x

4 Kejadian Paling Mencuri Perhatian dan Membekas di Liga 1 Musim Ini

Senin, 13 November 2017 13:21 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
Skuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017.

Dengan segala drama dan kontroversi yang terjadi selama satu musim, Bhayangkara FC akhirnya memastikan gelar juara Liga 1. Klub yang belum genap berdiri selama satu tahun itu berhak merengkuh trofi Liga 1 dengan torehan 68 poin, unggul atas head to head dari peringkat dua, Bali United.

Di luar urusan gelar juara, beberapa drama dan kontroversi yang terjadi sepanjang musim Liga 1 juga menyedot banyak perhatian. Maklum saja, Liga 1 merupakan kompetisi resmi pertama yang dihelat PSSI setelah disanksi FIFA.

Baca Juga

Bagi pencinta sepakbola Tanah Air yang setia mengikuti Liga 1 tentunya tak asing lagi dengan berbagai kejadian yang tak terduga hingga penutupan musim. Bahkan keluarnya Bhayangkara FC sebagai juara pun masih menyisakan sedikit kontroversi.

Skuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017.

Selain kontroversi, hadir pula cerita sedih yang mewarnai ajang Liga 1 yang menimbulkan duka untuk para pencinta sepakbola Tanah Air. Meninggalnya kiper veteran Persela, Choirul Huda, menjadi salah satu momen yang tak akan terlupakan.

Sebelum menyambut musim baru Liga Indonesia tahun depan, INDOSPORT akan merangkum beberapa kejadian yang tak akan terlupakan di ajang Liga 1. Berikut empat kejadian tak terduga yang mewarnai ajang Liga 1 musim ini yang telah resmi berkahir.

Choirul Huda Tampak Belakang

1. Klub Bersatu untuk Mogok

Gede Widiade (kedua dari kanan).

Menjelang berakhirnya kompetisi, 15 peserta Gojek Traveloka Liga berkumpul untuk melakukan evaluasi. Ada beberapa hal yang diputuskan dalam rapat tersebut.

15 klub tersebut adalah Arema FC, Barito Putera, Bhayangkara FC, Madura United, Mitra Kukar, Persegres Gresik United, Persela Lamongan, Perseru Serui, Persiba Balikpapan, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, PSM Makassar, Borneo FC, Semen Padang dan Sriwijaya FC. Sejumlah klub tersebut mengadakan konferensi pers di Blooming, FX Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (04/10/17).

Kelima belas klub tersebut mengaku tak puas dengan kinerja operator Liga 1, yakni PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang dianggap tak transparan. Kelima belas klub menuntut perbaikan menyeluruh untuk tiga aspek, yakni bisnis, legal, dam teknis. 

"Mempertegas bahwa kami sudah mengundang PT LIB untuk diskusi, tapi niat tidak ditanggapi. Bertolak dari harapan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi dan Presiden Joko Widodo, adanya tata kelola sepakbola Indonesia lebih baik. Kami berpijak. Masa dalam 14 hari, ini implikasi, hal terpenting dari kami adalah perjanjian dua pihak, klub dan PT LIB. Berhenti kompetisi sementara dalam 14 hari bila PT LIB tidak mengembalikkan perjanjian," ucap Media Officer Persipura, Bento Madubun mewakili 15 tim.

Namun aksi tersebut akhirnya tidak ditindaklanjuti karena kelima belas klub tetap mengikuti kompetisi Liga 1 hingga resmi berakhir.


2. Choirul Huda Meninggal

Choirul Huda Tampak Belakang

Kiper veteran sekaligus kapten Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah mengalami benturan keras dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues di pertandingan menghadapi Semen Padang di lanjutan Liga 1 pada Oktober silam.

Kiper legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda, mengembuskan napas terakhirnya kala Tim Laskar Joko Tingkir meladeni Semen Padang, Minggu (15/10/17) di Stadion Surajaya, Lamongan. Pesepakbola 38 tahun itu meninggal dunia setelah berbenturan dengan rekannya, Ramon Rodrigues sore tadi.

Sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soegiri, Lamongan, nyawa Choirul Huda tidak bisa tertolong lantaran Tuhan berkendak lain.

Tragedi meninggalnya Huda meninggalkan duka mendalam untuk dunia sepakbola Indonesia. Berbagai ucapan belasungkawa bahkan tak hanya mengalir dari dalam negeri, para pemain dunia hingga FIFA turut berduka dengan keperfgian kiper yang tak pernah memperkuat klub lain selain Persela tersebut.


3. Drama Persija vs Persib

Persija Jakarta vs Persib Bandung

Tak dapat disangkal jika Persija dan Persib merupakan dua klub musuh bebuyutan yang selalu mencuri perhatian tiap kali bertemu. Berhadapan di Liga 1 untuk kali kedua, drama kembali tercipta saat Persija yang bertindak sebagai tuan rumah.

Kedua tim harus menjalani pertandingan di Stadion Manahan, Solo Jumat (03/11/17) lalu. Drama dimulai saat gol yang dicetak striker Persib, Ezechiel  Ndouassel di babak pertama dianulir wasit Shaun Evans, padahal bola jelas-jelas sudah masuk ke jala yang dikawal Andritany.

Kartu merah yang diberiakan kepada Vladimir Vujovic semakin membuat Persib gerah dan memutuskan untuk tak melanjutkan laga. Meski membantah bakal melakukan walk out (wo), namun akhirnya wasi meniup peluti panjang saat waktu pertandingan belum selesai.

Persja pun dinyatakan menang wo, 3-0, meskipun mereka juga telah unggul 1-0 atas Persib kala itu berkat gol penali yang dicetak Bruno Lopes. Dampak dari walk out tersebut, Persib pun terancam didegradasi ke Liga 2.

Persib dianggap melanggar regulasi Liga 1 Pasal 13 Ayat 1 b dan c dan hukuman degradasi pun menanti mereka.


4. Bhayangkara Juara dengan Drama

Skuat Bhayangkara FC merayakan keberhasilan menjadi juara Liga 1 2017.

Bhayangkara FC akhirnya memenangakan pertarungan sengit di akhir kompetisi melawan Bali United. The Guardian, julukan Bhayangkara FC, ditasbihkan sebagai juara Liga 1 meraih 68 poin, meskipun pada laga terakhirnya, Ilija Spasojevic dan kawan-kawan harus menyerah 1-2 dari Persija Jakarta.

Gelar juara Bhayangkara FC tersebut memunculkan reaksi keras karena PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator Liga 1 dianggap ‘memuluskan’ jalang armada asuhan Simon McMenemy.

Anggapan itu muncul semenjak Komisi Disiplin PSSI (Komdis PSSI) memenangbkan Bhayangkara FC di pertandingan melawan Mitra Kukar. Bhayangkara diputuskan menang atas Mitra Kukar secara walk out karena Tim Naga Mekes, julukan Mitra Kukar, dianggap menurunkan pemain illegal.

Mitra Kukar diketahui menurunkan marquee player mereka Mohamed Sissoko yang sebenarnya sedang dihukum tak boleh bermain karena diganjar kartu merah. Kemenangan Bhayangkara memupus harapan Bali unoited untuk menikung Bhayangkara FC di perebuan gelar juara.

Hal tersbeut dikarenakan kaga terakhir menghadapi Persija tak akan memberikan dampak apapun bagi Bhayangkara yang sudah mengoleksi 68 poin. Kemenangan Bali United atas Persegres Gresik tak membantu karena meski sama-sama meraih 68 poin, The Guardian unggul head to head atas Tim Serdadu Tridatu.

Persija JakartaChoirul HudaLiga IndonesiaBhayangkara FCLiga 1

Berita Terkini