In-depth

Kesempurnaan di Balik Kemenangan Chelsea atas Leeds United

Minggu, 6 Desember 2020 09:49 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Chris Lee - Chelsea FC/Chelsea FC via Getty Images
Selebrasi para pemain Chelsea saat mengalahkan Leeds United Copyright: © Chris Lee - Chelsea FC/Chelsea FC via Getty Images
Selebrasi para pemain Chelsea saat mengalahkan Leeds United

INDOSPORT.COM – Chelsea berhasil menumbangkan rival lamanya, Leeds United dengan skor 3-1 dalam duel klasik di pekan ke-11 Liga Inggris 2020/21. Kemenangan ini pun seakan menjadi kemenangan sempurna bagi The Blues dan Frank Lampard.

Pada laga yang berlangsung di Stamford Bridge, Minggu (6/12/20) dini hari WIB tersebut, Chelsea mampu melakukan comeback apik setelah sempat tertinggal terlebih dahulu lewat gol Patrick Bamford di menit ke-4.

Berawal dari serangan balik cepat, Kalvin Phillips mampu memberi umpan terobosan yang kemudian diselesaikan dengan baik oleh Bamford. Gol tersebut seakan menjadi pernyataan tegasnya ke Chelsea yang telah menyia-nyiakannya.

Tertinggal satu gol di menit-menit awal, Chelsea lantas meningkatkan intensitas serangannya. Dari sekian banyak peluang, The Blues baru berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-27.

Adalah Olivier Giroud yang lagi-lagi membuktikan kapasitasnya sebagai penyerang top. Memanfaatkan umpan silang Reece James, ia mampu membelokkan arah umpan dan menjebol gawang Leeds.

Setelah gol tersebut, Chelsea nampak tak berpuas diri. Anak asuh Lampard pun terus menerus menekan pertahanan Leeds hingga babak pertama usai.

Gol untuk menyatakan keunggulan Chelsea di laga ini pun baru hadir di babak kedua pada menit ke-61. Kurt Zouma berhasil menambah jumlah golnya menjadi empat gol di Liga Inggris musim ini berkat tandukannya dari situasi sepak pojok.

Menjelang bubaran, Chelsea yang tampil mendominasi di babak kedua mampu kembali menambah gol. Kali ini lewat Christian Pulisic memanfaatkan umpan silang Timo Werner dalam skema serangan balik di menit k-90+3.

Kemenangan 3-1 atas Leeds United ini seakan menjadi kemenangan sempurna bagi Chelsea dan Frank Lampard. Sebab, di laga ini The Blues dan Lampard benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai tim papan atas.

Sebelum membahas kemenangan sempurna Chelsea, ada baiknya membahas status dan kehebatan Leeds United terlebih dahulu.

Leeds dan Marcelo Bielsa datang ke Stamford Bridge dengan status sebagai tim kejutan kendati baru saja promosi ke Liga Inggris. The Whites bahkan mampu menyulitkan dua tim besar seperti Liverpool dan Manchester City dalam perjalanannya di kompetisi teratas.

Dan benar saja, Leeds mampu mencetak gol dan unggul cepat serta mengejutkan Chelsea. Gol cepat ini seakan memberi bukti bahwa The White bukanlah seperti ‘tim promosi’ pada umumnya.

Gol cepat ini bahkan membuat banyak pihak yakin bahwa Chelsea akan tumbang dari Leeds. Apalagi mengingat fakta bahwa The Whites di bawah arahan Bielsa tak pernah tumbang di laga tandang saat mencetak gol terlebih dahulu (25 kemenangan dalam 25 laga).

Tentu dengan bayangan catatan tersebut, Chelsea kian tertekan. Namun The Blues di arahan Lampard saat ini berbeda dengan musim lalu.

Jika di musim lalu saat tertinggal Chelsea akan kesulitan membalas gol lawan, di musim ini The Blues malah terlihat menakutkan saat membuat peluang atau berada di kotak 16 lawan.

