Liga Indonesia

Liga 1 2020 Akan Dihentikan Bila Penyebaran Covid-19 Semakin Buruk

Minggu, 27 September 2020 20:22 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Herry Ibrahim
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita tak menutup kemungkinan bila memang nantinya Liga 1 2020 kembali dihentikan. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita tak menutup kemungkinan bila memang nantinya Liga 1 2020 kembali dihentikan.

INDOSPORT.COM - Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita tak menutup kemungkinan bila memang nantinya Liga 1 2020 kembali dihentikan. Namun kompetisi akan dihentikan bila memang penyebaran Covid-19 memburuk atau adanya klaster baru.

Roda kompetisi Liga 1 2020 memang sesaat lagi kembali bergulir. Kompetisi teratas di Indonesia ini dijadwalkan kembali kick off pada 1 Oktober mendatang.

Kompetisi kembali berjalan dalam situasi luar biasa. Sebab kompetisi dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19 yang masih terjadi di Indonesia.

LIB selaku operator kompetisi pun tak lepas terus melakukan koordinasi terkait pelaksanaan Liga 1 2020. Hampir seluruh elemen pemangku kebijakan disambangi oleh LIB untuk mempertimbangkan kompetisi berjalan atau tidak.

"Memang kami bertemu dengan pemerintah, pejabat keamanan, dan aparat daerah itu secara intens dua bulan terakhir. Setelah ini pun kami akan bertemu kembali dengan berbagai pihak itu, karena menyangkut perkembangan terakhir, apakah (Liga lanjutan) ini bisa diteruskan atau tidak," ujar Akhmad Hadian.

Akhmad Hadian Lukita menegaskan, kompetisi berjalan pun dalam protokol kesehatan yang ketat. Namun meski begitu tetap ada opsi kompetisi dihentikan bila memang situasi semakin memburuk.

"Pemerintah setempat akan memantau jangan sampai ada kerumunan jangan sampai ada klaster baru. Kalau yang terburuk (kompetisi) akan dihentikan, kami akan nurut kalau kondisi (Covid-19) semakin berat," katad Hadian.

"Ada beberapa yang khawatir saya kira itu wajar. Saya juga termasuk yang sangat khawatir. Khawatir ada yang terpapar virus, jadi kita memang antisipasi dengan manajemen risiko paling ketat," pungkasnya.