Liga Indonesia

Pelatih PSIS Ceritakan Kondisi di Indonesia Kepada Media Eropa

Kamis, 30 April 2020 15:13 WIB
Penulis: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Dragan Djukanovic selaku pelatih kepala klub Liga 1 PSIS Semarang menceritakan kondisi terkini di Indonesia ke salah satu media asal Eropa Timur yakni Serbia. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Dragan Djukanovic selaku pelatih kepala klub Liga 1 PSIS Semarang menceritakan kondisi terkini di Indonesia ke salah satu media asal Eropa Timur yakni Serbia.

INDOSPORT.COM – Dragan Djukanovic selaku pelatih kepala klub Liga 1 PSIS Semarang menceritakan kondisi terkini di Indonesia kepada salah satu media asal Eropa Timur yakni Serbia.

Pria berlisensi UEFA Pro ini saat diwawancarai Hotsport.rs mengatakan bahwa sepak bola di Indonesia saat ini tengah berhenti karena adanya virus Corona.

Dalam wawancara tersebut, Dragan mengaku kecewa dengan pemberhentian kompetisi Liga 1 2020 karena klubnya tengah dalam tren positif.

PSIS di tiga pertandingan awal Liga 1 2020 memang tampil cukup menjanjikan dengan catatan dua kemenangan dan satu kali kalah. Bahkan dalam tiga laga tersebut, Laskar Mahesa Jenar baru melakoni satu partai kandang dan dua lainnya berstatus sebagai tim tamu.

“Problem datang setelah tiga pertandingan awal. Kami saat ini tengah menunggu hingga 29 Mei dan bahkan ada saran kalau kompetisi kali ini diganti dengan turnamen,” ujar Dragan Djukanovic seperti dilansir dari Hostsport.rs.

Dalam wawancara tersebut, Dragan juga menceritakan bahwa saat ini di Indonesia banyak pusat keramaian yang ditutup dan masyarakat di Semarang mengenakan masker pada saat beraktifitas di luar rumah.

Dragan sendiri saat ini memang masih berada di Kota Semarang dan tinggal di salah satu apartement yang berada di dekat pusat Kota Lumpia. Ia belum pulang ke Serbia karena kemarin bandara di negaranya sempat ditutup.

Jika dalam waktu dekat ini ada kepastian kompetisi Liga 1 2020 akan diberhentikan, Dragan mengaku akan segera pulang ke Serbia karena istri dan anaknya tidak ia ajak untuk merantau ke Indonesia.