantan pemain PSMS, Azis Tanjung, yang pernah setim dengan Van der Vin kala itu," katanya kepada INDOSPORT,Jumat (10/04/20) lalu.

"Anak Aziz Tanjung itu yakni Sari Azhar Tanjung yang juga mantan pemain PSMS di era 1980-an dan awal 1990-an. Bang Azhar bercerita bahwa Van der Vin pernah bertandang ke rumah Pak Azis Tanjung, saat bang Azhar masih kecil," lanjutnya.

Lanjutnya, sejumlah dokumentasi dari Sari Azhar Tanjung tersebut yang membenarkan bahwa Van der Vin cukup lama bersama PSMS. Salah satunya saat foto dengan teks, PSMS kalah dari PSM Makassar 2-4 dalam laga memperingati ulang tahun Persija ke-30 pada 1958 silam.

2. Pernah bawa tim Sumut Raih Emas PON 1957

Untuk prestasi, Van der Vin memang tidak pernah membawa PSMS juara Perserikatan atau Kejurnas PSSI. Bersama legenda PSMS seperti Ramlan, Aziz Tanjung serta yang lainnya, Van der Vin hanya mampu membawa PSMS menjadi runner-up di musim 1957.

Akan tetapi, Van der Vin pernah membawa tim Sumatera Utara (Sumut) menjadi juara atau meraih emas dalam PON edisi ke-4 di Makassar pada 1957.

© dok. Sari Azhar Tanjung
Arnold Van der Vin main bersama PSMS saat menghadapi PSM Makassar pada laga menyambut ulang tahun Persija ke-30 pada 1958. Copyright: dok. Sari Azhar TanjungArnold Van der Vin main bersama PSMS saat menghadapi PSM Makassar pada laga menyambut ulang tahun Persija ke-30 pada 1958.

"Dari foto tadi (laga PSM lawan PSMS di ulang tahun ke-30 Persija), juga disebutkan bahwa PSM yang jadi juara kompetisi PSSI pada 1956/57 menghadapi PSMS yang merupakan juara PON edisi ke-4 tersebut," ungkap Indra lagi.

3. Sosok yang ramah

Lanjut Indra, Van der Vin dikenal sebagai sosok yang pandai mengambil hati orang Medan, sehingga ia jadi sosok idola walau bukan asli 'Anak Medan' atau putera daerah Sumut.

"Saya sempat cerita Uwak (saudara orang tua) saya yg pernah menonton PSMS pada era itu bahwa Van der Vin sering mengucapkan 'Horas Medan' ketika berlaga di Stadion Teladan," lanjutnya.

4. Pensiun

Setelah bermain bersama PSMS, lanjut Indra lagi, Van der Vin memutuskan untuk pindah ke klub negeri Jiran Malaysia, Penang FA, sampai pensiun.

"Setelah itu tahun 1960, Van der Vin memutuskan untuk pindah ke Liga Malaysia bersama Penang FA hingga pensiun pada 1963," pungkas Indra.