Liga Indonesia

Terkait Tarkam di Tengah Berhentinya Liga 1, Bos PSIS Punya Pendapat Unik

Selasa, 10 November 2020 16:27 WIB
Kontributor: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Herry Ibrahim
© Alvin Syaptia/INDOSPORT
Para pemain klub Liga 1, PSIS baik senior mau pun junior ketika melakukan latihan di Stadion Citarum, Semarang. Copyright: © Alvin Syaptia/INDOSPORT
Para pemain klub Liga 1, PSIS baik senior mau pun junior ketika melakukan latihan di Stadion Citarum, Semarang.

INDOSPORT.COM - Chief Executive Officer (CEO) PSIS Semarang, Alamsyah Satyanegara Sukawijaya memiliki kebijakan tersendiri terkait kegiatan pemainnya di tengah berhentinya Liga 1 2020.

Menurut pria yang kerap disapa Yoyok Sukawi ini, ia memperbolehkan para pemainnya mengikuti pertandingan antar kampung atau kerap disebut tarkam.

Padahal pada tahun-tahun sebelumnya PSIS cukup tegas dalam melarang pemainnya untuk mengikuti pertandingan tarkam karena aturan profesionalitas dan menjaga pemain supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti cedera.

Semenjak kompetisi Liga 1 tidak dapat izin dari Kepolisian Republik Indonesia untuk digelar, PSIS memang langsung meliburkan pemainnya pada akhir September mendatang. Hingga saat ini tidak ada aktifitas lagi setelah para pemain dipulangkan ke daerah masing-masing termasuk pemain dan pelatih asing.

Dengan kondisi tersebut, Yoyok Sukawi merasa wajar apabila pemainnya mengikuti tarkam karena untuk menjaga kondisi dan mengasah sentuhan setelah dipastikan tidak akan ada kompetisi hingga Bulan Februari 2021 mendatang.

“Biarkan saja kalau pemain mau ikut tarkam. Kami tidak masalah. Syukur-syukur kalau bisa nambah pemasukan mereka,” ujar Yoyok Sukawi saat dihubungi redaksi berita olahraga INDOSPORT, Selasa (10/11/20).

“Yang penting hati-hati supaya tidak cedera dan pemain pasti tahu bagaimana batasannya,” imbuhnya.

Yoyok Sukawi pun mengaku akan mencoba mencarikan pemainnya turnamen tarkam yang bisa menghasilkan tambahan pendapatan. Ia berujar demikian karena sadar bahwa pemain juga punya kebutuhan sebagai mana manusia biasa.

“Kalau bisa saya juga akan bantu mereka carikan turnamen kecil-kecilan. Untuk saat ini urusan kemanusiaan di atas segalanya karena mereka juga punya keluarga dan kompetisi juga belum boleh dilaksanakan,” tandas Yoyok Sukawi.

PSIS sendiri sebagai klub Liga 1 2020 sebetulnya masih memberi gaji untuk pemainnya selama kompetisi berhenti. Mereka memiliki kebijakan memberi gaji pemain sebesar 10 persen apabila tidak ada aktifitas latihan.

Sementara saat latihan berlangsung seperti Bulan September lalu, PSIS memberi hak sesuai dengan arahan dari PSSI yakni 50 persen.