Beauty of Serie A: Kejayaan, Keterpurukan dan Kebangkitan
Saat salah satu stasiun televisi swasta menyiarkan laga Serie A Italia, pecinta sepakbola di Indonesia pasti masih ingat dengan suara dari sambungan telepon dari suara yang melaporkan berita terbaru Serie A Italia, hal yang ditunggu para penggemar Italia.
Suara itu berasal dari sosok yang kemudian banyak dikenal oleh banyak pecinta sepakbola yakni Rayana Djakasurya. Begitu banyak kenangan yang tersaji saat Serie A Italia sedang alami masa jayanya di Indonesia periode 90an.
Wajib Baca:
10 Transfer Terburuk Barcelona
8 Pesepakbola Ini Memiliki Nama Yang Unik
5 Pesepakbola yang Dilatih Sang Ayah
(FOTO) Martunis ‘Si Anak Angkat Ronaldo’ Resmi Direkrut Sporting Lisbon
Kenangan tersebut tidak hanya soal sosok Rayana Djakasurya namun juga pengetahuan hampir setengah pecinta sepakbola 90an tentang klub-klub Serie A Italia. Tidak hanya Juventus, AC Milan, Inter Milan ataupun AS Roma serta Lazio, para fans juga masih ingat dengan klub-klub seperti Empoli, Salernitana, Bari, Lecce ataupun Brescia.
INDOSPORT ingin membawa memori pembaca untuk bernostalgia dengan Serie A Italia dari awal kejayaan, kebangkrutan hingga kini diprediksi akan kembali berjaya di musim depan.
Baca Juga
Liga Indonesia | Liga Primer | Liga Champions | Bundesliga
La Liga | Serie A | Selebrita | Komunitas | Transfer Pemain
1. Masa Kejayaan
Di periode 90an, fans Serie A Italia masih ingat betul dengan sosok-sosok pesepakbola seperti Paolo Maldini, Lilian Thuram, Fabio Canavaro, Gianluigi Buffon, Sebastiano Rossi, Francesco Toldo, Gianluca Pagliuca, Gabriel Batistuta, Vincent Candela, Gennaro Gattuso, George Weah, Oliver Bierhoff, Alesandro Del Piero serta sederet pemain bintang lain.
Era 90an memang Serie A Italia memang sedang alami kejayaan. Soal prestasi pun saat itu klub Serie A Italia merajai kompetisi di Eropa, sebut saja AC Milan yang sukses di kancah liga Champions pada 1989/90 dan 1993/94. Lalu Juventus yang sukses menjadi raja di Piala Winners pada 1989/90 dan 1992/93 serta Inter Milan yang sukses di Piala UEFA pada 1990/91 dan 1993/94.
Soal transfer pun saat itu pemberitaan hampir seluruh di media cetak memaparkan soal kepindahan pemain di Serie A Italia. Saat Lazio memboyong Hernan Crespo, headline ada disemua media atau saat Pavel Nedved berpindah dari Lazio ke Juventus.
2. Masa Keterpurukan
Saat badai finansial mendera Italia di awal 2000an, Serie A lambat laun mulai ditinggalkan penggemarnya. Beberapa klub mulai gulung tikar. Klub pertama yang terkena imbasnya ialah Fiorentina anggota magnificent seven Serie A Italia pada 2002 lalu. Mantan klub Gabriel Batistua dan Rui Costa ini bahkan sempat turun ke Serie B dan harus berganti nama.
Satu persatu pesona Serie A Italia mulai memudar. Klub-klub Italia saat itu lebih banyak mendatangkan pemain yang sudah berusailanjut atau dengan status pemain pinjaman. Belum selesai bangkitnya Serie A Italia, kembali kasus menerpa. Kali ini kasus pengaturan skor atau Calciopoli yang ternyata menyeret klub-klub besar seperti AC Milan dan Juventus. Juventus bahkan harus bermain di kasta kedua liga Italia. Miris.
Beberapa pemain bintang yang masih berlaga di Serie A Italia seperti Zlatan Ibrahimovic memilih untuk tinggalkan Italia. Bursa transfer pun tak satu pun memberitakan soal geliat klub Italia untuk membeli pemain besar. Italia terpuruk, langganan juara di Eropa, Juventus pun tak berdaya. Untung masih ada AC Milan yang mampu menjadi juara liga Champions pada 2002/03 dan 2006/07. Namun jika dilihat dari segi finansial serta jumlah penggemar, Serie A Italia mulai ditinggalkan investor dan penggemarnya.
3. Masa Kebangkitan
Perlahan dengan pasti Serie A Italia mulai beranjak dari keterpurukannya. Di bursa trasnfer musim panas ini, klub-klub besar Serie A Italia seperti AC Milan, Inter Milan dan Juventus tunjukan semangat mereka tak sekedar bersaing di kancah lokal namun juga Eropa.
AC Milan contohnya dibawah pelatih anyar mereka, Sinisa Mihajlovic mereka memboyong dua penyerang yang musim lalu tunjukan kemampuan terbaik yakni Carlos Bacca dan Luiz Adriano. Inter Milan pun tak mau kalah, mereka sukses daratkan bek asal Brasil yang sudah banyak memberikan gelar untuk Atletico Madrid, Miranda, Inter juga sukses memboyong bek muda asal Kolombia, Jeison Ceron, serta gelandang muda berbakat Kondogbia.
Sementara Juventus sepertinya ingin membalas kekalahan menyakitkan dari Barcelona di final liga Champions dengan memboyong Sami Khedira, Mario Mandzukic, Neto serta Paulo Dybala. Padahal dari nama-nama yang sukses diboyong klub-klub Serie A Italia itu ialah incaran klub-klub liga Primer Inggris yang secara finansial dalam beberapa tahun terakhir memiliki dana bombastis.
Ini menjadi pertanda bahwa Serie A Italia mulai tunjukan awal kebangkitan sebagai liga terbesar di Eropa dengan dipenuhi deretan pemain besar, perusahaan besar yang berinvestasi serta raihan gelar bergengsi di Eropa. Namun sayang ditengah Serie A Italia yang sedang bangkit harus ternodai dengan bangkrutnya klub yang sangat dikenal era 90an, Parma. Parma harus bermain di Serie D musim depan.