x

Pembelian Terburuk AC Milan Era Silvio Berlusconi

Jumat, 14 April 2017 18:35 WIB
Penulis: Muhammad Adiyaksa | Editor: Galih Prasetyo
Pemain yang gagal di AC MIlan, Fernando Redondo, Edgar Davids, Rivaldo, Oguchi Onyewu dan Patrick Kluivert.

Sejak kedatangan sosok Silvio Berlusconi pada 1986 lampau, AC Milan menjelma menjadi klub raksasa Eropa. Hanya dengan waktu semusim, pria 80 tahun tersebut berhasil membawa Rossoneri meraih scudetto setelah puasa gelar Serie A selama sembilan musim terakhir.

Setelahnya, Milan kembali terpuruk. Namun tangan dingin Fabio Capello merubah semuanya. Don Carlo sukses mengantar Rossoneri kembali ke tahta juara selama tiga musim berturut-turut medio 1991-1994.

Rentang waktu tersebut merupakan kejayaan AC Milan di bawah arahan Berlusconi sebagai presiden klub. Tidak hanya scudetto, Rossoneri juga berhasil menggapai trofi Liga Champions pada 1993/94.

Dihuni oleh pemain kelas dunia, Milan berhasil menguasai hegemoni liga lokal, bahkan Eropa. Trio Ruud Gullit, Frank Rijkaard dan Marco van Basten memainkan peran besar dalam kesuksesan klub pada medio 1990-an.

Prestasi Milan mulai mengendur saat ditinggal Capello. Penunjukkan Oscar Tabarez dan Ariggo Sacchi tidak membuahkan hasil. Rosonneri terjerembab di peringkat sebelas dan sepuluh klasemen akhir pada rentang 1996 hingga 1998 Serie A.

Kedatangan pemain bintang seperti Ibrahim Ba, Edgar Davids, Christopher Dugarry, Leonardo hingga Patrick Kluivert tak memberikan efek yang besar untuk mengembalikkan kejayaan Rossoneri. 

Mengalami masa-masa yang buruk pada akhir 1990-an, Milan mulai bagkit kala Carlo Ancelotti ditunjuk menjadi nakhoda tim di awal 2000-an. Andriy Shevchenko dan Ricardo Kaka menjadi aktor utama kebangkitan Milan.

Masa keemasan Milan mulai luntur kala tim mulai mengalami krisis keuangan sejak era gelap 'calciopoli'. Rossoneri mulai menjual pemain terbaiknya. Diawali dengan penjualan Shevchenko ke Chelsea, hingga Ricardo Kaka ke Real Madrid.

Hingga pada akhirnya, setelah mengalami negosiasi yang berlarut-larut, Berlusconi secara resmi menjual Milan ke investor asal China.

Selama kurang lebih 21 tahun memimpin, Berlusconi tak hanya pernah mendatangkan pemain andal. Namun, juga ada beberapa pesepakbola yang singgah di Rossoneri yang tak berhasil menunjukkan kualitas terbaik mereka. 

Berikut INDOPSORT mencoba merangkum 5 pemain terburuk AC Milan di era Silvio Berlusconi:


1. Patrick Kluivert

Penyerang AC MIlan, Patrick Kluivert.

Patrick Kluivert datang ke San Siro di waktu yang tidak tepat. Merapat dengan status bebas transfer pada musim 1997/98, bomber asal Belanda tersebut hanya berhasil menceploskan 6 gol dari 27 penampilan.

Di akhir musim, Milan hanya menempati peringkat kesepuluh. Sialnya, Kluivert hanya bertahan semusim di San Siro sebelum hengkang ke Barcelona.


2. Edgar Davids

Gelandang AC Milan asal Belanda, Edgar Davids.

Kasus yang sama ditemukan dalam sosok Edgar Davids. Datang dari Ajax Amsterdam dengan gratis, pesepakbola asal Belanda tersebut tak menemukan sentuhan maksimalnya kala berkostum Rossoneri.

Padahal, Davids menjadi andalan Ajax selama lima musim terakhir. Pesepakbola berjuluk Pitbull tersebut hanya satu setengah musim membela Milan. Torehan penampilannya pun sangat minim, 19 kali bermain tanpa sekali pun mencetak gol.

Setelah itu, Davids malah hengkang menuju klub rival, Juventus. Di sana, satu-satunya pemain yang diperbolehkan menggunakan kacamata di atas lapangan itu menunjukkan kualitas terbaiknya 


3. Fernando Redondo

Gelandang AC Milan asal Spanyol, Fernando Redondo.

Fernando Redondo datang ke Milan setelah menghabiskan waktu enam musim berseragam Real Madrid. Gelandang bertahan asal Argentina tersebut dibeli Rossoneri seharga 14 juta euro atau setara dengan Rp197miliar pada 2000 lalu.

Karier Redondo di San Siro terbilang gagal. Di musim debutnya, pesepakbola kelahiran 1969 itu langsung mengalami cedera. 

Cedera tersebut membuat Redondo mesti absen dari lapangan hijau hampir dua tahun. Kariernya di Milan pun habis pada 2004 seiring kontraknya yang tidak diperpanjang.


4. Rivaldo

Gelandang AC MIlan, Rivaldo.

Kisah Rivaldo di Milan hampir serupa dengan Redondo. Pesepakbola berdarah Brasil itu merupakan salah satu pemain terbaik pada eranya.

Namun, masa keemasan Rivaldo telah habis tatkala Barcelona tak lagi membutuhkan keahliannya. Maka dari itu, jalan satu-satunya ialah pindah ke Milan.

Merapat ke Diavolo Rosso pada 2002, Rivaldo mesti bersaing dengan gelandang serang utama Rossoneri, Manuel Rui Costa. Beruntung bagi Rivaldo, dirinya masih mendapat kesempatan bermain di musim tersebut mesti tidak terlalu sering.

Semusim kemudian, karier Rivaldo makin gelap tatkala Milan berhasil mendatangkan kompatriotnya asal Brasil, Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang lebih dikenal bernama Kaka. Hampir tidak ada tempat bagi Rivaldo di skuat utama Milan.

Di akhir musim, atau musim keduanya bersama Rossoneri, pemain berkaki kidal tersebut dipaksa angkat kaki dari San Siro. Setelahnya, karier Rivaldo langsung meredup. Selain itu, pemain muda penuh talenta, Ricardo Kaka.


5. Oguchi Onyewu

Bek AC Milan, Oguchi Onyewu.

AC Milan melakukan perjudian besar setelah membeli bek muda Amerika Serikat bernama Oguchialu Chijioke "Oguchi" Onyewu. Waktu itu, Rossoneri memboyong Onyewu dari klub Belgia, Standard Liege pada musim 2009.

Milan menjadi masa suram bagi Onyewu. Dikontrak selama tiga tahun, dirinya sama sekali tak pernah mencicipi kostum Rossoneri alias tidak pernah bermain.

Hal tersebut dikarenakan dirinya diterpa cedera yang cukup parah di musim perdananya bersama Milan. Setelah sembuh, dewi fortuna tak kunjung menemani Onyewu. Hingga dua kali pergantian pelatih, dari Leonardo sampai Massimiliano Allegri, Onyewu tak juga mendapat kesempatan melakoni debut bersama Rossoneri.

AC MilanSilvio BerlusconiRivaldoEdgar DavidsPatrick KluivertFernando RedondoLiga ItaliaOguchi Onyewu

Berita Terkini