x

Rapor Pemain Timnas Indonesia U-19 Usai Kalahkan Myanmar

Rabu, 6 September 2017 15:00 WIB
Penulis: Petrus Manus Da' Yerimon | Editor: Ivan Reinhard Manurung
Starting Timnas Indonesia U-19.

Penampilan para pemain Timnas Indonesia U-19 kala melawan Myanmar pada laga perdana grup B Piala AFF U-19, Selasa (05/09/17) banyak mengundang decak kagum. Bagaimana tidak, sempat tertinggal di babak pertama, skuat asuhan Indra Sjafri itu berhasil membalikkan keadaan dan menang 2-1.

Myanmar lebih dahulu unggul melalui Myat Kaung di menit ke-28. Sontekannya tidak mampu dihalau oleh kiper Timnas U-19, Muhammad Riyandi. Namun, sepasang gol berhasil diciptakan oleh Egy Maulana Vikri di menit ke-71 dan 90+3 membuat Skuat Garuda Nusantara menunjukkan kelasnya melalui semangat pantang menyerah.

Baca Juga

Meski meraih kemenangan, Indonesia hanya menempati posisi runner up di klasemen sementara Grup B. Pasalnya pada laga lain Brunei Darussalam sanggup membuat kejutan.

Brunei sukses mengalahkan Filipina yang menjadi salah satu unggulan juara di ajang ini. Brunei mampu mengalahkan The Youngs Azkals dengan skor 3-2 untuk merebut puncak klasemen sementara.

Skuat Timnas Indonesia U-19.

Terlepas dari posisi di klasemen sementara, permainan Timnas U-19 patut untuk diapresiasi. Mengandalkan penguasaan bola, tim asuhan Indra Sjafri itu tercatat unggul jauh dari tim tuan rumah baik dari shot on target, hingga operan sukses.

Lantas seperti apa rating para pemain yang bermain kala Timnas U-19 berhasil mengalahkan Myanmar. Berikut ulasan INDOSPORT kepada para pembaca setia.


1. Kiper: M. Riyandi (Nilai 7,5)

M. Riyandi.

Pada babak pertama pemain muda milik Barito Putera ini cukup sering mendapat tekanan dari para pemain depan Myanmar. Namun, penampilannya yang tenang dan lugas beberapa kali menggagalkan peluang yang tercipta, termasuk save one on one saat berhadapan dengan pemain nomor 10 Myanmar walau pemain lawan akhirnya terperangkap offside.

Meski sempat kebobolan pada menit ke-27, penampilan Riyandi tidak bisa dianggap sebelah mata. Sepanjang laga ia melakukan 5 save, 1 intersep, 1 tekel sukses dan 21 operan tepat.

Media Vietnam VFF.org, bahkan menyandingkan Muhammad Riyandi dengan kiper milik Bayern Munchen, Manuel Neuer. VFF.org menilai kiper 17 tahun tersebut memiliki potensi besar dan bakal bersinar sebagai bintang.

Riyandi dianggap sebagai wajah penjaga gawang masa kini yang di samping refleks cepat dari tangan, namun juga memiliki kaki yang kuat. Penjaga gawang asal klub Barito Putera itu juga tak takut mengambil risiko keluar dari area penalti untuk menghentikan bola.


2. Pemain Belakang

Rifad Marasabessy, pemain Madura United.

Rifad Marasabessy (Nilai 8)

Pemain masa depan Madura United ini tampaknya pantas untuk mendapat nilai delapan. Sepanjang pertandingan, ia tampil sangat bagus dalam membantu setiap serangan Timnas Indonesia U-19. Walaupun bermain sebagai bek kanan, pergerakan Rifad yang acap kali melakukan overlapping dan melakukan kerja sama dengan Feby Eka Putra sangat merepotkan sisi kiri pertahanan Myanmar.

Terlepas dari telatnya Rifad membantu pertahanan saat gol pertama Myanmar, pemain asal Tulehu, Maluku itu sangat berperan besar pada dua gol yang dilesakkan Timnas U-19 oleh Egy Maulana Vikri. 

Gol penyama kedudukan pada menit ke-71 tidak lepas dari aksi Rifad Marasabessy yang melepaskan tendangan, yang kemudian tidak diantisipasi sempurna oleh kiper Myanmar sehingga memudahkan Egy Maulana mencetak gol.

Selanjutnya, Rifad juga melepaskan umpan kunci masa injury time babak kedua yang akhirnya mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Egy Maulana untuk mencetak gol sekaligus menjadi penentu kemenangan Indonesia.

Sepanjang laga, Rifad Marasabessy berhasil menciptakan 1 assist, 3 percobaan tembakan, 1 shot on target, 43 operan tepat dan 3 kali intersep.

