x

(VIDEO) Saat Milan Beri Kado Terburuk bagi Juventus

Selasa, 20 Desember 2016 16:03 WIB
Editor: Gema Trisna Yudha

Setelah mendapat perubahan positif pasca kedatangan pelatih Vicenzo Montella, Milan kembali bergairah dan tampil optimistis dalam setiap pertandingan. Meski dalam lima laga terakhir Rossoneri hanya meraih dua kemenangan, namun mereka juga hanya merasakan satu kekalahan. 

Di bawah kepelatihan Montella, Milan juga berhasil mengalahkan rival berat mereka, Juventus, di ajang Serie A Oktober lalu. Bertemu kembali di ajang Piala Super Italia, Milan berhasrat untuk kembali mencecap manisnya kemenangan.

Dibanding Juve, sinar Milan saat ini memang cenderung meredup. Padahal di era 1990-an, Milan begitu perkasa dan digdaya. Pada pertemuan dengan Juventus di San Siro musim 1988/89 silam, Si Merah Hitam sukses mempermalukan Juve dengan skor telak 4-0.

Kala itu, penyerang muda Rossoneri, Graziano Mannari, tampil mengejutkan setelah masuk dari bangku cadangan di menit 59. Mannari yang saat itu berusia 19 tahun, berhasil menjebol gawang Juve yang saat itu dijaga Stefano Tacconi.

Pada kesempatan ini, INDOSPORT hadirkan momen kesuksesan Milan saat mempecundangi Juventus dengan empat gol tanpa balas pada giornata 21 musim 1988/89 lampau.


1. Kekalahan Terburuk dari Milan

Graziano Mannari 1988/89

Kedua tim berada dalam performa yang cukup imbang sebelum bertemu dalam pertandingan ini. Baik Milan maupun Juventus sama-sama bermodalkan dua kemenangan dalam lima laga sebelumnya. 

Hanya saja, tuan rumah lebih unggul karena tak mengalami kekalahan. Sementara dua kemenangan Juventus dihiasai satu kekalahan dan satu lagi hasil imbang.

Kekalahan 4-0 atas Milan menjadi kekalahan terburuk Bianconeri musim itu. Juventus yang saat itu berada di bawah komando Dino Zoff memang kebobolan lima gol sebelum bertemu dengan Milan.

Namun saat menjamu Napoli pada giornata keenam, Juve masih dapat melakukan aksi balasan. Roberto Galia dan Oleksandr Zavarov menyumbang masinig-masing satu gol sebelum Luigi De Agostini menambah angka saat melakukan eksekusi penalti pada menit 77.

Labilnya performa Juve terlihat dari 15 kemenangan  yang diikuti 14 hasil imbang, ditambah enam kali kekalahan. 

sementara Milan mengoleksi 16 kemenangan dan 14 hasil imbang, dengan hanya empat kekalahan.


2. Milan yang Agresif

Roberto Tricella 1988/89

Dihadapan ribuan suporter Milan yang memenuhi stadion San Siro, Juventus tanpa basa-basi langsung menyerang. Namun tuan rumah yang tak mau tinggal diam meresponnya dengan permainan terbuka sehingga laga dengan cepat memanas.

Frank Rijkaard yang terhitung baru masuk dalam skuat asuhan Arrigo Sacchi, tampak sudah menyatu dengan para pemain lain, terutama koleganya yang juga berasal dari Belanda, Ruud Gullit dan Marco van Basten. 

Milan bermain agresif sejak awal, sekaligus merespon permainan sang lawan. Saat laga baru berjalan 10 menit, Van Basten telah berkali-kali melakukan percobaan membobol gawang.

Pada menit 12, Van Basten menerima umpan matang yang memberinya peluang menjebol gawang Stefano Tacconi. Setelah mengontrol bola, Van Basten sekuat tenaga menendangnya dengan kaki kiri. 

Bek Juventus, Roberto Tricela, yang berada tak jauh darinya berusaha menghadang bola. Namun halauannya tak sempurna. Bola justru meluncur deras menembus sisi kanan gawang yang tak mampu digapai Tacconi. San Siro bergemuruh seketika menyambut keunggulan tim kesayangan mereka.

Hanya berselang dua menit, tepatnya di menit 14, Milan kembali mencetak angka. Alberigo Evani menyambar bola tandukan Van Basten dengan kaki kirinya. Bola melayang kencang menembus atas gawang Tacconi.

Kiper asal Italia itu tak berhasil menjangkau bola. Ia bangkit dengan kemarahan karena menilai para pemain belakang abai mengawal penyerang lawan. 


3. Aksi Mannari

Graziano Mannari 1988/89

Pada menit 59, Evani ditarik keluar oleh Arrigo Sacchi, untuk digantikan pemain muda jebolan akademi Milan, Graziano Mannari. Pemain 19 tahun itu tampil mengejutkan.

Hanya 10 menit setelah masuk lapangan, Mannari sukses membobol gawang Tacconi. Pada menit 69, ia menanduk bola dengan gaya lumba-lumba hingga Tacconi tak mampu menggagalkannya.

Pada menit 86, Mannari melakukan aksi solo run memukau dan berhasil mengecoh Tacconi yang berusaha menyambut bola. Hanya dengan sekali sontekan, sang kiper terjatuh tak berdaya. 

Dengan kawalan seorang pemain lawan, Mannari terus berlari sebelum mendapat momentum menceploskan bola. Gol Mannari di ujung pertandingan menggenapkan keunggulan Milan menjadi 4-0. 

Juve yang berusaha memperkecil jarak tak berhasil memanfaatkan kesempatan hingga pertandingan berakhir. 

Serie A ItaliaAC MilanJuventusDuel KlasikLiga Italia

Berita Terkini