Bola Internasional

Heboh, Kapten Italia Akui Pakai 'Guna-Guna' untuk Matikan Bukayo Saka

Rabu, 14 Juli 2021 12:45 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Indra Citra Sena
© REUTERS/Paul Ellis
Inggris kalah di final Euro 2020. Copyright: © REUTERS/Paul Ellis
Inggris kalah di final Euro 2020.
Apa Itu Kiricocho?

Bagi yang masih asing dengan "Kiricocho", kutukan tersebut sebenarnya diambil dari nama seorang fans sepak bola Argentina. Ia merupakan penggemar berat Estudiantes di masa kejayaan klub periode 1960-1980.

Saking fanatiknya, Kirococho bahkan rela menonton sesi latihan Estudiantes. Sayang, kedatangannya justru dianggap mendatangkan kesialan lantaran banyak pemain banyak dilaporkan cedera setiap kali dia berada di sana.

Carlos Bilardo yang saat itu melatih Estudiantes tidak serta merta mengusir Kiricocho. Bukan karena tidak percaya takhayul, justru karena ia 'mengimani' kekuatan magis sang fans.

Bilardo lantas memerintahkan agar "Kiricocho" mendatangi tempat latihan klub-klub lawan. Ia bahkan bersedia saat dipekerjakan sebagai panitia penyambut klub lawan di markas Estudiantes.

Secara ajaib, nasib baik kemudian terus menaungi kesebelasan asal La Plata tersebut. Puncaknya tentu saja ketika menjuarai Liga Argentina 1982.

Estudiantes hanya menelan satu kekalahan di musim tersebut, yakni saat melawan Boca Juniors. Uniknya lagi, saat itu Kiricocho sedang absen dari tugas, sehingga legenda "Si Pembawa Sial" semakin terkenal.

Di negara-negara berakar bahasa latin, termasuk Spanyol dan Italia, nama Kiricocho kemudian dijadikan sumpah serapah untuk mengutuk lawan di sepak bola.

Tidak ada yang tahu di mana keberadaan Kiricocho saat ini. Rumor beredar, dia masih menyertai Bilardo bahkan saat pelatih legendaris Argentina itu menukangi Sevilla di LaLiga Spanyol edisi 1992, namun belakangan dibantah.

"Kiricocho adalah anak dari La Plata yang selalu mengiringi langkah kami. Sejak Estudiantes juara, kami menjadikannya maskot tim," papar Carlos Bilardo seperti dilansir Goal.

"Sungguh orang yang baik, tapi saya tidak pernah lagi melihatnya. Saat kembali ke Estudiantes (2003-2004), tidak ada kabar soal keberadaannya," tambah arsitek juara Argentina di Piala Dunia 1986 itu.