x

Mengingat Laga 'Hujan' Gol Liverpool vs Arsenal 8 Tahun Silam

Sabtu, 13 Agustus 2016 18:40 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto

Liverpool dan Arsenal merupakan tim papan atas Liga Primer Inggris. Keduanya memiliki masa kejayaannya masing-masing.

The Reds menjadi tim yang menakutkan di era Liga Inggris 1980-an hingga 1990-an awal. Klub yang bermarkas di Anfield Stadium itu merupakan tim kedua terbanyak pemegang gelar juara Liga Inggris. Mereka sudah menorehkan 18 gelar kompetisi kasta tertinggi daratan Inggris tersebut, atau selisih dua gelar dari Manchester United yang notabennya merupakan klub tersukses di Liga Inggris.

Sementara itu, Arsenal adalah tim yang menakutkan di Liga Primer Inggris tahun 2000-an akhir. Mereka pernah menyabet gelar Liga Primer Inggris musim 2003-2004 tanpa satupun menderita kekalahan. Total, klub yang menghuni Emirates Stadium itu telah mengoleksi 13 gelar sepanjang sejarah berdirinya klub.

Namun, keduanya harus mengalami nasib sial di penghujung Liga Primer Inggris musim 2000-an akhir. Keduanya terlempar dari persaingan juara. Liverpool dan Arsenal kalah bersaing dengan Manchester United, Chelsea, serta Manchester City.

Papan tengah atau peringkat empat klasemen menjadi teman setia Liverpool dan Arsenal. Keduanya hanya sesekali berhasil menyodok ke posisi kedua klasemen Liga Primer Inggris.

Liverpool pernah menjadi runner-up Liga Primer Inggris musim 2008-2009 atau di bawah sang juara Man United. Sedangkan Arsenal menyicipi posisi kedua klasemen akhir Liga Primer Inggris musim 2004-2005 atau kalah bersaing dari MU.


Liverpool vs Arsenal di Liga Primer Inggris musim 2008-2009.

Meski begitu, keduanya selalu menampilkan pertarungan sengit kala bertemu di ajang Liga Primer Inggris. Adu gengsi menjadi pondasi keduanya untuk meraih kemenangan.

Tak ayal, pertandingan Liverpool kontra Arsenal kerap menimbulkan perselisihan yang panas. Perang urat saraf jelang pertandingan menjadi warna tersendiri. Kartu merah dan kuning selalu menghiasi jalannya laga.

Hujan gol juga sering terjadi dalam pertandingan antara Liverpool kontra Arsenal. Seperti yang terjadi saat keduanya bertemu di Liga Primer Inggris musim 2008-2009.

Kala itu, Liverpool menjamu Arsenal di Anfield Stadium pada tanggal 21 April 2009. Delapan gol mewarnai pertandingan tersebut.

Bagi para pecinta Liga Primer Inggris yang lupa akan memori panas tersebut, INDOSPORT telah merangkum kenangannya sebelum menikmati jalannya laga Liverpool vs Arsneal di Liga Primer Inggris musim 2016-2017, Minggu 14 Agustus mendatang. Berikut ulasannya melalui tajuk yang hanya dimiliki INDOSPORT, pertandingan klasik:


1. Adu Gengsi Pelatih dan Pemain Andalan

Rafael Benitez dan Fernando Torres.

Ada sesuatu yang menarik perhatian para awak media dan pecinta sepakbola dunia, jelang pertandingan Liverpool kontra Arsenal pada lanjutan pekan ke-33 Liga Primer Inggris, di Anfield Stadium. Adu gengsi mewarnai laga yang diprediksi bakal berjalan sengit tersebut.

Liverpool kala itu menghuni peringkat kedua klasemen sementara Liga Primer Inggris. The Reds membutuhkan kemenangan untuk memperkecil jarak dari sang pemuncak klasemen, Manchester United. Sementara Arsenal ingin meraih kemenangan untuk mengamankan tiket kualifikasi Liga Champions dari kejaran Everton.

Di tambah lagi, Liverpool ingin membuktikan diri sebagai tim Liga Inggris yang mampu menikmati dua semifinal Liga Champions (2007 dan 2008). Prestasi The Reds lebih baik ketimbang Arsenal yang hanya bisa menembus babak 16 besar Liga Champions.

Itulah yang menyebabkan adu gengsi keduanya bakal tersaji di laga pekan ke-33 Liga Primer Inggris saat itu.


Rafael Benitez.

Tak hanya itu, adu gengsi terjadi di antara pelatih. Liverpool saat itu masih ditangani Rafael Benitez yang sukses membawa The Reds menjadi juara Liga Champions musim 2004-2005. Benitez ingin membuktikan diri bahwa dirinya memang pelatih berkelas dan mampu mengatasi sang senior yang notabennya juru racik formasi Arsenal, Arsene Wenger.

