x

Kisah Dramatis Liverpool Berjaya di Final Piala UEFA 2001

Selasa, 17 Mei 2016 16:00 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto

Liverpool merupakan salah satu klub tersukses di daratan Inggris. The Reds merupakan pemegang gelar terbanyak kompetisi kasta tertinggi sepakbola Inggris dari era Liga Inggris hingga Liga Premier Inggris, dengan koleksi 18 gelar.

Klub yang bermarkas di Anfield Stadion tersebut hanya kalah dua gelar dari Manchester United. Meski begitu, Liverpool merupakan klub asal Inggris yang paling berjaya di kompetisi daratan benua Eropa.

Tercatat, The Reds sudah mengoleksi lima gelar Liga Champions, tiga gelar Piala UEFA, dan tiga Piala Super Eropa. Prestasi Liverpool tersebut unggul jauh dari klub-klub raksasa asal Inggris lainnya, seperti Manchester United, Chelsea, dan Arsenal.

Man United hanya mampu mengoleksi tiga gelar Liga Champions, satu Piala Winners, dan satu Piala Super Eropa. Sementara, Chelsea hanya memperoleh satu gelar Liga Champions, dua Piala Winners, satu gelar Liga Europa. Sedangkan, Arsenal hanya memperoleh satu Piala UEFA.

Liverpool sendiri berkesempatan menambah koleksi gelarnya di kancah Liga Europa atau yang dulu dikenal dengan sebutan Piala UEFA. The Reds akan menghadapi Sevilla dalam laga final Liga Europa musim ini di Stadion Jakob Park, Basel, Swiss, Kamis (19/05/16) dini hari WIB.

Namun sebelum laga tersebut, ada kalanya bernostalgia mengulas satu momen final dramatis Liverpool di ajang Liga UEFA tahun 2001. Saat itu, The Reds menghadapi klub asal Spanyol, Deportivo Alaves di Stadion Westfalens, Dortmund, Jerman.

Laga tersebut merupakan laga terakhir kali Liverpool menjadi juara di ajang kompetisi tingkat kedua daratan Eropa tersebut, setelah Liga Champions. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut perjalanan dramatis Liverpool menjadi juara Piala UEFA 2001.


1. Liverpool Unggul di Babak Pertama

Liverpool memulai kiprahnya di Piala EUFA musim 2000-2001 di putaran pertama, usai menempati peringkat kelima klasemen akhir Liga Inggris musim sebelumnya. Kala itu, The Reds diperkuat oleh pencampuran pemain senior dan muda di bawah asuhan Gerard Houllier.

The Reds dihuni pemain senior, seperti Gary Mc Allister, Alan Navarro, Jamie Redknapp, dan Jari Litmanen. Sementara, pemain muda yang menghuni skuat Liverpool adalah Michael Owen, Steven Gerrard, dan Djimi Traoré. 

Di putaran pertama Piala UEFA, anak-anak asuhan Gerard Houllier mampu mengalahkan klub asal Rumania, Rapid Bucuresti dengan agregat 1-0. Setelah itu, Liverpool berhasil mengalahkan klub asal Ceko, Slovan Liberec dengan agregat 4-2 di putaran kedua.

Selanjutnya, Liverpool berhasil mengalahkan klub asal Yunani, Olympiakos dengan agregat 4-2 di putaran ketiga. Lalu, mengalahkan AS Roma dengan skor 2-1.

Di babak perempat final, Liverpool menyingkirkan klub asal Portugal, FC Porto dengan agregat 0-2. Kemudian, Michael Owen cs menyingkirkan Barcelona dengan agregat 1-0.

Berhadapan Deportivo Alaves di laga final, Liverpool tampil meyakinkan sejak menit awal babak pertama.     Patrik Berger dkk. mampu unggul cepat melalui gol yang dicetak oleh bek tengah andalannya, Markus Babbel pada menit ke-4. Skor 1-0 untuk Liverpool.

Dua belas menit berselang, Steven Gerrard berhasil membuat Liverpool menggandakan kedudukan. The Reds unggul 2-0 atas Deportivo Alaves.

Tertinggal dua gol, Deportivo Alaves langsung melakukan serangan bertubi-tubi ke jantung pertahanan The Reds. Hasilnya, Deportivo Alaves mampu memperkecil kedudukan melalui gol yang dicetak Ivan Alonso pada menit ke-27. Skor berubah menjadi 1-2.

