x

Berawal dari Restoran Cepat Saji dan Sokongan dari Klub Kiri: Kisah Klub Pengungsi di Jerman

Rabu, 8 Februari 2017 12:44 WIB
Editor: Galih Prasetyo

Data dari Perserikatan Bangsa-bangsa yang dilansir dari situs resmi mereka menyatakan bahwa ada 10.000 orang tewas akibat konflik di Yaman. Di sejumlah negara lain di kawasan Timur Tengah seperti di Syria, ribuan orang juga harus merenggang nyawa dan kehilangan tempat tinggalnya. 

Mereka yang selamat berupaya mencari jalan keluar untuk keluar dari 'neraka' dunia ini. Arus pengungsi pun mulai membanjiri dataran Eropa. Dilansir dari situs pemerintah Italia misalnya, di awal Februari 2017 ini tercatat ada 1300 pengungsi yang berupaya masuk ke Italia lewat jalur laut. 

Sejumlah negara termasuk Italia di Eropa memang menjadi tujuan para pengungsi ini. Salah satu negara yang memiliki jumlah pengungsi paling banyak ialah Jerman. 

Biro statistik Jerman menyebut per 2016, populasi Jerman tumbuh sebanyak 600 ribu orang, hal ini disebabkan kedatangan para pengungsi ini. Pro kontra dari orang asli Jerman pun bermunculan terkait keberadaan para pengungsi ini. 

Mereka yang kontra menganggap para pengungsi ini hanya menambah beban hidup ekonomi dan sosial orang Jerman. Sadar bukan berada di tanah kelahiran sendiri, para pengungsi ini berupaya untuk lebih berguna. 

Upaya memperbaiki hidup yang dilakukan para pengungsi dilakukan dengan banyak cara, salah satunya ialah lewat jalur sepakbola. Sebagai negara sepakbola, Jerman memang memberikan peluang untuk para pengungsi ini untuk bisa mendapatkan panggung di sepakbola. 

Klub sepakbola pun coba didirikan oleh para pengungsi ini. Setali tiga uang dengan kaum pengungsi Rohingya di Australia misalnya yang mendirikan The Lakemba Roos, di Jerman juga ada klub sepakbola bernama FC Lampedusa. 

FC Lampedusa merupakan klub berlokasi di kota Hamburg, Jerman yang mendapat dukungan penuh dari klub penghuni Bundesliga 2, St Pauli. Banyak kisah menarik dari pendirian klub ini. Salah satunya ialah soal penamaan klub ini. 

Dilansir dari vermelho.org.br, nama Lampedusa dipilih berdasar sisi historis para pengungsi ini atas tanah kelahiran mereka. Lampedusa merupakan nama sebuah pulau di Laut Mediterania yang secara historis memiliki kedekatan dengan para pengungsi ini, utamanya mereka yang berasal dari Libya dan negara-negara di kawasan Afrika Utara. 


1. Berawal dari restoran cepat saji

Skuat FC Lampedusa dalam pertandingan persahabatan dengan St Pauli.

Sabtu pagi di akhir Agustus 2013, seorang pria berdarah Jerman menunggu di luar sebuah restoran cepat saji di pinggiran kota Hamburg, Jerman. Pria tersebut tengah menunggu sejumlah rekan-rekannya yang akan bersiap menuju kota Prignitz, sebuah tempat yang berada di antara Hamburg dan Berlin. 

Setelah beberapa lama menunggu, rekan-rekannya tersebut datang menghampiri si pria dan langsung menuju stasiun kereta terdekat. Mereka ini ialah skuat sepakbola sebuah klub amatir yang mayoritas penggawanya berasal dari pengungsi Libya. 

Dalam balutan jaket dan sweater yang mereka gunakan, jersey sepakbola yang warnanya sangat identik dengan warna jersey Tim Catalan juga mereka gunakan. Mereka menuju kota Prignitz untuk ikut ambil bagian pada sebuah turnamen sepakbola di kota itu yang mengusung tema Melawan Rasis Lewat Sepakbola. 

Orang-orang inilah yang menjadi pendiri klub bernama FC Lampedusa, klub sepakbola yang didirikan pengungsi Libya di Jerman. Sedari awal berdirinya klub ini, FC Lampedusa ingin menyiarkan bahwa para pengungsi masih bisa memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik lewat jalur sepakbola. 

Beruntung bagi para pengungsi Libya di kota Hamburg, berbeda dengan kota-kota di Jerman lain, warga di kota Hamburg lebih bisa menerima keberadaan para pengungsi ini. Bahkan berdirinya FC Lampedusa mendapat dukungan penuh dari warga Hamburg. 

Sejak berdiri, FC Lampedusa membuat keluarga pengungsi ini seolah tenang atas aktifitas anak-anak mereka. Sebagian besar anak-anak dari Libya ini sejak FC Lampedusa berdiri aktif berlatih sepakbola di klub ini. 

Anak-anak para pengungsi Libya ini mendapat kesempatan untuk bisa merasakan kembali dunia setelah sekian lama harus berjuang lepas dari 'nerak' dunia akibat konflik tak berkesudahan. 

Mereka tiap akhir pekan akan bertandang ke Berlin, Cologne, atapun Flensburg untuk ikut dalam kompetisi sepakbola. Bahkan anak-anak dari klub ini sempat berpergian ke Swiss untuk bertanding sepakbola. 


2. Sokongan dari klub kiri untuk pengungsi Timur Tengah

Barisan pendukung FC Lampedusa di kota Hamburg.

St Pauli dikenal publik sebagai klub yang memiliki 'kedekatan' dengan paham komunis. Sebagai klub perjuangan, St Pauli seperti dilansir fclampedusa-hh.de memberikan dukungan penuh atas keberadaan FC Lampedusa. 

Keseriusan manajemen St Pauli untuk mendukung keberadaan FC Lampedusa terlihat dari banyak usaha. Tahun lalu misalnya, St Pauli memberikan akses untuk para pemain FC Lampedusa berlatih di stadion milik St Pauli, Millerntor-Stadion. Pertengahan tahun kemarin, St Pauli resmi mendaftarkan klub ini sebagai mitra dari mereka untuk pengembangan pemain muda. 

Berkat proyek kemitraan tersebut, klub ini akhirnya resmi menjadi klub pengungsi yang bermain di divisi dua Jerman, FC Lampedusa pun berganti nama menjadi FC Hamburg Lampedusa untuk yang di Hamburg dan FC Lampedusa Sankt Pauli.

Menariknya sejumlah pendukung klub ini menyebut bahwa dukungan dari St Pauli tak hanya terbatas soal program namun juga dari sisi finansial. 

Setelah mendapat dukungan ini, St Pauli pun mendapat berkah. Mereka mendapat fans baru yang berasal dari para pengungsi Libya ini. 

"Saya berada di kamp pengungsi beberapa waktu lalu, beberapa orang mengatakan kepada saya bahwa ada klub sepakbola untuk para pengungsi. Dukungan St Pauli menjadi hal yang luar biasa bagi kami," kata salah seorang pengungsi. 

Keberdaan klub ini pun bukan semata hanya ingin mengejar menang atau kalah lazimnya pertandingan sepakbola. Bagi mayoritas pendukung dan skuat klub ini, FC Sankt Pauli merupakan bentuk nyata dari revolusi kehidupan mereka ke arah lebih baik. 


3. FC Lampedusa

Logo klub FC Lampedusa.
In Depth SportsPengungsiLiga JermanFC LampedusaSt Pauli

Berita Terkini