Liga Indonesia

3 Pertemuan Persik Kontra Arema Paling Seru dalam Sejarah

Senin, 27 April 2020 14:41 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Arema FC maupun Persik Kediri sudah saling mengalahkan dan memberondong gawang lawan masing-masing yang terangkum dalam 16 laga sejak bertemu pada tahun 2002 silam.

Dari total pertemuan sepanjang 17 tahun itu, Arema memenangi 6 duel, Persik 7 laga dan 3 laga sisanya berakhir imbang. Secara tidak, Arema sudah menggelontor 26 gol ke gawang Persik, dan hanya berbalas 18 gol saja.

Berikut ini Indosport merangkum 3 derbi Jatim yang paling seru sepanjang sejarah pertemuan kedua tim, mulai di era Liga Indonesia, Piala Indonesia hingga Indonesia Super League.

1. Persik Kediri vs Arema Malang 4-0

Pertemuan pertama terjadi pada Liga Indonesia 2003, dan langsung menyita perhatian. Keberadaan sang manajer, Iwan Budianto yang membawa sejumlah pemain andalan dari Malang, menjadi pemicunya.

Faktor itu yang kemudian menjadikan tensi laga langsung berlangsung panas di Stadion Brawijaya, Kamis (27/02/03). Gengsi sebagai Arek Malang membuat pemain tim Singo Edan bak ingin membuktikan diri di hadapan Iwan Budianto beserta gerbong permainya seperti Harianto, Siswantoro maupun Johan Prasetyo.

Kericuhan pun meletus saat kick-off baru berlangsung 8 menit, pasca gol Frank Bob Manuel Bamidele . Gol eks striker Arema itu memicu emosi Aremania yang hadir di Kediri dan mengakibatkan bentrok antar suporter terjadi, hingga laga dihentikan.

Laga tunda akhirnya dilanjutkan di Sasana Krida TNI AU Yogyakarta, Minggu (27/04/03). Arema yang sudah mencoret 3 pemainnya, harus tampil dengan 8 pemain dan menjadi bulan-bulanan Persik lewat tiga gol susulan yang dicetak Solekan pada menit 75 serta Bamidele menit 79 dan 85.

2. Persik Kediri vs Arema Indonesia 0-4

Pada momen ini, Arema sedang berada pada top level hingga berujung pada trofi juara ISL musim 2009/2010. Dalam dua kali pertemuan, tim Singo Edan menumpas perlawanan Persik dengan kemenangan 1-0 di Lamongan (20/01/10) dan 3-0 di Malang (18/02/10).

Apes bagi Persik, slot babak semifinal PI harus kembali mempertemukan mereka dengan Noh Alam Shah dkk. Pertemuan ketiga sepanjang 2010 itu pun kembali dimenangkan Arema dengan skor lebih telak, 4 gol tanpa balas di Stadion gelora Delta Sidoarjo (28/07/10).

Persik yang tak ingin kalah ketiga kalinya, tampil penuh determinasi hingga membuat skor berakhir imbang 0-0 di paruh pertama. Namun, tembok kokoh itu runtuh juga dalam tempo 3 menit, melalui gol Irfan Raditya (48) dan Muhammad Ridhuan (51).

Tim Macan Putih pun harus tampil compang camping pada 10 menit akhir. Fauzi Toldo langsung diganjar kartu merah atas pelanggaran kerasnya terhadap Noh Alam Shah.

Persik yang sudah kehabisan kuota 3 pergantian pemain, akhirnya menunjuk Wawan Widantoro yang berposisi bek kiri, sebagai penjaga gawang. Arema pun kembali menghujani gawang eks pemain Arema di Ligina 2001 dan 2002 itu sebanyak dua kali, melalui Mochamad Fakhrudin menit 87 dan Rahmat Affandi menit 90.

3. Persik Kediri vs Arema Cronus 2-2

Cerita berbeda justru terhampar pada penghujung pertemuan kedua tim, musim 2014 lalu. Secara hasil akhir, Persik memang hanya meraih hasil imbang 2-2 kontra Arema saat laga dilangsungkan di Stadion Gajayana Malang, Rabu (27/08/14) lalu.

Persik membuka gol sekaligus memungkasi ya melalui aksi Ngon A.Mamoun pada menit 36 dan Faris Aditama (90). Sementara dua gol Arema diciptakan Samsul Arif (50) dan Beto Goncalves (82).

Yang membuat Derby Jatim itu seru, tak lain adalah keberadaan Persik mania. Ya, suporter setia tim Macan Putih itu sudah mulai mengikis jarak rivalitas dengan Aremania dalam 11 tahun terakhir.

Kehadiran sekitar 100 suporter berwarna ungu itu pun diterima dengan baik oleh 25 ribuan Aremania yang berbaju biru. Fenomena berpadunya kedua suporter itu merupakan yang pertama kalinya sejak kerusuhan meletus pada pertemuan pertama kedua tim di stadion Brawijaya, (27/02/03) silam.

Semenjak bentrokan hebat itu, pihak kepolisian tak mau mengambil resiko. Pertimbangan keamanan membuat kedua suporter dilarang saling berkunjung pada masing-masing laga home mulai era kompetisi Liga Indonesia 2005 hingga 2007, serta ISL pada 2008 hingga 2010.