Liga Indonesia

3 Keuntungan Apabila PSIS Kembali Menggunakan Stadion Jatidiri di Liga 1

Sabtu, 18 April 2020 06:02 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Yohanes Ishak
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Stadion Jatidiri yang tengah Direnovasi oleh Pemprov Jawa Tengah sejak tahun 2019 lalu. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Stadion Jatidiri yang tengah Direnovasi oleh Pemprov Jawa Tengah sejak tahun 2019 lalu.

INDOSPORT.COM – Persoalan soal kandang memang menjadi salah satu masalah PSIS Semarang usai dipastikan promosi ke Liga 1 di musim 2017.

Di saat klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini kembali berkancah di Liga 1 pada tahun 2018, mereka justru tidak bisa bermain di Kota Semarang yang notabene daerah mereka berasal.

Penyebab PSIS tidak bisa main di Kota Semarang tentu akibat Stadion Jatidiri yang tengah direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah supaya berstandar internasional dan memiliki kapasitas lebih besar dari sebelumnya.

Dengan tidak bisa main di Semarang, PSIS tentu memiliki beberapa kendala seperti harus menjadi tim musafir yang memerlukan dana yang cukup besar, kemudian dukungan penonton yang tidak semaksimal apabila klub kebanggaan Panser Biru dan Snex ini bermain di Stadion Jatidiri.

Di tengah wabah Virus Corona, kabar buruk juga datang dengan adanya wacana anggaran untuk renovasi tahap akhir Stadion Jatidiri akan dirasionalisasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Hal ini sebenarnya cukup wajar mengingat Pemprov Jawa Tengah harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk penanganan wabah ini.

Namun hal ini tentu menjadi kabar kurang sedap bagi PSIS karena mereka terancam akan kembali menunda untuk kembali ‘debut’ di Stadion Jatidiri.

Redaksi berita olahraga INDOSPORT mencoba merangkum tiga keuntungan apabila PSIS kembali bisa menggunakan Stadion Jatidiri:

1. Bisa Dapat Pemain Bintang

Apabila bisa kembali berlaga di Stadion Jatidiri, dana operasional yang dikeluarkan manajemen PSIS untuk tim tentu akan berkurang karena tidak perlu membayar biaya hotel, transportasi, dan pajak yang cukup tinggi apabila main di Kota Magelang.

Dengan dana operasional yang semakin minim, PSIS tentu bisa mengalihkan anggaran untuk mendapatkan pemain bintang.

Walaupun materi pemain PSIS saat ini cukup merata dan bisa diperhitungkan, namun apabila ada tambahan pemain bintang bisa menjadi daya tarik dan target yang diberikan manajemen PSIS kepada tim bisa lebih tinggi dari target saat ini yakni finish di posisi delapan besar.

© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo PSIS Semarang. Copyright: Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORTLogo klub Liga 1, PSIS Semarang.

2. Mudah Mendapatkan Sponsor

Yoyok Sukawi selaku CEO PSIS beberapa waktu lalu pernah menyampaikan bahwa banyak perusahaan yang sudah menghubungi pihak manajemen klub untuk menjadi sponsor dengan pancingan hastag #2020PSISBalikSemarang.

Salah satu sponsor asal Karesidenan Semarang yang sudah masuk akibat hastag tersebut adalah Charlie Hospital. Rumah sakit yang terletak di Kendal ini menjadi salah satu sponsor baru PSIS dan Yoyok Sukawi pernah berkata bahwa salah satu yang menarik minat Charlie Hospital adalah kembalinya PSIS ke Semarang.

Walaupun saat ini PSIS belum bermain di Stadion Jatidiri, namun tim PSIS yang kembali latihan di Semarang mampu menyedot animo penonton sehingga sponsor lebih tertarik.

Apabila PSIS kembali menggunakan Stadion Jatidiri, bukan tak mungkin perusahaan akan lebih banyak yang tertarik menjadi sponsor karena Stadion Jatidiri yang berkapasitas 45 ribu penonton diprediksi akan dipadati oleh penonton setiap PSIS berlaga.

Hal ini tentu cukup menjanjikan untuk sponsor apabila klub yang mereka sponsori memiliki suporter yang cukup banyak dan tak pernah absen menyaksikan tim kebanggaannya berlaga.

3. Dukungan dari Suporter Semakin Besar

Tak bisa dipungkiri, walaupun saat PSIS main di Magelang penontonnya juga cukup banyak, namun apabila kembali bermain di Stadion Jatidiri jumlahnya pasti akan bertambah.

Hal ini dikarenakan jarak yang cukup dekat dari rumah para penonton yang mayoritas berada di Kota Semarang.

Apalagi kalau PSIS main di tengah pekan, klub yang berdiri di tahun 1932 ini tak perlu khawatir kekurangan jumlah penonton karena para suporter tetap bisa mendukung usai jam kerja berakhir.

Sementara jika PSIS main di Magelang, para suporter yang memiliki pekerjaan cukup sulit untuk menonton langsung apabila pertandingan berlangsung di tengah pekan.