x

Dari yang Lucu hingga Kriminal, Ini 4 Kasus Unik Sepanjang Sejarah Bursa Transfer Liga Indonesia

Selasa, 14 November 2017 15:15 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti | Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
Caption

Akan selalu ada drama yang mewarnai ketika terbukanya jendela transfer. Momen-momen transfer tersebut terkadang dibalut cerita lucu hingga menjadi kasus yang cukup serius.

Drama dalam bursa transfer sepakbola tak hanya terjadi di Eropa maupun liga-liga di negara lainnya. Ternyata Indonesia juga menyimpan ceritanya sendiri soal perjalanan bursa tranfer di liga tanah air. 

Baca Juga

Tercatat sejumlah hal-hal kecil menjadikan bursa transfer pemain di Liga Indonesia menjadi unik dan menyisakan kisah tersendiri di ingatan para pecinta sepak bola tanah air. 

Sejumlah kasus yang mewarnai bursa transfer di Indonesia menyimpan kisah yang mengelikan, bahkan ada yang berujung hingga ke jalur hukum. 

Berikut INDOSPORT berhasil merangkum empat kasus unik yang tercatat dalam sepanjang sejarah bursa transfer pemain di liga sepakbola Indonesia:


1. Dapat 186 Juta dari Persija, Lalu Kabur

Bekas pemain Persija, Agu Casmir

Ia adalah Agu Casmir yang sempat menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Pasalnya, ia menjadi salah tersangka yang membawa kabur uang sebesar 186 juta rupiah. 

Uang sebesar 186 juta rupiah itu sendiri ia terima sebagai pembayaran uang muka dari Persija Jakarta pada 2006 lalu. Ketika rumput stadion Lebak Bulus tak lagi layak digunakan, ia memilih untuk kabur ke Rusia.

Terhitung sebagai tindak penimpuan, PSSI pun geram dan menahan dokumen transfer Agu yaitu International Transfer Certificate (ITC). Namun masalah tersebut akhirnya mereda usai Agu mengembalikan uang tersebut.

Tak hanya terjadi di Indonesia, rupanya Agu juga memiliki masalah yang serupa ketika membela timnas Singapura. Pemain yang sempat bermain untuk Woodlands Wllington tersebut mendapat hukuman larangan tampil setahun bersama timnasnya. 


2. Lebih Baik Tak Transfer Daripada Dibayar Rp100,-

Empat pemain Primavera Baretti Supriyono (kiri), Alex Pulalo (kedua dari kiri), Imran nahumarury (kedua dari kanan) dan Indrianto Nugroho (kanan).

Hal itu rupanya menjadi momen paling terkenang bagi pemain yang dulu sempat dibina oleh Arseto Solo, Indrianto Nugroho. Kala itu, ia sendiri baru saja pulang dari Italia usai menjalani program PSSI Primavera. 

Suatu hari, PSSI mengeluakan sebuah keputusan dimana semua pemain bekas Primavera akan dilepas oleh klub yang berani memberika tawaran dengan nilai paling tinggi. Pada media, Indrianto sendiri pernah mengakui bahwa dirinya merasa tak dibesarkan oleh Arseto. 

Tentu saja hal tersebut membuat geram pemilik Arseto, yang merupakan bagian dari keluarga Soeharto. Indrianto sendiri kala itu ikut berlatih dengan Pelita Jaya. Pernyataan tersebut rupanya membuat panas hubungan antara Arseto dengan Pelita Jaya. 

PSSI akhirnya mempertemukan kedua klub tersebut untuk meredakan konflik. Kegeraman Arseto pun memuncak usai Pelita Jaya akhirnya sepakat untuk membeli Indrianto. Arseto sendiri akhirnya menjual Indrianto dengan harga Rp100,-

Pelita Jaya pun akhirnya membayar sesuai harga yang diajukan oleh Arseto. Sejak saat itu, Indrianto bahkan disebut-sebut sebagai 'mister Rp100,-'. Dirinya bahkan mengungkapkan bahwa lebih baik ia bebas transfer daripada hanya dihargai Rp100,-.


3. Tanah dan Mobil Jadi Bayaran Pelatih

Pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah.

Bekas pemain nasional yang kemudia menjadi pelatih, Bambanng Nurdiansyah sempat terkenal namanya usai menerima tawaran menjadi pelatih sebuah klub pada September 2008 lalu.

Uniknya tawaran menjadi pelatih itu dibayar dengan sebidang tanah dan sebuah mobil. Banur, panggilan akrabnya itu, memang diharapkan oleh Manajer PSIS, Yoyok Sukawi untuk melatih Mahesa Jenar. 

Rupanya dengan bayaran tersebut tak membuat Bambang menolak. Ia sendiri yang sebelumnya bersama dengan Arema sama sekali tak mempermasalahkan jumlah lebih kecil yang ditawarkan oleh PSIS sendiri. 

Banur sendiri memang hanya ingin membantu PSIS. Dan pembayaran yang pantas saja serta hubungan baiknya dengan Yoyok membuat tawaran pekerjaan dengan bayaran tersebut berjalan dengan lancar.


4. Regulasi Marquee Player, Buntut Bursa Transfer Panas

Caption

Bursa transfer terpanas dalam persepakbolaan Indonesia cukup membuat kita sedikit bangga dengan perkembangan sepakbola tanah air. 

Liga Indonesia kini sudah mulai masuk lebih jauh kedalam Industri Sepakbola dimana selain prestasi yang dituju tapi juga keuntungan bisnis yang lebih besar.

Salah satunya, Persib Bandung mendatangkan pemain sekelas dunia seperti Michael Essien dan Carlton Cole, eks pemain Chelsea di Liga Inggris. Uang hingga belasan Miliar rela dikeluarkan demi mendatangkan sang bintang.

Akhirnya, PSSI mengeluarkan regulasi unik dimusim ini yakni tambahan Marquee Player atau pemain bintang. regulasi pemain asing menjadi 2+1+1. akhirnya banyak klub memaksa berlomba menghadirkan pemain bintang kelas dunia.

Bursa TransferPersib BandungPersija JakartaLiga IndonesiaLiga 1

Berita Terkini