The Profesor sendiri ingin memperlihatkan kepada Benitez bahwa dirinya masih diperhitungkan menjadi pelatih kelas wahid Liga Primer Inggris bersama Sir Alex Ferguson.


Arsene Wenger.

Selain itu, adu gengsi juga tersaji di kubu pemain kedua tim. Striker Liverpool, Fernando Torres ingin terus menunjukan performa gemilangnya bersama The Reds. Ia saat itu sudah mengoleksi 11 gol.

Sedangkan di kubu Arsenal, ada Andrey Arshavin yang menjadi pemain andalan The Gunners. Penyerang sayap asal Rusia itu juga tak mau kalah dengan Torres untuk menunjukan kapasistasnya.


2. Liverpool 'Minta Ampun' kepada Arsenal di Babak Pertama

Fernando Torres.

Pertandingan Liverpool kontra Arsenal akhirnya berjalan. The Reds dan The Gunners masing-masing menurunkan skuat terbaiknya sejak menit awal.

Liverpool menurunkan Fernando Torres di lini depan. Sementara Arsenal mengandalkan Andrey Arshavin sebagai motor serangan.

Laga tersebut berjalan dengan sengit sejak wasit Howard Webb meniupkan peluit tanda pertandingan di mulai. Liverpool sebagai tuan rumah langsung menekan pertahanan Arsenal.

Kapten The Reds, Steven Gerrard berkali-kali mengancam pertahanan Arsenal yang kala itu dikawal Lukasz Fabianski.

Namun, pertahanan Arsenal yang dikomandoi Kolo Toure masih terlalu tangguh untuk anak-anak asuhan Rafael Benitez. Serangan mereka selalu mampu diredam anak-anak meriam London.


Andrey Arshavin melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Liverpool.

Terus menyerang, Liverpool lupa akan pertahanan. Arsenal akhirnya mampu menciptakan gol melalui Arshavin pada menit ke-36.

Gol tersebut berawal dari kesalahan pemain belakang Liverpool mengantisipasi serangan Arsenal. Bola liar mampu direbut Samir Nasri.

Pemain asal Prancis itu memberikan umpan terobosan kepada Cesc Fabregas. Tanpa terkawal, Fabregas langsung memberikan bola melalui umpan tarik yang mampu dimaksimalkan Arshavin untuk membobol gawang Liverpool yang dikawal Pepe Reina. Skor 1-0 untuk Arsenal bertahan hingga turun minum.


3. Hujan Gol, Arshavin 'Menggila' di Babak Kedua

Andrey Arshavin.

Tertinggal satu gol, Liverpool langsung mengambil inisiatif penyerangan. Anak-anak asuhan Rafael Benitez kerap menciptakan peluang berbahaya di mulut gawang Arsenal.

Gol yang ditunggu akhirnya terjadi melalui Fernando Torres pada menit ke-49. Bola hasil umpan chip Dirk Kuyt mampu disambut dengan sundulan mematikan striker asal Spanyol itu untuk membobol gawang Arsenal yang dikawal Lukasz Fabianski. Skor menjadi imbang 1-1.

Unggul satu gol, semangat Liverpool bertambah. The Reds akhirnya mampu menciptakan gol kedua melalui Yossi Benayoun pada menit ke-56.

Penyerang sayap asal Israel itu menciptakan gol melalui sundulannya usai menerima umpan Kuyt. Skor 2-1 untuk keunggulan Liverpool.


Yossi Benayoun melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Arsenal.

Sayang, gol penyimbang Liverpool harus sirna ketika Arshavin mampu menciptakan gol keduanya pada menit ke-67. Pria asal Rusia itu menciptakan gol melalui tendangan keras kaki kanannya. Skor imbang 2-2.

Tiga menit berselang, Arshavin menggila dengan mencetak gol ketiganya. Ia berhasil memanfaatkan bola liar hasil kesalahan antisipasi yang dilakukan Fabio Aurelio. Skor 3-2 untuk Arsenal.

Namun, keunggulan Arsenal hanya bertahan selama dua menit. Torres kembali mencetak gol melalui tendangan pressing kaki kanannya. Skor imbang 3-3.

Di penghujung laga, Arshavin menjadi mimpi buruk Liverpool pada malam itu. Ia menciptakan gol keempatnya. Bola hasil tendangan kaki kirinya meluncur deras ke gawang Pepe Reina. Skor 4-3 untuk Arsenal.

Beruntung bagi Liverpool, Benayoun mampu menciptakan gol keduanya di menit ke-90+3. Skor menjadi imbang 4-4 dan menutup jalannya laga.

LiverpoolArsenalArsene WengerFernando TorresRafael BenitezAndrey ArshavinDuel KlasikLiga Inggris

Berita Terkini