In-depth

Sejarah Kado Spesial Ulang Tahun Gabriel Batistuta, Cambuk Scudetto AS Roma

Rabu, 3 Februari 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Forza Roma
Selebrasi Gabriel Batistuta usai mencetak gol kemenangan AS Roma dalam pertandingan Serie A Italia kontra Parma, 3 Februari 2001. Copyright: © Forza Roma
Selebrasi Gabriel Batistuta usai mencetak gol kemenangan AS Roma dalam pertandingan Serie A Italia kontra Parma, 3 Februari 2001.

INDOSPORT.COM - Bagi seorang pesepak bola, merayakan ulang tahun dengan cara mencetak gol plus mempersembahkan kemenangan merupakan kenikmatan tersendiri. Gabriel Batistuta termasuk salah satu pelaku lapangan hijau yang beruntung karena pernah merasakan hal tersebut.

Momen istimewa Batistuta terjadi pada laga pekan ke-17 Serie A Italia 2000-2001 kontra Parma. Striker legendaris asal Argentina itu bermain luar biasa dan menyarangkan sepasang gol kemenangan AS Roma.

Batistuta barangkali sudah menggelar perayaan hari ulang tahun bersama rekan setimnya di sebuah restoran dekat tempat latihan AS Roma pada 1 Februari, tapi pesta yang sesungguhnya baru tersaji berselang dua hari kemudian di markas Parma, Ennio Tardini.

Pemain berjulukan Batigol itu berandil membalikkan kedudukan berkat dua tendangan voli nan spektakuler masing-masing pada menit ke-72 dan 83.

Sebelumnya, AS Roma sempat dilanda frustrasi lantaran tertinggal 0-1 dan berkali-kali gagal membobol gawang Parma yang dikawal oleh kiper muda potensial, Gianluigi Buffon.

Ada pun percobaan gagal AS Roma meliputi eksekusi penalti Francesco Totti dan sepakan melebar Marco Delvecchio saat mendapatkan peluang emas yang seharusnya bisa berbuah gol. 

Tak mengherankan bila dwigol Gabriel Batistuta meluapkan kegembiraan segenap personel tim yang telah merasakan betapa sulitnya menaklukkan Gianluigi Buffon.

Kemenangan tersebut memastikan AS Roma menjadi jawara paruh musim atau Campione d’Inverno. Klub berjulukan I Lupi alias Si Serigala itu unggul enam angka di atas Juventus yang menempati peringkat kedua.

Kebahagiaan juga terasa berlipat ganda bagi Batistuta mengingat ia sedikit terkendala cedera otot dan hampir saja batal melakoni laga sebagai starter. Beruntung, sang pemain sanggup meyakinkan tim dokter menjelang pertandingan.

“Saya terlalu banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan bersama dokter. Saya bertekad memaksimalkan setiap kesempatan yang ada untuk membantu AS Roma merealisasikan mimpi merengkuh scudetto,” cetus Batistuta.

Tekad Gabriel Batistuta bukan sekadar omong kosong. Di akhir musim, dia sukses mengantarkan AS Roma menjuarai Serie A Italia sekaligus menutup kompetisi dengan catatan 20 gol dari 28 pertandingan.

Uniknya, laga penentu scudetto AS Roma juga menghadapi lawan serupa, Parma, di pekan pamungkas Serie A Italia 2000-2001. Mereka lagi-lagi sukses memetik kemenangan, kali ini dengan skor yang lebih meyakinkan (3-1).

Sebuah prestasi yang menyempurnakan statusnya sebagai legenda hidup Serie A Italia mengingat ia selalu gagal merengkuh scudetto di masa jayanya bareng Fiorentina.

Padahal, Batistuta lebih prima secara permainan dan dan insting gol sewaktu memperkuat Fiorentina selama sembilan musim (1991-2000). Dia cuma bisa mempersembahkan masing-masing satu gelar Coppa Italia (1995-1996) dan Supercoppa Italiana (1996).

Khusus di Serie A Italia, prestasi tertinggi Batistuta di Fiorentina adalah menduduki peringkat ketiga edisi 1998-1999. Dia dan klubnya kalah bersaing dengan Lazio (runner-up) dan AC Milan (juara).

Keputusannya menerima pinangan AS Roma pada musim panas 2000 terbukti tepat. Meski secara permainan agak menurun dan kerap direcoki cedera, Gabriel Batistuta bisa mencicipi betapa manisnya merengkuh scudetto Serie A Italia.

Susunan Pemain:

Parma (4-3-3): 77-Buffon; 2-Sartor, 21-Thuram, 17-F. Cannavaro, 3-Bennarivo; 7-Fuser, 25-Almeyda (15-Boghossioan 46’ [29-Bolano 53’]), 8-Lamouchi; 11-Conceicao, 20-Di Vaio, 10-Amoroso (70-Mboma 61’)
Cadangan: 99-Guardalben, 18-Micoud, 28-P. Cannavaro, 33-Falsini
Pelatih: Ulivieri

AS Roma (3-4-1-2): 1-Antonioli; 6-Aldair, 19-Samuel, 3-Zago; 2-Cafu, 17-Tommasi (11-Emerson 52’), 4-Zanetti, 32-Candela; 10-Totti (8-Nakata 85’); 24-Delvecchio (9-Montella 61’), 18-Batistuta
Cadangan: 22-Lupatelli, 23-Rinaldi, 25-Guigou, 28-Mangone
Pelatih: Capello

Stadion: Ennio Tardini (28.000)
Gol: Di Vaio 35’/Batistuta 72’, 83’
Wasit: Farina
Kartu Kuning: Benarrivo, Bolano, Lamuchi (P)/Batistuta (R)
Kartu Merah: -