x

Wow! Ini Dia 3 Pelatih Sepakbola dengan Gaji Tertinggi

Kamis, 2 November 2017 08:14 WIB
Editor: Galih Prasetyo
Pep Guardiola memberikan acungan jempol untuk tim besutannya dari pinggir lapangan.

Campur tangan para pelatih untuk membantu tim yang dibesutnya meraih berbagai prestasi bukanlah hal yang patut untuk dipandang sebelah mata.

Marcelo Lippi

Hal tersebut tentu saja menjadi alasan kuat para pelatih berprestasi untuk dapat menikmati gaji yang tinggi, bahkan tergolong luar biasa.

Baca Juga

Dihimpun Indosport.com dari berbagai sumber, inilah 3 pelatih dengan bayaran paling tinggi di dunia sepak bola.


1. Marcello Lippi (Tim nasional Tiongkok, £18 juta/tahun)

Marcello Lippi.

Mantan pelatih tim nasional Italia ini mengambil pilihan untuk berkarier di negeri tembok raksasa dalam beberapa tahun terakhir. 

Setelah membesut Guangzhou Evergrande dan mengantar klub tersebut meraih tiga gelar juara liga Tiongkok dari 2012 sampai 2014, Marcello Lippi menerima tantangan untuk menduduki posisi manajer tim nasional Tiongkok per Oktober tahun lalu.

Marcello Lippi sebenarnya sudah menandatangani kontrak rahasia dengan Guangzhou pada Agustus 2016 ketika kontrak Luiz Felipe Scolari habis di klub tersebut. 

Namun, seiring dengan datangnya kontrak untuk menangani tim nasional Tiongkok, Guangzhou bersedia menarik diri. Dengan sosok yang penuh pengalaman seperti Lippi, yang sukses membawa timnas Italia menjuarai Piala Dunia 2006, di negara yang memiliki semangat luar biasa terhadap sepakbola dan membutuhkan banyak arahan untuk bisa mengejar ketertinggalan, Lippi adalah sebuah aset berharga di sepakbola Tiongkok saat ini selain rekan senegaranya, Fabio Capello.


2. Pep Guardiola (Manchester City, £17 juta/tahun)

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola.

Memilih berkarier di Premier League dan menangani Manchester City membuat Pep Guardiola akhirnya melepas satu diantara banyak reputasi terhormatnya sebagai sosok yang mengandalkan pemain didikan klub yang disandangnya semasa melatih Barcelona. 

Musim panas ini saja, City merogoh kocek sampai £200 juta lebih untuk membeli pemain baru demi mengikuti filosofi taktik Pep. 

Bagaiamanapun, pria Spanyol ini tak bisa ‘disalahkan’ atas kebijakan tersebut, karena target yang diberikan manajemen City adalah gelar juara Premier League dan Liga Champions.

Pengalamannya sebagai juara di Spanyol dan Jerman tentu ikut mendongkrak nilai gaji yang diterimanya sebagai manajer, belum lagi suguhan permainan menghibur yang kerap dijadikan senjata andalan oleh tim-tim yang dibesutnya. 

Jika bisa meraih gelar juara bersama City, pelesetan ‘Emptyhad’ yang merujuk pada banyaknya bangku kosong di Etihad Stadium setiap City bermain di sana mungkin akan segera sirna dan dilupakan banyak orang.


3. Jose Mourinho (Manchester United, £15 juta/tahun)

Pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Sepertinya Jose Mourinho tidak cuma menerima gaji dari pekerjaannya sebagai manajer saja. Pria Portugal ini bisa dikatakan ikut ‘menghidupi’ para pembuat berita dan penulis sepakbola. 

Ucapannya, taktiknya yang sering menimbulkan pro kontra, gesturnya, semua laris dijadikan berita. 

Terakhir, seorang jurnalis menanyakan kepada dirinya apa arti gestur ‘sussshhh’ setelah timnya berhasil membungkam Tottenham Hotspur akhir pekan lalu, seakan-akan ada orang di bumi ini yang menganggap gestur itu tidak bermakna ‘Diam!’.

Mourinho memang bukan sosok yang paling menyenangkan dalam sejarah sepakbola. Untuk beberapa orang dia adalah penjahat karena merusak sepakbola, sosok yang tergila-gila dengan kejayaan dan kebanggaan pribadinya, dan untuk sebagian lainnya, terutama para pemain yang dikenal sebagai loyalisnya, ayah dua anak ini adalah juru selamat. 

Jadi, ganjaran £15 juta per tahun itu bukan semata karena dia adalah manajer yang sudah malang melintang meraih gelar di empat negara, tapi juga untuk keberhasilannya menempatkan klub yang dilatihnya tetap menarik perhatian begitu banyak orang yang bisa berimbas pada pemberitaan dan pemasukan pendapatan tak henti-henti.

Jose MourinhoPep GuardiolaMarcello Lippi

Berita Terkini