Liga Indonesia

Kisah Persis Solo 2 Kali Batal Degradasi Meski Juru Kunci

Selasa, 21 April 2020 21:41 WIB
Penulis: Prabowo | Editor: Lanjar Wiratri
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo klub Liga 2, Persis Solo. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
Logo klub Liga 2, Persis Solo.

INDOSPORT.COM - Persis Solo pernah mencatatkan rekor unik saat berlaga di kompetisi Divisi Utama 2009/2010 dan 2010/2011. Dalam dua musim itu, tim Laskar Sambernyawa sejatinya mencatatkan hasil buruk, bahkan harus rela terdegradasi ke Divisi I.

Namun, Persis dua kali itu pula mampu lolos dari jeratan turun kasta. Mereka pun sampai sata ini masih eksis di kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia yang kini bernama Liga 2.

Kisah unik itu bermula saat menghadapi Divisi Utama 2010. Masalah minimnya anggaran dan finansial dan nyaris mundur dari kompetisi membuat manajemen memaksimalkan pemain muda dan produk lokal.

Namun tak diduga, tim kebanggaan masyarakat Kota Bengawan tergabung di Grup II (total tiga grup) mengawali liga dengan apik dengan mengalahkan Persikota Tangerang, 2-0 di Stadion Manahan (25 November 2010). Sepekan berselang, giliran Persikad Depok yang digilias 4-1 di stadion yang sama.

Tiga laga kandang beruntun ditutup dengan menjamu Persikab Bandung dan bermain imbang tanpa gol. Hasil lumayan apik itu seakan membangkitkan kubu Persis yang semula tak berniat ikut kompetisi.

Hanya saja, hasil impresif itu bak gertak sambal. Setelahnya, Persis hanya menambah satu kemenangan saja hingga akhir musim, yakni saat unggul 1-0 atas Mitra Kukar di Manahan.

Mereka bahkan beberapa kali kalah dengan skor telak. Yakni dihajar Persidafon Dafonsoro (0-6), Gresik United (1-4), PPSM Magelang (0-5), Persiba Bantul (0-5), PSIS Semarang (0-3), dan Mitra Kukar (1-6) di Tenggarong.

Kondisi semakin tak menguntungkan, setelah Persikad Depok mundur di tengah musim. Semua hasil melawan tim Serigala Margonda dibatalkan, termasuk kemenangan telak 4-1 yang diraih Persis.

Persis finish di posisi juru kunci dengan nilai 12, hasil dua kali menang, enam seri, dan 12 kekalahan. Beruntung, tim berkostum merah-merah itu bisa memperpanjang napas untuk bertahan melalui jalur play-off.

Babak play-off memperebutkan satu tiket bertahan berlangsung di Stadion Jatidiri, Kota Semarang. Selain Persis, ada Persires Rengat, dan Persiku Kudus. 

Namun, Persiku berhak lolos karena unggul produktivitas gol setelah menang 5-1 atas Persires dan bermain imbang 1-1 kontra Persis. Sementara wakil Kota Solo 'hanya' menang 3-0 saat menghadapi Persires.

Membangkang dan Dapat 'Mukjizat'

Hasil musim itu membuat Persis harus bermain di Divisi I musim 2010/2011. Namun, secara mengejutkan Persis membangkang ogah terjun ke Divisi I karena menanggap babak play-off sebelumnya penuh dengan kontroversi dan kecurangan.

Manajemen Persis saat itu yakin timya masih bisa bermain di kompetisi Divisi Utama, sehingga tidak mengikuti technical meeting Divisi I. Menanggapi sikap itu, Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) akhirnya menjatuhkan hukuman degradasi ke Divisi II.

Namun, 'mukjizat' didapatkan tim juara tujuh kali Liga Perserikatan itu untuk tetap bermain di kompetisi Divisi Utama 2010/2011. Adalah PSDS Deli Serdang yang memutuskan mundur, sehingga posisinya digantikan Persis.

Hanya saja, persiapan Persis kembali ala kadarnya karena mepetnya jadwal dan minimnya pendanaan. Mereka kembali memaksimalkan pemain-pemain muda, termasuk kapten Barito Putera saat ini, Bayu Pradana yang belum genap berusia 20 tahun.

Hasilnya, Persis jadi juru kunci sepanjang musim mereka hanya meraih sekali kemenangan, lima seri, dan 18 kekalahan! Persis sendiri dijatuhi hukuman poin minus delapan setelah walk-out melawan Persemalra Tual dan mundur dari kompetisi.

Hanya saja, Persis kembali selamat di akhir musim setelah operator memutuskan tidak ada tim yang terdegradasi. Musim selanjutnya, Persis terpecah menjadi dua yang berlaga di Divisi Utama Liga Indonesia (LI) dan Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) di era dualisme kompetisi.