Selanjutnya, Liverpool akhirnya mampu mencetak gol ketiganya melalui sepakan penalti Mc Allister. Skor 3-1 untuk Liverpool menutup jalannya laga babak pertama.


2. Kejar Mengejar Gol di Babak Kedua

Di babak kedua, Liverpool bermain tidak seperti babak pertama. The Reds lebih memperkuat lini pertahanan. Maklum, Liverpool unggul 3-1 atas Deportivo Alaves.

Taktik yang dijalankan Liverpool tersebut ternyata salah besar. The Reds terus tertekan dan merasa panik dengan serangan yang dilancarkan Deportivo Alaves.

Deportivo Alaves akhirnya mampu mencetak gol melalui Javi Moreno pada menit ke-48. Deportivo Alaves memperkecil keunggulan menjadi 2-3.

Tiga menit berselang, Deportivo Alaves mampu menyamakan kedudukan melalui gol kedua Javi Moreno. Skor sama kuat 3-3.

Kemudian, Liverpool kembali merubah taktik dari bertahan ke taktik menyerang, usai keunggulannya berhasil disamakan oleh Deportivo Alaves. Hasilnya, The Reds mampu kembali unggul setelah Robbie Fowler mencetak gol pada menit ke-73. Skor 4-3 untuk Liverpool.

Sayang, kemenangan The Reds yang sudah di depan mata harus sirna usai gelandang serang Deportivo Alaves, Jordi Cruyff mampu mencetak gol di menit ke-89. Skor imbang 4-4 menutup laga babak kedua. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.


3. Dramatis, Liverpool Meraih Juara Piala UEFA 2001

Di babak perpanjangan waktu, peraturan yang digunakan berbeda dengan peraturan sepakbola saat ini. Kala itu, peraturan golden gol masih diterapkan. Artinya, siapapun tim yang mencetak gol terlebih dahulu di babak perpanjangan waktu akan menjadi pemenangnya.

Ketika itu, Liverpool langsung melakukan serangan berbahaya ke jantung pertahanan Deportivo Alaves usai wasit meniup peluit babak pertama perpanjangan waktu di mulai.

Namun, Deportivo Alaves yang hampir saja keluar sebagai pemenang. Sayang, gol Ivan Alonso pada menit ke-105 di anulir wasit. Lantaran, pemain asal Uruguay tersebut terlebih dahulu berada dalam posisi offside.

Satu menit kemudian, Deportivo Alaves harus bemain dengan sepuluh orang setelah kartu merah yang diterima Oscar Tellez. Pemain yang berposisi bek tengah tersebut mendapat kartu merah usai melanggar Robbie Fowler.

Unggul jumlah pemain, Liverpool langsung melakukan serangan bertubi-tubi ke pertahanan Deportivo Alaves. Menjelang babak pertama perpanjangan waktu berakhir, Robbie Fowler berhasil mencetak gol. Namun, gol tersebut dianulir wasit karena pemain bernomer punggung 9 tersebut berada dalam posisi offside.

Skor masih sama kuat 4-4. Pertandingan dilanjutkan ke babak kedua perpanjangan waktu.

Di babak kedua perpanjangan waktu, Deportivo Alaves melakukan serangan pada menit-menit awal. Hermes Desio hampir membobol gawang Liverpool. Sayang, tendangan bebasnya masih melebar tipis di atas gawang Liverpool.

Memasuki menit ke-116, Deportivo Alaves bermain dengan sembilan pemain, usai Antonio Karmona mendapat kartu kuning kedua. Pemain asal Spanyol tersebut mendapat kartu kuning kedua karena melakukan tekel keras terhadap Smicer. 

Mc Allister mengambil tendangan bebas yang dihasilkan drai pelanggaran tersebut. Bola hasil tendangan kaki kanannya meluncur deras mengenai kepala bek kiri Deportivo Alaves, Delfi Geli.

Pemain asal Spanyol tersebut salah mengantisipasi datanganya bola hasil sepakan Mc Allister. Bola tersebut akhirnya masuk ke gawang Deportivo Alaves.

Liverpool pun berhasil menang dengan skor 5-4. Hasil tersebut membuat The Reds memastikan diri menjadi juara Piala UEFA musim 2000-2001. Trofi tersebut merupakan trofi ketiga Liverpool di ajang Piala UEFA. Sebelumnya, Liverpool meraih gelar juara Piala UEFA musim 1972-1973 dan 1975-1976.

LiverpoolLiga EuropaDuel KlasikDeportivo Alaves

Berita Terkini