In-depth

Chelsea yang Alergi Menang Lawan Tim Setara dan Pertandingan Besar

Senin, 30 November 2020 10:55 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Matthew Childs - Pool/Getty Images
Pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane, saat menghadapi Chelsea di pertandingan Liga Inggris, Senin (30/11/20) dini hari WIB. Copyright: © Matthew Childs - Pool/Getty Images
Pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane, saat menghadapi Chelsea di pertandingan Liga Inggris, Senin (30/11/20) dini hari WIB.

INDOSPORT.COM - Laga Chelsea vs Tottenham Hotspur pada pekan ke-10 Liga Inggris 2020-2021 harus berkesudahan 0-0. Di laga ini, alergi The Blues saat menghadapi tim besar nampak berlanjut musim ini.

Pada pekan ke-10 Liga Inggris 2020-2021, laga big match tersaji di Stamford Bridge kala Chelsea menjamu Tottenham. Banyak pihak menduga bahwa laga ini akan berjalan menghibur disertai pertarungan taktik yang apik.

Dugaan ini tak lepas dari catatan kedua tim di Liga Inggris sejauh ini. Chelsea dan Tottenham menjadi dua klub dengan pertahanan dan penyerangan yang apik.

Chelsea sejauh ini telah mencetak 22 gol dan kemasukan 10 gol, sedangkan Tottenham mencetak 21 gol dan kebobolan sembilan gol. Kedua tim pun memiliki jumlah yang sama dalam selisih gol yakni 12 gol.

Selisih 12 gol tersebut menjadi yang terbaik di Liga Inggris sejauh ini. Wajar jika dugaan Chelsea vs Tottenham akan berjalan menarik muncul. Toh, di laga ini kedua tim akan bersaing memperebutkan puncak klasemen sementara.

Sayangnya, dugaan tak berjalan sesuai kenyataan. Laga Chelsea vs Tottenham berjalan monoton. Spurs terlihat mengedepankan hasil imbang, dan The Blues malah semakin terlihat kewalahan melawan tim besar.

Tak terlihatnya keinginan Tottenham untuk menang terpapar jelas di babak kedua. Pada 45 menit kedua, Spurs tak membuat satu peluang pun atau bahkan melepaskan sepakan.

Sedangkan Chelsea yang menguasai babak pertama dan kedua, gagal memaksimalkan setiap peluang yang ada di depan mata, baik dari umpan silang Reece James (terbanyak di laga ini) dan Hakim Ziyech.

Di laga kali ini, Jose Mourinho tuntas menjalankan tugasnya meraih poin dan kembali ke puncak klasemen sementara. Dan di laga ini pula, alergi Chelsea saat melawan tim setara atau besar kian terlihat jelas dan kian mengkhawatirkan.

Kembali ke laga ini, Chelsea memang memenuhi syarat untuk memenangkan pertandingan melawan Tottenham Hotspur. Tapi, syarat itu gagal terpenuhi entah karena taktik ataupun karena mentalitas di kubu tim.

Musim lalu, Chelsea terbilang inkonsisten baik saat menghadapi tim kecil maupun tim besar. Inkonsistensi ini pun berhasil diperbaiki musim ini, setidaknya saat melawan tim-tim semenjana.

Kekhawatiran tetap terus hadir di skuat Frank Lampard mengingat musim ini Chelsea selalu terdiam dan bahkan seakan puas dengan hasil imbang saat melawan tim-tim setara dan tim besar.

Pertandingan besar pertama Chelsea 2020-2021 adalah laga melawan Liverpool. Secara permainan, The Blues nampak mampu mengimbangi The Reds. Sayangnya, kesalahan di lini belakang membuat klub asal London Barat ini tumbang di kandang.

Pasca laga melawan Liverpool itu, Chelsea menghadapi tim-tim setara atau besar lainnya seperti Sevilla (Liga Champions), Manchester United, dan Tottenham Hotspur (2 kali). Hasilnya? Semua laga berakhir imbang (kecuali laga pertama melawan Spurs di mana The Blues tumbang lewat adu penalti).

Kekhawatiran akan Chelsea yang alergi menang melawan tim besar terlihat dari mentalitas para pemainnya. Sebagai contoh, di laga melawan Sevilla dan Manchester United, para penggawa The Blues puas dengan hasil imbang dan nirbobol atau Clean Sheets.

Hal ini terlihat dari pengakuan dan unggahan beberapa pemainnya pasca laga yang senang karena Chelsea berhasil mencetak clean sheet.

Padahal Sevilla dan Man United saat itu tengah goyah. Sebelum menghadapi Chelsea, Sevilla tumbang dari Granada. Sedangkan sebelum menjamu Chelsea, Man United memiliki rekor buruk di kandang.

Lampard selaku pelatih pun juga nampak puas dengan hasil imbang melawan tim-tim besar. Hal ini terlihat dari pengakuannya pasca bermain imbang dengan Tottenham di pekan ke-10 Liga Inggris.

“Saya menyangka kami akan menguasai bola, dan itu yang kami lakukan. Saya pikir sulit untuk membuat peluang, (tapi) kami membuat banyak peluang. Jadi kami mengontrol pertandingan dan (mendapat) clean sheet saat menghadapi tim dengan serangan balik cepat dan pemain hebat,” tutur Lampard.

Setidaknya, Lampard harus sadar satu hal penting. Bahwa puas dengan hasil imbang dan clean sheet di laga besar bukanlah mental yang Chelsea miliki atau mental pemenang yang ia punya saat masih aktif bermain.

Jika ingin tetap menjadi kandidat juara, ada baiknya Frank Lampard dan Chelsea mengubah mindset atau mental sekadar meraih poin dan clean sheet di laga besar. Bukankah untuk menjadi tim besar harus punya konsistensi dan kemampuan mengalahkan tim besar lain?