Rachmat Irianto (Nilai 7,5)

Dipercaya sebagai kapten Timnas U-19, pemuda asal Surabaya itu kemudian menunjukkan kelasnya dengan tampil tenang terutama pada babak kedua. Ia sukses menutup celah yang kerap ditinggalkan rekannya (full bek) yang kerap naik membantu serangan.

Rian, panggilan akrabnya tampil sangat lugas dan tidak berlama-lama saat memegang bola. Pemain muda Persebaya Surabaya itu juga tidak ambil kompromi saat berhadapan dengan pemain lain, beberapa intersepnya sukses menjauhkan Timnas U-19 dari serangan Myuanmar.

Nurhidayat Haris (Nilai 7,5)

Terlepas dari gol pertama Myanmar, sejatinya duet Nurhidayat dengan Rachmat Irianto tidak mudah dilewati pemain Myanmar, jika tidak mengandalkan celah yang ditinggalkan full bek Indonesia. Kombinasi keduanya juga memberikan kenyamanan bagi kiper Muhammad Riyandi yang menjadi pertahanan terakhir.

Nurhidayat dan Rian juga berperan besar sebagai pemantul bola sebelum Indonesia membangun serangan dari belakang atau biasa dikenal dengan build up

Firza Andika (Nilai 6,5)

Berperan sebagai bek kiri, penampilan Firza sebenarnya cukup baik. Akan tetapi, ia belum bisa mengimbangi pergerakan cepat Saddil Ramdani yang ada di depannya. Firza juga tidak terlihat seagresif Rifad Marasabessy yang bermain di bek kanan.

Akan tetapi, penampilan Fizra sebenarnya meningkat di awal babak kedua. dimana pergerakannya menghasilkan tendangan bebas bagi Indonesia. Namun, untuk menambah daya gedor, pelatih Timnas U-19, Indra Sjafri kemudian memilih untuk menggantikan Firza pada menit ke-64 dengan Samuel Simanjuntak.  

Samuel Simanjuntak (Nilai 7,5)

Masuknya pemain beradarah Batak ini pada babak keduanya nyatanya membuat serangan Indonesia semakin bervariasi. Menggantikan Firza Andika pada menit ke-64, Samuel terlihat lebih berani membantu serangan bersama Saddil Ramdani maupun Feby Eka Putra yang kerap berganti posisi. 

Aksi overlapping-nya kerap membuat bek Mynamar kewalahan dan binggung harus menjaga siapa, karena Feby maupun Saddil juga sangat liar pergerakannya. Pengalaman selama menimba ilmu di sebuah akademi sepakbola ternama di Valencia, Spanyol, yakni Royal European Football Academy (REFA) nampaknya berbuah manis di permainannya.


3. Pemain Tengah

Egy Maulana Vikri.

Saddil Ramdani (Nilai 7)

Pemain yang sempat menjadi andalan Timnas U-22 di SEA Games 2017 itu sejatinya tampil baik meski belum berada pada top performanya. Pada laga melawan Myanmar, Saddil bermain tidak seperti biasanya karena pelatih Indra Sjafri memainkannya sebagai gelandang untuk menggantikan Witan Sulaeman yang sakit.

"Saya tadi agak ragu menurunkan Saddil sebenarnya, karena cara main kami berbeda dengan apa yang dilakoni Timnas U-22. Tapi tiba-tiba saja kemarin sore Witan yang ada di posisi dia (Saddil), demam tinggi sampai tadi," ucap Indra seperti dilansir dari Goal.

"Sehingga kami harus memilih Saddil atau menaruh Egy ke kanan. Nah ini yang kami tadi berdiskusi akhirnya menaruh Saddil di (gelandang) kanan. Namun di babak kedua, Saddil sudah mulai paham dengan apa tugasnya dan skema kami," tambahnya.

Indra Sjafri juga mengakui kalau dengan mengubah peran Saddil, dirinya sebenarnya mengurangi kemampuan yang dimiliki penggawa Persela Lamongan tersebut. 

"Dia punya kecepatan, tapi ditaruh di situ. Tapi apa boleh buat, saya harus butuh skema saya enggak berubah dan dia yang akan sesuaikan dengan skema kami," jelas eks pelatih Bali United tersebut.

Muhammad Iqbal (Nilai 6)

Diplot pelatih Indra Sjafri sebagai playmaker di laga melawan Myanmar, Iqbal tampil di bawah standar. Ia kerap kehilangan bola dan mampu direbut oleh pemain lawan. Beberapa kali passing-nya juga tidak sempurna sehingga dapat dipatahkan.

