x

Ketika Duo Belanda Milan Hempaskan Keperkasaan Maradona di Napoli

Sabtu, 27 Agustus 2016 16:00 WIB
Editor: Hendra Mujiraharja

Pada musim sebelumnya, Napoli yang dilatih oleh Ottavio Bianchi memang tampil perkasa pada Serie A musim 1986/1987. Diego Maradona dkk secara mengejutkan menjadi juara setelah unggul tiga poin dari Juventus.

Semusim berikutnya, Silvio Berlusconi datang untuk membeli saham AC Milan. Berlusconi pun mendatangkan sejumlah pemain bintang untuk memperkuat skuatnya. Salah satunya adalah Ruud Gullit dan Marco van Basten.

Kehadiran kedua pemain Belanda tersebut semakin menambah ketajaman skuat Milan, yang berusaha untuk membendung keperkasaan Napoli di Era Maradona.

Berikut ini, INDOSPORT akan coba mengulas bagaimana keseruan Milan menghempaskan keperkasaan Napoli dalam pertandingan klasik.


1. Napoli Sempat Memimpin Lebih Dulu

AC Milan vs Napoli 1987/1988 Serie A

Dalam pertandingan yang berlangsung di San Siro, 1 Januari 1988 tersebut, Napoli diperkuat sejumlah pemain bintang andalan sebut saja pemain asal Brasil, Careca, kemudian Maradona dan juga bintang lokal Ciro Ferrara.

Sedangkan Milan, diperkuat oleh pemain-pemain bintang seperti Franco Baressi, Paolo Maldini, kemudian Carlo Ancelotti, Roberto Donadoni, Ruud Gullit, dan Marco Van Basten.

Meski bermain di kandang lawan, Napoli sama sekali tidak gentar. Terbukti, Maradona dkk sempat memimpin pertandingan pada menit ke-10 melalui sepakan Careca. 1-0 untuk Napoli.

Namun, Milan nampaknya tidak menyerah begitu saja. Lewat aksi terobosan yang dilakukan gelandang kreatif Ruud Gullit, beberapa kali pemain Milan berusaha untuk menembus pertahanan Napoli.

Hasilnya sembilan menit kemudian, Angelo Colombo berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol tercipta setelah menerima umpan tarik Gullit. 


2. Milan Semakin Perkasa Menekan Napoli

Gullit vs Maradona

Rossoneri semakin gencar mengalirkan bola ke pertahanan Napoli, sehingga membuat pertahanan Ferrara dkk keteteran dalam menahan gempuran pemain tuan rumah.

Akhirnya pada menit 24, para pendukung yang memadati Stadion San Siro bergemuruh setelah Pietro Paolo Virdis berhasil menggetarkan gawang Napoli, melalui aksi individinya yang mengecoh dua pemain belakang tim tamu.

Milan yang dilatih Arrigo Sacchi semakin gencar melakukan tekanan terhadap pertahanan Napoli. Namun, skor 2-1 bertahan hingga 45 menit pertama berakhir.

Pada babak kedua, Rossoneri semakin bernafsu untuk menambah keunggulan. Akhirnya ketika memasuki menit ke-73, Gullit berhasil menambah keunggulan tim tuan rumah menjadi 3-1. Setelah menerima umpan terobosan, Gullit dengan tenang membobol gawang Napoli.

Lima menit kemudian, gelandang Roberto Donadoni melengkapi kemenangan Rossoneri menjadi 4-1. Gol tercipta setelah sepakannya tidak mampu dibendung kiper Napoli. Kemenangan ini pun langsung disambut dengan suka cita oleh para pendukung tuan rumah. 


3. Merebut Gelar di Akhir Musim

AC Milan vs Napoli 1987/1988 Serie A

Kemenangan yang diraih skuat Arrigo Sacchi tersebut semakin menambah rasa percaya diri Van Basten dkk. Akhirnya, Milan pun berhasil merebut gelar juara Serie A setelah unggul tiga poin dari Napoli.

Rossoneri berhasil mengumpulkan 42 poin, sedangkan Napoli meraih 39 poin pada klasemen akhir Serie A.

Susunan pemain kedua tim ketika itu:

AC Milan: Giovanni Galli; Franco Baresi, Filippo Galli, Paolo Maldini, Mauro Tassotti; Carlo Ancelotti, Angelo Colombo, Roberto Donadoni, Alberigo Evani, Ruud Gullit, Pietro Paolo Virdis.

Napoli: Claudio Garella; Ciro Ferrara, Moreno Ferrario, Massimo Filardi, Alessandro Renica, Giovanni Francini; Salvatore Bagni, Fernando de Napoli, Diego Maradona; Careca, Bruno Giordano

AC MilanDiego MaradonaNapoliMarco van BastenRuud GullitIn Depth SportsDuel Klasik

Berita Terkini