Liga Indonesia

Sebut Polisi Terlalu Agresif, Media AS Samakan Tragedi Kanjuruhan dengan Insiden Final Liga Champions

Selasa, 4 Oktober 2022 16:20 WIB
Penulis: Triyoga Sandi Pamungkas | Editor: Prio Hari Kristanto
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.

INDOSPORT.COM – Sebuah media terkemuka Amerika Serikat (AS), New York Times, menyamakan Tragedi Kanjuruhan dengan insiden di Final Liga Champions karena polisi yang terlalu agresif. 

Seperti yang diketahui, sepak bola Indonesia dan dunia kini tengah berada dalam kedukaan yang amat dalam menyusul kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Kejadian tersebut terjadi dalam laga Liga 1 Indonesia yang bertajuk Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada Sabtu (01/10/22), di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

Kericuhan pun terjadi pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut usai, di mana terjadi kerusuhan antara suporter dan aparat yang memanas di dalam Stadion Kanjuruhan tersebut. 

Dalam tragedi di Kanjuruhan, Malang, tersebut menimbulkan korban yang mencapai ratusan jiwa, puluhan luka berat, dan ratusan lainnya mengalami luka ringan. 

Hal ini menjadi sorotan bagi media-media internasional, termasuk di antaranya adalah media kenamaan asal AS, New York Times. Media Negeri Paman Sam itu dengan blak-blakan menyebut pihak aparat telah bertindak agresif. 

Walau tidak setara, New York Times menyamakan Tragedi Kanjuruhan tersebut dengan kejadian yang terjadi saat final Liga Champions yang mempertemukan Liverpool vs Real Madrid pada bulan Mei lalu.

Sama halnya dengan apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang beberapa waktu lalu, polisi Prancis yang mengamankan stadion saat itu ikut menembakkan gas air mata ke kerumunan penggemar Liverpool.

Meski tak menimbulkan korban jiwa, tetapi kejadian yang diakibatkan karena fans Liverpool tidak diperbolehkan masuk ke stadion ini disebut sebagai kegagalan koordinasi oleh pemerintah Prancis sendiri.

Hal inilah yang lantas membuat New York Times menyamakan Tragedi Kanjuruhan dengan apa yang terjadi pada final Liga Champions edisi lalu.