Liga Indonesia

Finansial Tak Stabil, Sriwijaya FC Maksimalkan Penjualan Merchandise

Jumat, 4 Desember 2020 08:55 WIB
Kontributor: Muhammad Effendi | Editor: Indra Citra Sena
© INDOSPORT
Logo klub Liga 2, Sriwijaya FC. Copyright: © INDOSPORT
Logo klub Liga 2, Sriwijaya FC.

INDOSPORT.COM - Kompetisi Liga 2 2020 yang ditunda sampai tahun depan, tepatnya Februari 2021, otomatis membuat klub peserta tak memiliki pemasukan sama sekali.

Di sisi lain, tim yang sebenarnya sudah libur toh masih membutuhkan biaya pengeluaran, terutama untuk membayar gaji pemain, sebesar 25 persen seperti yang diputuskan PSSI beberapa waktu lalu.

Manajemen terus memutar otak mencari jalan keluar dalam beberapa pekan terakhir. Sebelumnya, Sriwijaya FC sempat menjual 1.000 jersey sebagai salah satu langkah yang ditempuh untuk mendapatkan omzet bagi klub.

Meski tidak besar, upaya ini cukup berbuah manis. Namun, tetap saja tidak mencukupi pengeluaran. Sehingga, manajemen berupaya menghidupkan kembali penjualan merchandise yang sebelumnya sempat mati suri.

“Jadi begini para suporter dan pecinta Sriwijaya FC, kami kini sedang menjalankan program menghidupkan kembali merchandise klub yang sempat dikatakan berantakan selama ini,” kata manajer Hendri Zainuddin, Kamis (3/12/20).

Sekretariat Sriwijaya FC, tepatnya di Komplek PS Mall, Palembang, akan menjadi pusat penjualan merchandise. Manajemen berharap kelak pernik klub akan menjadi buruan para wisatawan.

“Supaya merchandise ini bisa menjadi salah satu daya wisata di Sumatra Selatan. Kalau orang suka bola itu biasanya ingin melihat merchandise tim kebangsaan di kota tersebut,” cetus pengusaha muda asal Payeraman, Ogan Ilir, ini.

Sebelumnya, manajemen telah berbicara dengan Bank Sumsel Babel yang merupakan sponsor tradisional Sriwijaya FC. Mereka mempunyai banyak UMKM yang bisa dimaksimalkan. 

Di sisi lain, Sriwijaya FC punya nama besar. Jika dua hal ini dipadukan dengan baik, dipercaya akan menghasilkan pundi-pundi rupiah bagi klub.

“Kami akan berjuang keras membangun kembali. Sekarang ini keuangan Sriwijaya FC belum stabil. Kemarin sudah bertemu Bank Sumsel Babel, mudah-mudahan mereka bisa mau membranding tempat merchandise kami,” sambung Hendri Zainuddin.

Untuk dapat memaksimalkan pemasukkan dari merchandise, manajemen akan membuka diri. Pihaknya, akan terus belajar dari klub-klub yang lebih berpengalaman.

“Sriwijaya FC akan belajar dari klub-klub yang sudah duluan membangun penjualan merchandise secara baik. Nanti kami juga akan jualan secara online,” tukas dia.