x

3 Faktor yang Harus Dibenahi Persib agar Keluar dari Keterpurukan

Rabu, 15 November 2017 15:55 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
Tiga faktor Persib Bandung yang harus dibenahi, salah satunya Manajer Persib, Umuh Muchtar.

Di awal musim, Persib Bandung menjadi salah satu klub yang digadang-gadang bakal menjadi juara Liga  1. Materi pemain bintang hingga dukungan penuh banyak sponsor semakin menegaskan citra Persib sebagai klub mapan dan besar di Tanah Air.

Namun kenyataannya, Persib justru tak mampu tampil seperti harapan banyak pihak, terutama para pendukung setianya. Persib di akhir musim hanya mampu finis di peringkat 10 klasemen, jauh dari ekspektasi awal keluar sebagai juara.

Baca Juga

Kehadiran pemain bintang, seperti mantan pemain Chelsea, Michael Essien, nyatanya tak mampu menjadi jaminan Persib akan bersinar. Bahkan dalam beberapa laga Persib kesulitan meraih kemenangan, di pertandingan penutup mereka pun harus menyerah di tangan Perseru Serui 0-2.

Skuat Persib Bandung.

Hal tersebut memicu emosi para Bobotoh, pendukung setia Maung Bandung yang bahkan sempat menimpuki bus yang ditumpangi penggawa dan official Persib. Lantas bagaimana kans Persib untuk menjadi juara di musim depan?

Jika kehadiran pemain bintang tak mampu mendongkrak penampilan Pangeran Biru, maka beberapa faktor tentu harus menjadi evaluasi tim manajemen Persib. Skuat yang disebut-sebut menakutkan ternyata melempem musim ini di Liga 1.

Berikut INDOSPORT merangkum beberapa faktor yang harus diperbaiki Persib musim depan jika mereka ingin keluar sebagai juara.


1. Pelatih

Persib usai pertandingan

Lain halnya dengan jor-joran mendatangkan pemain bintang macam Michael Essien, Persib justru kesulitan menemukan sosok pelatih yang cocok. Maung Bandung memang memiliki pemain bintang, namun tak ada sosok pelatih yang mampu meracik strategi jitu.

Di Liga 1, drama pelatih Persib terjadi mulai dari dorongan Bobotoh untuk memecat Djajang Nurdjaman hingga ia akhirnya benar-benar mundur dari jabatannya. Sepeninggal Djanur, sapaan akrab Djajang Nurdjaman Persib menunjuk sosok Emral sebagai pengganti, namun tak juga mampu mendongkrak penampilan Atep dkk.

Namun Emral yang ditunjuk sebagai pelatih utama justru tak selalu mendampingi anak asuhnya dalam tiap pertandingan Liga 1. Sosok asisten pelatih, Herrie Setiawan, lebih sering mendampingi skuat Maung Bandung.

Pergantian pelatih tampaknya belum berdampak signifikan karena Persib justru tampil melempem bahkan pernah tak meraih kemenangan dalam 8 pertandingan berturut-turut. Jika ingin merebut gelar juara musim depan, manajemen Persib tentunya harus menunjuk sosok pelatih yang berkualitas.

Beberapa nama telah masuk dalam daftar calon pelatih Persib, mulai dari Rahmad Darmawan hingga Dejan Antonic. Namun keduanya akhirnya menarik diri sebagai kandidat juru racik Pangeran biru.


2. Hilangkan Intervensi Manajer

Manajer Persib, Umuh Muchtar.

Berbeda dengan liga-liga Eropa di mana sosok pelatih dan manajer dipegang oleh satu orang, di Liga Indonesia hal tersebut tidak berlaku. Adanya dua sosok pemimpin untuk skuat Persib Bandung tentunya menjadi kerugian tersendiri karena urusan teknis tim menjadi terganggu.

Di Persib, sosok Umuh Muchtar selalu menjadi sorotan banyak pihak. Pria yang akrab disapa Wak Haji itu memang seolah memegang peran sentral di kubu Maung Bandung, layaknya pelatih ia bahkan selalu hadir di bench pemain.

Intervensi Umuh nyuatanya lebih banyak menimbulkan efek negative ketimbang positif. Terakhir kali, persib nyaris terancam degradasi karena dianggap walk out di pertandingan mengadapi Persija di Liga 1 beberapa waktu lalu.

Umuh disebut-sebut menjadi sosok yang mengumpulkan permain Persib dan meminta mereka untuk melakukan walk out sebagai aksi protes terhadap kepemimpinan wasit Shaun Evans. Akibat hal itu, Umuh pun diganjar hukuman oleh PSSI.

Umuh Muchtar, dihukum 6 bulan larangan aktif dari sepakbola Indonesa. Sidang Komisi Disiplin (Komdis) ke-26 memutuskan sanksi itu. Umuh dianggap mengajak pemain Maung Bandung, julukan Persib, untuk tidak melanjutkan pertandingan. Alhasil, Persib dianggap mogok bertanding pada partai itu.

Selain dihukum selama enam bulan, Umuh juga mendapat sanksi denda. Nominalnya mencapai Rp50 juta.


3. Introspeksi Suporter

Bobotoh

Bobotoh sebagai pendukung setia Persib memang merupakan bagian penting dari tim dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Maung Bandung. Tanpa kehadiran dan dukungan Bobotoh, Persib tentunya bukan apa-apa.

Sebagai salah satu basis suporer terbesar di Indonesia, Bobotoh tentunya menedatangkan dampak positif dan negatif bagi Persib Bandung. Namun, terkadang arogansi bobotoh justru menjadi kerugian tersendiri bagi tim Pangeran Biru.

Masih ingat kejadian di laga Persib vs Persija di Liga 1 pada Juli 2017 silam? Salah satu bobotoh, Ricko Andrean Maulana dikeroyok hingga tewas oleh oknum bobotoh lainnya. Disangka sebagai anggota The Jakmania, Ricko harus meregang nyawa karena pengeroyokan pendukung Persib lainnya.

Rivalitas Bobotoh dan The Jakmania memang telah mendarah daging, namun lenyapnya nyawa sebagai tumbal dari persaingan tersebut tentunya tak setimpal. Bonotoh semestinya mampu menjadi contoh atau teladan bagi kelompok supporter lainnya dengan menyebarkan kebaikan dan perdamaian.

Bukan hanya itu, Bobotoh juga harus dewasa melihat kondisi tim kesayangannya. Tak hanya mendukung saat timnya tengah gemilang, supporter sejati tentunya harus setia memberikan dukungan saat timnya tengah terpuruk.

Aksi pelemparan yang dilakukan oknum Bobootoh terhadap bus yang ditumpangi pemain dan official Persib usai menelan kekalahan atas Perseru tentuntya tidak bias dibenarkan. Sebagai supporter, mereka semestinya memberikan kritikan yang membangun untuk tim bukan dengan melakukan tindakan anarkis sebagai pelampiasan kekecewaan.

Persib BandungUmuh MuchtarLiga IndonesiaLiga 1