x

Merekam Mafia Suap di SEA Games

Jumat, 8 September 2017 18:12 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
SEA Games 2015 - SEA Games 2017.

Ajang SEA Games 2017 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia sudah hampir seminggu lebih berakhir. Meski begitu, sejumlah permasalahan tetap menghantui penyelenggaraan ajang yang menetapkan tuan rumah sebagai juara umum tersebut.

Terbaru, sebuah media asal Singapura, Strait Times melaporkan dugaan adanya tanda-tanda kecurangan yang berbuntut pada pengaturan skor di tiga pertandingan cabang olahraga sepakbola.

Ketiga laga yang dimaksud adalah pertandingan antara Malaysia vs Laos, Vietnam vs Kamboja, dan Thailand vs Kamboja. Berdasarkan penyrataan para analisis dari tiga perusahaan monitor judi, ketiga laga tersebut memang bukanlah pertandingan yang berpengaruh, namun justru kenyataan itu yang membuat pertandingan rentan kecurangan pengaturan skor.

Sebuah media Singapura mencium ada kecurangan pengaturan skor di laga Malaysia vs Laos.

Iva Romano, analis dari Italia mengambil contoh laga antara Malaysia vs Laos yang berlangsung pada 23 Agustus 2017 lalu. Saat itu Negeri Jiran berhasil meraih kemenanga 3-1. Kepada Straits Times, Romano melihat ada "longsoran uang" selama pertandingan yang bertaruh bahwa Malaysia akan mencetak gol ketiga.

"Jadi saat skor 2-1, satu-satunya skor yang dipertaruhkan adalah 3-1. Untuk Malaysia yang tiba-tiba menang 3-1 dengan gol akhir yang telat, itu sangat tidak biasa. Itu disebut spot fixing (atau pengaturan pertandingan yang tak selalu memengaruhi hasil akhir)," tutur sumber lainnya.

Konsultan integritas dan keamanan olahraga Michael Pride, menjelaskan bahwa hanya pengamatan tersebut yang menjadi satu-satunya alat yang digunakan untuk menemukan indikasi kecurangan.

Baca Juga

"Saat terjadi lonjakan atau peluang yang menukik saat kebalikannya yang terjadi di pasar taruhan, selalu ada kecurigaan manipulasi pertandingan," tutur Pride.

Bukan Kali Pertama

Kecurigaan adanya pengaturan skor dalam cabang olahraga sepakbola di SEA Games 2017 itu pun seolah mengingatkan kita kembali pada kejadian yang juga pernah terjadi sebelumnya.

Ya, kasus kecurangan pengaturan skor di pertandingan sepakbola dalam SEA Games bukanlah kasus yang baru. Contoh terbarunya saat SEA Games di Singapura pada 2015 lalu.

Salah seorang warga Singapura bernama Rajendran R Kurusamy ditetapkan sebagai tersangka kasus pengaturan skor dalam ajang SEA Games 2015.

Kasus pengaturan skor sempat terjadi di ajang SEA Games 2015.

Dilansir dari Channel News Asia, Rajendran terbukti bersalah atas tindakannya yang setuju menyerahkan dana sebesar 15 ribu dollar Amerika kepada Orllando Marquez Henriques Mendes, yang kebetulan saat itu menjabat Technical Direcot dari Football Federation of Timor Leste (PSSI-nya Timor Leste).

Rajendran mengakui bahwa dana besar itu ia serahkan dengan maksud mengupayakan agar Timor Leste sengaja kalah saat laga perdana penyisihan Grup B tertanggal 29 Mei 2015. Hasilnya pun terlihat saat Malaysia berhasil menang tipis 1-0 atas Timor Leste.

Tidak hanya itu, Rajendran juga terbukti menyerahkan uang kepada tujuh pemain Timor Leste, masing-masing sebanyak empat ribu dollar Amerika, untuk sengaja tampil buruk kala menghadapi Malaysia.

Atas kasus tersebut, Rajendran pun harus menjani hukuman selama empat tahun penjara oleh  Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB).

Orang Indonesia Juga Terlibat

Telah disebutkan sebelumnya, dalam ajang SEA Games 2015 salah seorang warga Singapura bernama Rajendran menjadi tersangka kasus pengaturan skor laga antara Malaysia melawan Timor Leste.

Namun, Rajendran tidak bergerak sendirian. Dalam melancarkan aksi sogokan ke Orllando Marquez , Rajendran mempunyai kaki tangan seorang warga Indonesia bernama Nasiruddin.

Dalam kasus pengaturan skor SEA Games 2015, ada orang Indonesia yang ikut terlibat.

Peran Nasiruddin dalam proses pengaturan laga antara Malaysia vs Timor Leste di SEA Games 2015 ini pun cukup besar. Dilansir dari Channel News Asia, setelah melakukan pertemuan dengan Rajendran, Nasiruddin bertolak ke Batam untuk menemui mantan pemain Timor Leste, Moises Natalino De Jesus.

Kemudian pada 28 Mei 2015, bertempat di Orchid Country Club, Nasiruddin, Rajendran, Moises dan Orlando Mendes melakukan pertemuan rahasia. Sayang, aksi keempatnya itu pun akhirnya terciduk oleh Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura (CPIB).

Pengadilan Negeri Singapura lalu menjatuhkan hukuman 30 bulan penjara, Selasa (21/07/15).

IndonesiaSEA GamesSEA Games 2015MalaysiaSingapuraTimor LesteSEA Games 2017

Berita Terkini