Dan benar saja, tiga gol digelontorkan Chelsea. Tiga gol ini buah dari serangkaian peluang emas yang dibuat oleh The Blues di laga melawan Leeds.

Sebagai catatan, di laga tersebut Chelsea mencetak 4,35 xG (Expected Goals/kualitas peluang). Catatan itu menjadi yang tertinggi di Liga Inggris 2020/21 sejauh ini.

Expected Goals (xG) ini dapat dilihat dari 23 tembakan yang dibuat Chelsea di mana 10 di antaranya mengarah ke gawang. Dari total peluang tembakan tersebut, The Blues membuat tujuh peluang di mana lima di antaranya adalah peluang emas yang gagal berbuah gol.

Sebagai tambahan, jumlah tendangan mengarah ke gawang yang dimiliki Chelsea tersebut menjadi jumlah tendangan ke gawang terbanyak yang diterima Leeds sejak promosi ke Liga Inggris.

Dengan jumlah peluang dan xG yang dimiliki, seharusnya Chelsea bisa mencetak lebih dari tiga gol di laga ini. Sayangnya, Illan Meslier (kiper Leeds) tampil apik dan Timo Werner gagal memanfaatkan sederet peluang matang di depannya.

Kemenangan sempurna pun tak hanya dilihat dari skor dan xG saja. Saat pertandingan berjalan, sebuah statistik unik muncul di mana Chelsea bergerak atau berlari 6 km lebih banyak ketimbang Leeds.

Sebagai informasi, Leeds bersama Bielsa dikenal sebagai tim yang tak kenal lelah berlari. Hingga pekan ke-11, belum ada satupun tim yang mampu melampaui catatan The Whites di Liga Inggris.

Hal ini senada dengan pernyataan Giroud yang menyebut Leeds sebagai tim yang terus berlari dan sempat membuatnya dan rekan-rekannya kewalahan.

“Sejujurnya, kami tak terkejut menghadapi tim ini (Leeds) karena kami tahu kualitas mereka. Kami kebobolan terlebih dahulu. Leeds adalah salah satu tim terbaik yang kuhadapi beberapa bulan terakhir. Secara fisik mereka berlari kemanapun. Itu sulit,” ujar Giroud.

Keberhasilan Chelsea menyamai atau bahkan melampaui Leeds kecepatan dan cakupan area di lapangan pun membuat permainan The Whites tak bisa berkembang dengan baik.

Pada akhirnya, kemenangan ini juga membawa Chelsea sebagai tim tersubur di Liga Inggris sejauh ini di mana di musim hingga pekan ke-11, The Blues telah mencetak 25 gol atau unggul tiga gol atas Liverpool.

Dalam fase bertahan, Chelsea pun tak kalah apiknya di laga ini. Kendati kebobolan satu gol, The Blues mampu membuat Leeds tak mampu menciptakan peluang matang atau melepaskan tembakan secara leluasa ke gawangnya.

Expected Goals (xG) Leeds di laga ini hanya berkisar 0,97 saja. Setengah dari 0,97 xG itu pun berbuah satu gol yang didapat dari peluang Bamford di menit-menit awal. Selebihnya, The Whites tak mampu berbuat banyak dan sesekali melepaskan sepakan dari luar kotak penalti saja.

Dalam dua laga terakhirnya sebelum bertemu Chelsea, Leeds melepaskan 48 tembakan (23 tembakan melawan Everton, 25 tembakan melawan Arsenal).

Namun di laga melawan Chelsea, Leeds hanya melepaskan delapan tembakan saja. Bisa dikatakan, The Blues mampu meminimalisir ruang tembak tim tamu.

Mungkin terlalu dini menyebut Chelsea berpotensi menjadi juara Liga Inggris 2020/21. Namun dengan laju ini, The Blues dan Frank Lampard setidaknya menjadi kandidat kuat untuk meraih titel yang terakhir didapatkan klub asal London Barat tersebut empat tahun silam.