x

4 Kesalahan Conte saat Mencari Pengganti Matic

Minggu, 5 November 2017 16:21 WIB
Editor: Agus Dwi Witono
Antonio Conte perintahkan David Zappacosta untuk membawa kertas kepada Cesc Fabregas.

Kepergian Nemanja Matic ke Manchester United pada awal musim ini memang memberi sebuah kerugian bagi Chelsea. Pasalnya, Matic adalah kunci dari lini tengah The Blues dalam beberapa musim terakhir. Baik saat masih ditangani Jose Mourinho maupun ketika beralih ke Antonio Conte.

Fakta menunjukkan, kombinasi Matic bersama N'Golo Kante musim lalu menjadi kunci sukses Chelsea meraih rekor 30 kemenangan di Liga Primer Inggris. Termasuk saat meraih 13 kemenangan beruntun dan meraih 10 clean sheets.

Ironisnya, hingga saat ini tak ada pemain yang mampu menggantikan peran yang ditinggal Matic. Mayoritas gelandang yang dimiliki The Blues musim ini punya kecenderungan menyerang yang kuat dibanding bertahan, seperti halnya Matic.

Conte bukannya tidak berusaha menambal kekosongan yang muncul sepeninggal Matic. Tapi, dia justru lebih banyak melakukan kesalahan dibanding perbaikan. Tak heran jika lini tengah Chelsea musim ini seperti sulit tampil solid dan gagal menjadi inti dari permainan The Blues.

Apa saja yang menjadi kesalahan Conte ketika berusaha mencari solusi dari kepergian Matic? Berikut INDOSPORT berikan ulasannya untuk Anda.

Baca Juga

1. Merekrut Bakayoko yang Tengah Cedera

Tiemoue Bakayoko, gelandang bertahan Chelsea.

Saat Tiemoue Bakayoko datang ke Stamford Bridge, fans Chelsea sempat yakin jika dia bisa menggantikan peran Nemanja Matic. Keyakinan itu muncul karena usia Bakayoko yang lebih muda 6 tahun dari Matic dan berpengalaman menjuarai Ligue 1 bersama Monaco.

Masalahnya, Bakayoko didatangkan dalam kondisi baru selesai menjalani operasi lutut. Sehingga dia tak bisa ikut menjalani pramusim bersama The Blues. Saat menjalani debut di laga kontra Tottenham, kondisi Bakayoko pun belum sepenuhnya fit.

Kondisi fisik yang belum fit membuat Bakayoko tidak bisa cepat beradaptasi. Terlebih, dia justru banyak bermain ke belakang, bukan membantu serangan seperti yang biasa dia lakukan saat masih berkostum Monaco.

Baca Juga

2. Memainkan David Luiz sebagai Gelandang

Bek andalan Chelsea, David Luiz.

Salah satu solusi yang dilakukan Antonio Conte saat kehilangan Nemanja Matic adalah dengan memainkan David Luiz sebagai gelandang. Naluri bertahan sebagai seorang bek yang membuat Conte berani memajukan Daivd Luiz menjadi kekuatan di lini tengah.

David Luiz mengaku diinstruksikan untuk lebih banyak bergerak di lini tengah. Dan ini diterjemahkan oleh David Luiz dengan banyak membantu serangan. Padahal tugas yang seharusnya dijalani adalah membantu pertahanan.

Alhasil, David Luiz pun lebih banyak memberi "pekerjaan" kepada Cesc Fabregas dan Bakayoko untuk berjibaku menahan serangan lawan. Kalaupun ikut membantu pertahanan The Blues, Luiz justru hanya menghasilkan lebih banyak pelanggaran yang tidak efektif.

Baca Juga

3. Menurunkan 5 Gelandang Sekaligus

Dua pemain Chelsea, Tiemoue Bakayoko (kiri) dan David Luiz merasa kecewa saat timnya kebobolan untuk kedua kalinya.

Saat masih diperkuat Nemanja Matic musim lalu, Antonio Conte memang kerap memainkan 5 gelandang. Formasi ini cukup solid karena didukung kemampuan spesial dari Matic. Namun, Conte ternyata masih menggunakan strategi ini meski tidak ada pemain sekelas Matic di skuatnya musim ini.

Secara teori, menurunkan 5 gelandang sekaligus bisa membuat lawan kesulitan membangun serangan. Faktanya, gelandang yang dipasang kerap kerepotan saat menghadapi pemain yang cepat dan kuat.

Memang, Chelsea masih memiliki Kante yang cukup kuat dalam bertahan. Tapi posturnya tidak sekokoh Matic untuk bisa memenangi duel-duel udara. Selain itu, Kante pun kerap dilewati saat lawan melakukan duel sprint dengan dirinya.

Baca Juga

4. Formasi Lini Belakang yang Belum Tetap

Wakil kapten Chelsea, Cesar Azpilicueta terlihat kesal karena kurang kompaknya lini pertahanan timnya.

Antonio Conte lebih sering menggunakan formasi tiga bek. Sepanjang 17 laga yang telah dilakoni dalam berbagai kompetisi musim ini, Conte seperti tidak punya keteguhan dalam menetapkan formasi dan strategi di lini belakang.

Dalam 17 laga tersebut Conte telah menurunkan 9 nama pemain dalam formasi tiga bek. Posisi yang kerap bergantian dimainkan pemain berbeda adalah wing-back kanan.

Perubahan komposisi pemain yang dilakukan Conte di tengah pertandingan pun seperti membuat pemain yang dimasukkan terlihat kebingungan. Contoh paling gres adalah saat tiga bek Chelsea (Azpilicueta, Luiz, Rudiger) bergerak sama-sama untuk menahan manuver striker AS Roma, Edin Dzeko, di laga Liga Champions pekan lalu. Pergerakan ketiga pemain tersebut justru membuat banyak ruang terbuka di lini pertahanan mereka.

Baca Juga
Manchester UnitedChelseaAntonio ConteLiga Primer InggrisLiga Inggris

Berita Terkini