Nampaknya Iqbal mengalami demam panggung dan tidak bisa lepas dari pressing cukup ketat yang diberikan pemain Myamar di babak pertama. Puncaknya, Iqbal harus rela ditarik keluar, bahkan sebelum babak pertama usai untuk digantikan oleh Syahrian Abimanyu.

Syahrian Abimanyu (Nilai 7,5)

Masuk mennggantikan Muhammad Iqbal pada akhir babak kedua, permainan Syahrian Abimanyu terbukti bisa memberikan ketenangan di lini tengah, terutama saat mengalirkan bola. Pergerakan tanpa bola dan kombinasi Syahrian bersama  M. Luthfi mampu membuat Timnas U-19 menguasai jalannya pertandingan, terutama pada babak kedua.

Beberapa kali Syahrian juga melepaskan tendangan jarak jauh pada babak kedua untuk memberikan tekanan pada Myanmar. Tidak ada rasa canggung atau demam panggung yang ditampilkan Syahrian meksi bermain melawan tuan rumah. 

Bisa saja hal itu dikarenakan Syahrian sudah terbiasa, pasalnya ia sudah merasakan berkompetisi di Piala AFF U-18 pada edisi 2016 lalu bersama pelatih Eduard Tjong. Selain itu pengalaman selama menimba ilmu di Royal European Football Academy (REFA), Valencia nampaknya membuat Syahrian semakin dewasa.

Feby Eka Putra (Nilai 7,5)

Dipercaya pelatih Indra Sjafri sebagai sayap kanan, Feby Eka Putra tampak sangat merepotkan pemain belakang Myanmar terutama di sisi full back. Pergerakan Feby juga semakin terasa lantaran ditopang oleh Rifad Marasabessy maupun Samuel Simanjuntak yang kerap melakukan overlapping.

Pada babak kedua, peran Feby semakin terlihat dimana ia juga mencoba peruntungannya melalui tendangan jarak jauh. Sebuah aksi Feby yang mengundang decak kagum adalah saat melakukan nutmeg (mengolongi) pemain bertahan Myanmar pada akhir babak kedua, di mana pemain lawan kemudian menutup mukanya dan terlihat sangat malu.

Asnawi Mangkualam Bahar (Nilai 7)

Meski hanya bermain beberapa menit di akhir babak kedua, sejatinya Asnawi langsung memperlihatkan kelasnya. Gol kedua Egy Maulan Vikri pada menit ke-93 juga tidak lepas dari umpan kunci yang diberikan Asnawi pada Rifad Marasabessy yang kemudian meneruskan pada Egy Mualana.

Gaya bermain Indonesia yang mainkan umpan-umpan pendek pada akhir babak kedua juga didukung oleh penguasaan bola yang kuat dari Asnawi yang membantu Syahrian Abimanyu maupun M. Luthfi yang sudah mulai kelelahan.

Pengalaman Asnawi pada Piala AFF sebelumnya dan juga di SEA Games 2017 tampaknya harus membuat pelatih Indra Sjafri memasukkannya sebagai pemain utama saat laga kedua melawan Filipina pada 7 September nanti.

Egy Maulana Vikri (Nilai 8,5)

Pemain ini layak dinobatkan sebagai man of the match pada laga melawan Myanmar, Selasa (05/09/17). Meski terkurung di babak pertama, Egy Maulana kemudian tampil lepas dan mengacaukan pertahanan Myanmar di babak kedua.

Bermain selama 90 menit penuh Egy Mulana mampu menciptakan 7 percobaan tembakan, 5 shot on target, 1 tekel sukses, 74% akurasi operan dan diakhri dengan 2 gol. 

Penampilan gemilang Egy tidak lepas dari perubahan yang dilakukan oleh pelatih Indra Sjafri yang sepertinya menginstruksikan Egy untuk bermain di sekitar area penalti untuk membantu Hanis Saghara Putra di lini depan.


4. Pemain Depan

Penyerang Timnas Indonesia, Hanis Saghara Putra.

Hanis Saghara Putra (Nilai 6,5)

Dipercaya sebagai ujung tombak Timnas U-19, penampilan Saghara terlihat belum maksimal. Meski kerap mendapatkan bola di dalam kotak penalti, pemain 18 tahun itu belum mampu melepaskan diri dari penjagaan pemain lawan.

Dalam beberapa kesempatan, Saghara juga terlihat telat mengambil keputusan untuk menendang bola ataupun mengopernya ke arah rekannya. Diharapakan pada laga selanjutnya ia bisa tampil maksimal dan menjebol gawang lawan.

Indra SjafriTimnas u-19Liga IndonesiaEgy Maulana VikriMuhammad RiyandiSaddil RamdaniSyahrian AbimanyuPiala AFF U-18 2017

Berita Terkini